1. Jika varians populasi homogen menggunakan rumus sebagai berikut
16
:
̅ ̅
√ √
dengan db = n
1
+ n
2
– 2 Keterangan:
̅
Nilai rata-rata kelas eksperimen.
̅
Nilai rata-rata kelas kontrol. Simpangan baku kelas eksperimen.
Simpangan baku kelas kontrol. Dengan taraf kepercayaan 95 atau taraf signifikan 5
. Sedangkan, kriteria pengujiannya hipotesisnya adalah:
H
o
diterima jika t
hitung
≤ t
tabel,
ini berarti bahwa kemampuan koneksi matematik siswa pada kelas eksperimen tidak lebih tinggi daripada kemampuan koneksi
matematik siswa pada kelas kontrol.
H
o
ditolak jika t
hitung
t
tabel,
ini berarti bahwa kemampuan koneksi matematik siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kemampuan koneksi
matematik siswa pada kelas kontrol.
2. Jika varians populasi heterogen menggunakan rumus sebagai berikut:
̅ ̅
√
Menentukan derajat kebebasan dk dengan rumus:
16
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010, h. 239.
3. Jika normalitas tidak terpenuhi, maka dilakukan uji non-parametrik yaitu uji Mann-Whitney dengan rumus sebagai berikut:
17
√ Dengan
∑ Keterangan:
Peringkat sampel kelas eksperimen. Jumlah sampel kelas eksperimen.
Jumlah sampel kelas kontrol
17
Kadir, op.cit., h. 275.
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 2 Tangerang Selatan. Dengan kelas VIII-1 ditetapkan sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-2 sebagai kelas
kontrol. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 siswa, 30 siswa kelas eksperimen dan 30 siswa kelas kontrol. Siswa kelas eksperimen belajar dengan
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E sementara kelas kontrol belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini
dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan dengan rincian 7 kali pertemuan untuk memberikan perlakuan dan 1 kali pertemuan untuk posttest.
Pokok bahasan yang diajarkan pada penelitian ini adalah lingkaran. Kemampuan koneksi matematik siswa dapat diukur seteleh diberikan perlakuan
yang berbeda pada kelas eksperimen dan kontrol untuk memperoleh data perbedaan kemampuan koneksi matematik. Setelah itu kedua kelas diberikan tes
akhir berupa instrumen tes kemampuan koneksi matematik yang telah melalui uji kelayakan instrumen sebelumnya.
Berikut ini akan disajikan data berupa hasil perhitungan akhir dari tes kemampuan koneksi matematik yang diberikan kepada siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol SMPN 2 Tangerang Selatan, yang dilakukan setelah proses pembelajaran.
1. Hasil Posttest Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelas Eksperimen
Data hasil posttest yang diberikan kepada kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa, data tes kemampuan koneksi matematik kelas
eksperimen disajikan dalam tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif
Posttest Kelas Eksperimen Statistik
Kelompok Eksperimen
Banyak sampel 30
Nilai terendah 46
Nilai tertinggi 98
Mean 68
Lower bound 63
Upper bound 73
Varians 166,93
Simpangan Baku 12,92
Median 68
KemiringanSkewness 0,338
KetajamanKurtosis -0,116
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai terendah hasil posttest kelas eksperimen yaitu 46 sedangkan nilai tertinggi yaitu 98. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh nilai rata-rata tes kemampuan koneksi matematik siswa kelas eksperimen sebesar 68. Nilai lower bound dan upper bound menunjukkan
dinamika nilai rata-rata apabila sampel diperbanyak. Upper bound menunjukkan batas atas nilai rata-rata yang akan diperoleh jika sampel diperbanyak, sedangkan
lower bound menunjukkan batas bawah nilai rata-rata. Terlihat selisih nilai rata- rata hasil penelitian tidak terlalu jauh dari nilai estimasi rata-rata sesungguhnya.
Hal ini menunjukkan rata-rata yang diperoleh dapat dikatakan mewakili dengan baik nilai rata-rata populasi yang ingin diketahui. Skor varians sebesar 166,93
simpangan baku sebesar 12,92 dan median sebesar 68. Nilai kemiringan positiflandai kanan yaitu 0,338 dengan kata lain kecenderungan data mengumpul
di bawah nilai rata-rata. Nilai keruncingankurtosis yaitu -0,116 kurang dari 0,263 maka model kurva adalah datar platikurtis data tidak terlalu mengelompok.
Berdasarkan nilai KKM yang ditetapkan di SMP Negeri 2 Tangerang Selatan yaitu sebesar 67 untuk mata pelajaran matematika, maka sebanyak 17 siswa
kelompok eksperimen mendapat nilai diatas KKM. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 13 siswa. Lampiran 22.
Secara visual penyebaran data kemampuan koneksi matematik kelas eksperimen pada pembelajaran dengan menggunakan model Learning Cycle 7E
dapat dilihat pada histogram gambar 4.1.
Gambar 4.1 Grafik Sebaran Data Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelas
Eksperimen
Dari grafik sebaran data di atas, terlihat bahwa dengan melihat nilai kemiringan positiflandai kanan yaitu 0,338 pada tabel 4.1, artinya kurva di atas
memiliki model positif yaitu ekor memanjang ke kanan. Hal ini menggambarkan bahwa data menyebar pada nilai-nilai di bawah rata-rata. Sehingga siswa yang
memperoleh nilai di bawah rata-rata lebih banyak dibanding siswa yang
2 4
6 8
10 12
Fr eku
en si
45,5 63,5
81,5 54,5
99,5 90,5
72,5
memperoleh nilai di atas rata-rata. Sedangkan nilai keruncingankurtosis yaitu - 0,116 kurang dari 0,263 maka model kurva adalah datar platikurtis data tidak
terlalu mengelompok.
2. Hasil Posttest Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelas Kontrol
Data hasil posttest yang diberikan kepada kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa, data hasil tes kemampuan koneksi matematik kelas kontrol
disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif
Posttest Kelas Kontrol Statistik
Kelompok Eksperimen
Banyak sampel 30
Nilai terendah 43
Nilai tertinggi 86
Mean 61,5
Lower bound 58
Upper bound 65
Varians 107,08
Simpangan Baku 10,35
Median 61
KemiringanSkewness 0,358
KetajamanKurtosis 0,047
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai terendah hasil posttest kelas kontrol yaitu 43 sedangkan nilai tertinggi yaitu 86. Berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh nilai rata-rata tes kemampuan koneksi matematik siswa kelas kontrol sebesar 61,5. Nilai lower bound dan upper bound menunjukkan dinamika nilai
rata-rata apabila sampel diperbanyak. Upper bound menunjukkan batas atas nilai rata-rata yang akan diperoleh jika sampel diperbanyak, sedangkan lower bound
menunjukkan batas bawah nilai rata-rata. Terlihat selisih nilai rata-rata hasil