Produksi Kentang GAMBARAN UMUM INDUSTRI KENTANG NASIONAL
38
Tabel 1. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kentang Berdasarkan Provinsi di Indonesia Tahun 2009-2010
Provinsi Tahun 2009
Tahun 2010 Luas
Panen ton
Produksi ton
Produktivitas tonha
Luas Panen
ton Produksi
ton Produktivitas
tonha Sumut
8,013 129,587
16,17 7,972
126,203 15,83
Jambi 5,296
94,368 17.82
4,860 84,794
17.45
Jabar 94,368
320,542 20,89
13,553 275,101
20,3
Jateng
18,655 288,654
15,47 17,499
265,123 15,15
Jatim 9,529
125,886 13,21
8,561 115,423
13,48
Sulut 8,740
142,109 16,26
8,555 126,210
14,75 Sumber : Badan Pusat Statistik 2011
Usaha budidaya kentang di Indonesia dilakukan berdasarkan pada musim tanam, dimana per tahun maksimal terdapat 3 musim tanam dengan asumsi lahan
yang digunakan sebelumnya tidak ditanami kentang atau tanaman sejenisnya. Satu musim tanam kentang berlangsung selama 4 bulan atau sekitar 150 hari.
Penanaman kentang perlu waktu 90 - 100 hari sampai panen, sementara itu padi baru selesai panen setelah 120 - 140 hari. Penanaman kentang juga memerlukan
air dan lahan yang lebih sedikit dibanding padi. Per satuan luas dan per unit waktu, kentang menghasilkan bahan makananpangan yang lebih banyak
dibanding padi. Komparasi dengan bahan pangan utama ini menunjukkan bahwa kentang memiliki potensi dan prospek yang baik untuk mendukung program
diversifikasi dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan. Beberapa kendala yang menyebabkan kurang berhasilnya budidaya
kentang adalah rendahnya kualitas bibit kentang yang digunakan dan teknologi bercocok tanam yang kurang baik. Permasalahan kualitas bibit disebabkan oleh
kesulitan memperoleh bibit yang bebas virus. Pemupukan dan pengendalian hama
39
dan penyakit yang kurang intensif serta tingginya biaya produksi, terutama untuk bibit, juga menjdai kendala dalam usaha budidaya kentang.
Diperlukan upaya produksi sesuai dengan norma budidaya yang baik dan benar untuk menghasilkan kentang berkualitas dengan produktivitas yang optimal.
Oleh sebab itu, pelaksanaan prosedur operasional standar POS harus konsisten dan terdokumentasi dengan baik oleh setiap pelaku usaha. Pelaksanaa prosedur
operasional standar dengan baik dapat menghasilkan produktivitas lebih dari 20 tonhektar tergantung varietas kentang, dengan tingkat kehilangan hasil lebih
kecil 10 dan kualitas umbi sesuai standar pasar yang mencapai 90. Untuk dapat melaksanakan prosedur operasional standar tersebut diperlukan fasilitas dan
peralatan produksi yang sesuai aktivitasnya.