Saran KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA Adi, Suroso, Manajemen Alam: Sumber Pendidikan Nilai, Bandung: Mughni Sejahtera, 2006 Ahmadi, Abu, Teknik Belajar yang Efektif, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 1991 Ahmadi, Abu, Psikologi Sosial, Surabaya: pt. bina ilmu, 1985 Ahmadi, Abu dan Noor Salami, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Bumi Aksasra, 2004, Cet. IV Akbar, Sa’dun, ”Pelakonan sebagai Pendekatan Unggulan dalam Pendidikan Nilai”, dalam Jurnal Pendidikan Nilai Tahun I, No. 2, Mei 1996 Arifin, Mulyati, dkk, Strategi Belajar Mengajar Kimia, Bandung: JICA, 2000 Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2002, cet. III Azwar, Saifudin, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003 Dahar, Ratna Wilis , Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 1996 Irwanto, dkk, Psikologi Umum:Buku Panduan Mahasiswa, Jakarta: Gramedia, 1989 Kaswardi, dkk., Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000, Jakarta: Grasindo, 1993. Krisnamukti, “Dari Non Vitae sed Scholae Discimus Menuju Non Scholae sed Vitae Discimus”, diambil dari www.krisnaster.blogspot.com, 1 Maret 2008 Loke, Siow Heng, “Values in Assesment in Science Education”, International Seminar on Development Value in Mathematics and Science Education , 3-4 August 2007, University of Malaya. Lubis, Mawardi, Evaluasi Pendidikan Nilai, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, cet. I Moh. Saat, Rohaida, “The Role of Values in Science Education: Implication to Teacher Training”, International Seminar on Development Value in Mathematics and Science Education , 3-4 August 2007, University of Malaya Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Prenada Media, 2004 Neni, Zikri, Diktat Psikologi Umum, Jakarta, 2005 Nielsen, Thomas W, “Value Education through Thinking, Feeling and Doing”, from Sosial Educator , Vol.23, No.2, August 2005 Nik Pa, Nik Azis, “Pengembangan Nilai dalam Pendidikan Matematika: Cabaran dan Keperluan”, International Seminar on Development of Values in Mathematics and Science Education , 3-4 August 2007, Universiti of Malaya O. Sears, David, et. al., Psikologi Sosial, Jakarta: Erlangga, 1999 Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002 Cet. XI Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung: Alfabeta, 2002 Rosyadi, Khoiron, Pendidikan Profetik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, cet. I Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996 Salirawati, Das, dkk, Belajar kimia menarik kelas X,Jakarta: Grasindo, 2007 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Press, 1986 S.H, Otib, Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama, Tangerang: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2005 Slameto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: P.T Bina Aksara, 1988 Soeitoe, Samuel, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 1982 Subana, dkk, Statistik Pendidikan, Bandung: Penerbit Pustaka Setia, 2005 Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Penerbit TARSITO, 2002 Sumaji, dkk., Pendidikan Sains yang Humanistis, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2003 Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Yogyakarta: Andi Offset, 1990 Sutarno, “Nilai dan Pendekatan Nilai”, dari Jurnal Pendidikan Nilai, Th. 6, No. 1 Februari 2000 Sutresna, Nana, Kimia untuk SMA kelas X semester 2, Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2005 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996 Trimo, “Pendekatan Penanaman Nilai dalam Pendidikan”, diambil dari suciptoardi .wordpress.com, tgl 20 Juni 2008 V. Hill, Brian, Values Education In Schools, taken from www.curriculum.edu.au, March 1, 2008. Winkel, W.S, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia, 1984 Zein, Sulaiman, “Metode Penanaman Nilai Moral untuk Anak Usia Dini”, Diambil dari smpnbilahhulu.wordpress.com, 23 Februari 2008 “Pendidikan Nilai”, diambil dari http:diaz2000.multiply.com, 4 Maret 2008 ANALISIS MATERI DENGAN PENDEKATAN PENANAMAN NILAI Tingkatan : SMA Mapel : Kimia Kelas : XII Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi Nilai-nilai Sains Kompetensi dasar Indikator Materi Praktis Intelektual Sosial-ekonomi- budaya