43
2011. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik BPS, tahun 1990 ekspor kentang Indonesia mencapai 69.353 ton. Negara tujuan ekspor meliputi Malaysia,
Singapura, dan Taiwan. Setelah ASEAN-China Free Trade Agreement ACFTA diberlakukan tahun 2005, ekspor kentang terus menurun. Tahun 2007 ekspor
kentang turun menjadi 43.477 ton. Penurunan ekspor kentang diikuti dengan kebijakan impor. Tahun 2007 impor kentang Indonesia tercatat 43.872 ton,
sementara tahun 2001 angka impor kentang Indonesia baru 10.072 ton Kompas, 2011.
1
Lonjakan impor kentang dari China merupakan imbas dari ACFTA. Komoditas pertanian China terus membanjiri pasar domestik sehingga petani
tidak pernah mendapatkan harga yang layak. Produk kentang impor membuat harga petani kentang domestik berdampak buruk dengan harga yang jatuh karena
harga kentang impor menawarkan harga yang lebih murah dari pada harga kentang petani lokal
Kebijakan impor kentang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi stabilitas harga kentang di pasar domestik yang disebabkan oleh
harga kentang impor yang relatif lebih murah. Jumlah kentang impor yang masuk ke Indonesia terus bertambah dan memiliki adanya ketergantungan terhadap
impor dibandingkan dengan produksi, maka jumlah volume kentang impor tersebut dapat berpengaruh terhadap produksi kentang lokal. Banjirnya produk
kentang impor dengan harga yang relatif rendah menyebabkan banyak petani yang mengalami kerugian pada usaha tani kentang. Permintaan konsumen untuk harga
yang lebih rendah, dikhawatirkan harga kentang impor telah menguasai pasar
kentang di Indonesia.
1
“Kentang.Pun.Korban.ACFTA”, Diunduh tanggal 15 juli 2013 pukul 20:15 WIB http:bisniskeuangan.kompas.com
44
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Sistem Dasar Rantai Pasok Kentang dan Permasalahan pada Agribisnis
Kentang
Sistem industri kentang nasional terdiri dari beberapa sub-sistem, antara lain sub sistem produsen, pemasok dan konsumen. Masing-masing sub-sistem
terdiri dari unsur-unsur atau elemen-elemen yang lebih spesifik dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan waktu, sehingga sistem industri kentang nasional
bersifat dinamis. Sistem industri kentang nasional juga lintas sektoral karena meliputi berbagai institusi yang terkait, seperti sub sistem konsumsi kentang
terkait dengan masalah kependudukan dan pendapatan masyarakat sedangkan sub- sistem pasokan terkait dengan masalah luas lahan dan budidaya pertanian
5.1.1 Sistem Dasar Rantai Pasok Kentang
Neraca ketersediaan kentang nasional dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu produksi, konsumsi dan pasokan carry over. Hubungan ketiga faktor
tersebut akan menentukan kondisi neraca ketersediaan kentang yakni surplus atau defisit. Neraca ketersediaan kentang mengalami surplus apabila jumlah produksi
kentang pada tahun berjalan lebih besar daripada kebutuhan konsumsi kentang segera dan cadangan konsumsi untuk tahun berikutnya, sedangkan defisit adalah
kondisi sebaliknya. Penyediaan suatu komoditas dipasok dari produksi domestiknya ditambah impor dan dikurangi besarnya ekspor serta perubahan stok
yang ada. Komponen penyediaan penggunaan kentang antara lain untuk bibit dan diolah sebagai bahan makanan. Besaran yang siap tersedia sebagai bahan
makanan dibagi dengan jumlah penduduk menjadi ketersediaan per kapita dalam
45
setahun. Cadangan konsumsi kentang merupakan stok kentang berupa penyisihan produksi dan penyimpanan kentang yang berfungsi sebagai cadangan untuk
keperluan konsumsi. Cadangan kentang pada dasarnya menjadi beban pemerintah menyangkut biaya pengadaan, penyimpanan, penyusutan dan distribusi.
Pasokan kentang nasional sangat tergantung pada luas panen tanaman kentang, sedangkan luas panen kentang tergantung pada luas tanam kentang oleh
petani sebagai pemasok. Tingkat produksi kentang sangat dipengaruhi oleh kualitas bibit kentang yang dipakai. Tanaman kentang merupakan tanaman yang
sangat sensitif terhadap kecukupan unsur hara dalam proses pertumbuhan dan pembuahannya, disisi lain penambahan luas lahan akan memperbesar kebutuhan
akan pupuk, dan karena keterbatasan kemampuan petani menyediakan pupuk sesuai dengan anjuran. Pemakaian pestisida yang berlebihan dapat menyebabkan
hama menjadi resisten terhadap pestisida. Luas lahan kentang terus mengalami peningkatan dari tahun 2007 seluas
62.375 Ha menjadi 64.518 Ha pada 2012 dengan produktivitas rata-rata 16 ton per hektar. Produksi kentang tahun 2007 sebesar 1,003 juta ton menjadi 1,068 juta ton
pada tahun 2012. Produksi kentang nasional tertinggi dalam kurun waktu enam tahun kebelakang terjadi pada tahun 2009 dengan jumlah produksi sebesar 1,176
juta ton, sedangkan produksi kentang terendah terjadi pada tahun 2011 dengan jumlah produksi sebesar 955,4 ribu ton. Produksi kentang nasional masih belum
mencukupi kebutuhan kentang dalam negeri, sehingga pemerintah mengambil kebijakan impor kentang. Jumlah impor kentang selama kurun waktu enam tahun
terakhir mengalami peningkatan, dari 5.559 ton tahun 2007 menjadi 100.127 ton