Hasil Posttest Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelas Eksperimen

memperoleh nilai di atas rata-rata. Sedangkan nilai keruncingankurtosis yaitu - 0,116 kurang dari 0,263 maka model kurva adalah datar platikurtis data tidak terlalu mengelompok.

2. Hasil Posttest Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelas Kontrol

Data hasil posttest yang diberikan kepada kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa, data hasil tes kemampuan koneksi matematik kelas kontrol disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif Posttest Kelas Kontrol Statistik Kelompok Eksperimen Banyak sampel 30 Nilai terendah 43 Nilai tertinggi 86 Mean 61,5 Lower bound 58 Upper bound 65 Varians 107,08 Simpangan Baku 10,35 Median 61 KemiringanSkewness 0,358 KetajamanKurtosis 0,047 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai terendah hasil posttest kelas kontrol yaitu 43 sedangkan nilai tertinggi yaitu 86. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata tes kemampuan koneksi matematik siswa kelas kontrol sebesar 61,5. Nilai lower bound dan upper bound menunjukkan dinamika nilai rata-rata apabila sampel diperbanyak. Upper bound menunjukkan batas atas nilai rata-rata yang akan diperoleh jika sampel diperbanyak, sedangkan lower bound menunjukkan batas bawah nilai rata-rata. Terlihat selisih nilai rata-rata hasil penelitian tidak terlalu jauh dari nilai estimasi rata-rata sesungguhnya. Hal ini menunjukkan rata-rata yang diperoleh dapat dikatakan mewakili dengan baik nilai rata-rata populasi yang ingin diketahui. Skor varians sebesar 107,08, simpangan baku sebesar 10,35 dan median sebesar 61. Nilai kemiringan positiflandai kanan yaitu 0,358 dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di bawah nilai rata- rata. Nilai keruncingankurtosis yaitu 0,047 kurang dari 0,263 maka model kurva adalah datar platikurtis data tidak terlalu mengelompok. Berdasarkan nilai KKM yang ditetapkan di SMP Negeri 2 Tangerang Selatan yaitu sebesar 67 untuk mata pelajaran matematika, maka sebanyak 10 siswa kelompok kontrol mendapat nilai diatas KKM. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 20 siswa. Lampiran 23. Secara visual penyebaran data kemampuan koneksi matematik kelas kontrol pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dapat dilihat pada histogram gambar 4.2. Gambar 4.2 Grafik Sebaran Data Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelas Kontrol 2 4 6 8 10 12 Fr e ku e n si 42,5 58,5 74,5 50,5 90,5 82,5 66,5 Dari gambar 4.2 terlihat bahwa dengan melihat nilai kemiringan positiflandai kanan yaitu 0,358 pada tabel 4.2, artinya kurva di atas memiliki model positif yaitu ekor memanjang ke kanan. Hal ini menggambarkan bahwa data menyebar pada nilai-nilai di bawah rata-rata. Sehingga siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata lebih banyak dibanding siswa yang memperoleh nilai di atas rata- rata. Sedangkan nilai keruncingankurtosis yaitu 0,047 kurang dari 0,263 maka model kurva adalah datar platikurtis data tidak terlalu mengelompok.

3. Perbandingan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelas

Eksperimen dengan Kelas Kontrol Berdasarkan hasil pemaparan dapat kita lihat adanya perbedaan hasil posttest kemampuan koneksi matematik siswa baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Selanjutnya hasil penelitian akan ditinjau secara khusus dengan melihat dua kelas yang dijadikan sampel yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada tabel 4.1 dapat dilihat siswa kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata kemampuan koneksi matematik sebesar 68 dengan simpangan baku 12,92. Pada Tabel 4.2 dapat dilihat siswa kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata kemampuan koneksi matematik sebesar 61,5 dengan simpangan baku 10,35. Hal ini menunjukan bahwa nilai siswa pada kelas eksperimen lebih bervariasi dari nilai siswa kelas kontrol. Dari segi nilai yang diperoleh siswa kelas eksperimen memperoleh hasil yang lebih tinggi dibandingkan siswa kelas kontrol dengan selisih nilai rata-rata keseluruhan sebesar 6,5. Hal ini menunjukan bahwa siswa yang belajar dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E pada kelas eksperimen cenderung memiliki nilai kemampuan koneksi matematik yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Secara visual perbandingan sebaran data antara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 4.3 : 2 4 6 8 10 12 20 40 60 80 100 Fr e ku e n si Nilai Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Sebaran Data Siswa Kelas Eksperimen dan Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan gambar 4.3, penyebaran nilai kemampuan koneksi matematik siswa pada kelompok eksperimen 68 cenderung mengumpul di atas nilai rata- rata kelompok kontrol 61,5. Pencapaian nilai maksimum siswa pada kelas kontrol 86 masih berada dibawah nilai maksimum siswa pada kelas eksperimen 98. Hal tersebut menunjukan bahwa kemampuan koneksi matematik siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kemampuan koneksi matematik siswa pada kelompok kontrol. Penelitian ini mengukur kemampuan koneksi matematik berdasarkan dua indikator yaitu koneksi antar konsep matematika dan koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari. Ditinjau dari indikator koneksi matematik tersebut, skor persentase rata-rata indikator koneksi matematik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel 4.3: