Perbandingan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelas

Gambar 4. 4 Presentase Indikator Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Keterangan : Indikator 1 : Koneksi antar konsep matematika Indikator 2 : Koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari

B. Pengujian Hipotesis

Analisis data penelitian bertujuan untuk membuktikan kebenaran dari pernyataan yang telah ditetapkan dalam hipotesis penelitian. Analisis data yang digunakan adalah pengujian hipotesis mengenai perbedaan rata-rata dua kelompok. Berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel 4.1 dan 4.2 terlihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas kontrol. Untuk mengetahui apakah perbedaan ini signifikan atau tidak, perlu dilakukan uji hipotesis. Uji yang digunakan adalah uji-t, uji-t digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu: 56 58 60 62 64 66 68 70 72 Indikator 1 Indikator 2 Kelas Eksperiment Kelas Kontrol 1. Uji Normalitas Sebelum melakukan pengolahan data lebih lanjut dilakukan pengujian prasyarat yaitu uji normalitas, uji normalitas didapat dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Berikut data hasil pengujian normalitas:

a. Uji Normalitas Hasil Posttest Kelompok Eksperimen

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kelompok Eksperimen Shapiro-Wilk Statistik df Sig. Eksperimen 0,972 30 0,782 Uji Shapiro-Wilk digunakan dengan pertimbangan jumlah objek yang akan diujikan 50. 1 Data hasil uji Shapiro-Wilk dikatakan normal jika nilai signifikansi 0,05. 2 Pada tabel 4.4 dapat dilihat nilai signifikansi untuk kemampuan koneksi matematik siswa kelas eksperimen adalah 0,782 0,05. 3 Dapat disimpulkan bahwa data ini memiliki sebaran normal. b. Uji Normalitas Hasil Posttest Kelompok Kontrol Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Kelompok Kontrol Shapiro-Wilk Statistik Df Sig. Kontrol 0,972 30 0,609 1 Richard, op. cit., h. 159 2 Ibid., h. 160 Dengan menggunakan uji yang sama kemampuan koneksi matematik siswa kelas kontrol menunjukan hasil seperti pada tabel 4.5. Dengan nilai signifikansi 0,609 0,05 menunjukan bahwa kemampuan koneksi matematik siswa kelas kontrol juga memiliki sebaran normal atau berdistribusi normal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data hasil penelitian dari kedua kelompok yang diujikan memiliki sebaran data normal. Sehingga data hasil penelitian dapat dilanjutkan ke tahap uji prasyarat analisis yang berikutnya yakni uji homogenitas data sebelum dilakukan uji hipotesis penelitian menggunakan uji- t. 2. Uji Homogenitas Setelah kedua kelas sampel pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian memiliki varians yang homogen atau tidak. Dalam penelitian ini uji homogenitas dilakukan berdasarkan uji kesamaan dua varians kedua kelas dengan menggunakan uji Fisher, dengan kriteria pengujian yaitu: Jika F hitung  F tabel maka data dari dua kelompok memiliki varians yang sama atau homogen. Hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung = 1,56 dan F tabel = 1,86 pada taraf signifikansi 05 ,   dengan derajat kebebasan pembilang 29 dan derajat kebebasan penyebut 29. Hasil dari uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Kelas Jumlah Sampel Varians s 2 F hitung F tabel α=0,05 Kesimpulan Eksperimen 30 166,93 1,56 1,86 Terima H Kontrol 30 107,08 Karena F hitung lebih kecil dari F tabel 1,56  1,86 maka H diterima, maka dapat disimpulkan bahwa data kemampuan koneksi matematik dari kedua sampel mempunyai varians yang sama atau homogen. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, sehingga untuk pengujian hipotesis dapat digunakan uji t. 3. Uji Hipotesis Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis untuk kenormalan distribusi dan kehomogenan varians kedua kelompok terpenuhi, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan koneksi matematik siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E lebih tinggi daripada siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: H :  E ≤  K H 1 :  E  K Keterangan:  E : kemampuan koneksi matematik siswa kelompok eksperimen  K : kemampuan koneksi matematik siswa kelompok kontrol Dengan taraf kepercayaan 95 atau taraf signifikan 5 . Sedangkan, kriteria pengujiannya hipotesisnya adalah:  H o diterima jika t hitung ≤ t tabel, ini berarti bahwa kemampuan koneksi matematik siswa pada kelas eksperimen tidak lebih tinggi daripada kemampuan koneksi matematik siswa pada kelas kontrol.  H o ditolak jika t hitung  t tabel, ini berarti bahwa kemampuan koneksi matematik siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kemampuan koneksi matematik siswa pada kelas kontrol. Analisis yang digunakan dalam pengujian hipotesis tersebut adalah statistik uji t, dengan kriteria pengujian yaitu t hitung ≤ t tabel maka H diterima dan H 1 ditolak. Sedangkan jika t hitung  t tabel maka H 1 diterima dan H ditolak, pada taraf kepercayaan 95 atau taraf signifikansi  = 5. Berdasarkan hasil perhitungan