Religius Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi- reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Peningkatan sikap tentang nilai praktis, intelektual, Perkembangan reaksi redoks diawali dengan mengaitkan reaksi suatu zat dengan oksigen. Konsep redoks kemudian berkembang menjadi reaksi yang melibatkan elektron menangkap dan melepaskan elektron. Selanjutnya konsep redoks berkembang menjadi suatu reaksi yang mengalami Reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari terjadi pada penggunaan bensin atau solar pada kendaraan bermotor. Pada peristiwa tersebut terjadi reaksi pembakaran karbon yang terkandung dalam bensin oleh oksigen yang selanjutnya dihasilkan karbondioksida. Reaksi redoks juga terjadi pada fotosintesis tumbuhan, dan pada waktu isi ulang air aki. Reaksi redoks juga terjadi pada kembang api yang meledak. Nyala kembang api yang berwarna-warni ditimbulkan oleh reaksi oksidasi yang berlangsung Contoh dari peristiwa oksidasi adalah pada perkaratan besi. Besi mudah bereaksi dengan oksigen dan uap air menghasilkan senyawa yang mengandung oksigen Fe 2 O 3 . 2 H 2 O yang disebut karat. Reaksi oksidasi terjadi pada saat kita melakukan respirasi, dimana glukosa dalam karbohidrat yang kita dapat dari makanan dioksidasi oleh oksigen sehingga menghasilkan energi serta Pemanfaatan reaksi redoks pada perlindungan katodik dapat menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi. Dengan dilakukannya perlindungan katodik, maka perkaratan pada pipa besi dapat dicegah dan perkaratan hanya terjadi pada magnesium yang ditanam. Hal ini akan mengurangi biaya penggantian Seluruh kejadian di alam ini sudah diatur oleh Tuhan sehingga berjalan dengan semestinya dan menurut ukurannya masing-masing. Contoh yang dapat kita ambil adalah pada reaksi fotosintesis. Pada reaksi tersebut, Tuhan telah mengatur agar tumbuhan hijau dapat melakukan sosial- ekonomi- budaya, dan religius dalam konsep redoks. perubahan bilangan oksidasi. cepat. Penerapan konsep redoks juga terjadi pada perlindungan katodik pada besi. Untuk mencegah korosi pada pipa yang ditanam dalam tanah dapat dilakukan perlindungan katodik. Pipa besi dihubungkan dengan magnesium, sehingga pipa besi bertindak sebagai katoda pengoksidasi dan magnesium sebagai anoda pereduksi. Dalam hal ini magnesium akan teroksidasi berkarat sedangkan besi tidak. Untuk mencegah perkaratan, dapat juga dilakukan pengecatan pada benda yang terbuat dari besi untuk menghindari reaksi antara besi dengan oksigen dan uap air. karbondioksida. Buah apel yang sudah digigit tidak boleh dibiarkan di udara terbuka terlalu lama karena akan teroksidasi sehingga berwarna coklat dan akhirnya membusuk. Karena itu, biasanya pada makanan kemasan ditambahkan zat antioksidan di dalamnya untuk menghambat terjadinya reaksi oksidasi yang dapat merusak makanan. pipa besi sehingga menghemat pengeluaran. Konsep pengikatan dan pelepasan oksigen mengandung pelajaran yang penting dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini terkait dengan perntingnya keberadaan oksigen terhadap berlangsungnya reaksi oksidasi. Berlangsungnya reaksi oksidasi hanya dapat berjalan jika suatu atom mengikat oksigen sehingga terjadi reaksi pembakaran oleh oksigen tersebut. Peranan oksigen pada reaksi oksidasi dapat diumpamakan dengan pentingnya bekerjasama dalam kehidupan bermasyarakat. Jika kita menghendaki masayarakat yang proses fotosintesis tanpa melalui proses berpikir terlebih dahulu. Selain itu, pada proses respirasi manusia Tuhan juga telah mengatur terjadinya reaksi tersebut tanpa kita harus menyuruh anggota tubuh kita untuk melakukannya Terjadinya karat pada besi juga terjadi atas dasar kehendak Tuhan yang telah menciptakan besi dengan sifatnya yaitu dapat berkarat bila terkena air dan udara secara langsung. maju dan sejahtera, maka kita harus mempererat kerjasama antara elemen masyarakat Nilai-nilai Sains Kompetensi dasar Indikator Materi Praktis Intelektual Sosial-ekonomi-budaya Religius Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi- reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks Peningkatan sikap tentang nilai sosial- ekonomi- budaya,dan religius dalam konsep bilangan oksidasi serta oksidator dan reduktor. enam aturan biloks. Reduktor pereduksi adalah zat yang menyebabkan zat lain mengalami reduksi sedangkan reduktor sendiri mengalami oksidasi, sedangkan oksidator pengoksidasi adalah zat yang menyebabkan zat lain mengalami oksidasi sedangkan oksidator sendiri mengalami reduksi - - Pada mekanisme serah terima elektron, atom yang mengalami oksidasi melepaskan elektron kulit terluarnya, kemudian elektron tersebut ditangkap oleh atom lain. Atom yang menangkap elektron ini dikatakan mengalami reduksi. Hal ini dapat di hubungkan dengan sikap kita dalam bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita harus peduli terhadap sesama. Jika kita memiliki kelebihan harta, maka sebaiknya kita menolong orang yang tidak mampu dan memberikan sebagian rizki kita kepada mereka yang membutuhkan. Dengan begitu kehidupan kita menjadi lebih bermakna. Pada reaksi redoks terjadi kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi unsur yang terlibat di dalamnya. Pelajaran yang dapat kita peroleh dari hal tersebut adalah bahwa kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi dapat kita hubungkan dengan keimanan kita yang terkadang naik dan terkadang turun. Sehingga kita harus senantiasa melakukan perbuatan baik dan menjalankan perintah Tuhan agar keimanan kita selalu terjaga dengan baik. Nilai-nilai Sains Kompetensi dasar Indikator Materi Praktis Intelektual Sosial-ekonomi-budaya Religius Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi- reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. Memberi nama senyawa menurut IUPAC Peningkatan sikap tentang nilai sosial- ekonomi- budaya dalam konsep tata nama senyawa menurut IUPAC Tata nama senyawa dalam IUPAC terdiri dari senyawa biner dari logam dan nonlogam, senyawa biner dari nonlogam- nonlogam, dan senyawa poliatomik. - - Pada subkonsep tata nama senyawa, kita telah mengetahui bahwa berbagai jenis senyawa kimia memiliki nama-nama yang berbeda-beda, tergantung dari biloks unsur atau senyawa penyusunnya. Hal ini dapat dikaitkan dengan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan budaya tetapi tetap satu bangsa. Keragaman tersebut harus kita hargai untuk menjaga kerukunan antar suku bangsa agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berperadaban dan maju di segala bidang. - BIODATA PENULIS Nama : Priyo Agung N Tempattgl lahir : Jakarta, 5 November 1985 Alamat : Jl. H. Zukih Rt 006 Rw 01 No. 112 Ciracas, Jakarta Timur Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Riwayat Pendidikan : - SDN 01 PG Ciracas - SLTPN 174 Ciracas - SMAN 58 Ciracas - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Motto hidup : “Sebaik-baik manusia adalah yang dapat bermanfaat bagi orang lain” Pas Foto 3 x 4 INSTRUMEN PERYATAAN SIKAP A. Petunjuk Pengisian Berikan tanda pada kolom yang sesuai dengan pilihan kriteria: 1. SS, Sangat setuju 2. S, Setuju 3. TT, Tidak tahu 4. TS, Tidak setuju 5. STS, Sangat tidak setuju

B. Identitas responden

Nama : ................................................ Kelas : ................................................ Jenis kelamin : ................................................ No Pernyataan SS S TT TS STS 1 Untuk menjalankan kendaraan bermotor tidak dibutuhkan reaksi oksidasi 2 Tuhan menciptakan segala sesuatu menurut ukuran-ukurannya, begitu pula reaksi-reaksi yang terjadi pada makhluk hidup seperti fotosintesis dan respirasi 3 Prinsip serah terima elektron pada reaksi redoks memberi pelajaran kepada kita bahwa kita harus saling membantu antar sesama 4 Dengan mempelajari reaksi redoks manusia dapat mencegah perkaratan pada besi dengan cara mengecat besi tersebut 5 Seluruh reaksi kimia yang terdapat di alam terjadi dengan sendirinya tanpa ada yang mengaturnya 6 Menurut saya suku bangsa saya adalah suku yang paling baik di Indonesia dibandingkan dengan yang lain 7 Peristiwa perkaratan besi hanya dapat terjadi jika melibatkan oksigen dan uap air 8 Peranan oksigen dalam reaksi oksidasi mengajarkan kita tentang pentingnya kerjasama dalam bermasayarakat 9 Reaksi oksidasi dapat dimanfaatkan manusia untuk menjalankan mesin kendaraan bermotor melalui proses pembakaran 10 Walaupun dengan mengecat besi dapat mencegah perkaratan dan menghemat biaya, namun hal itu tidak perlu dilakukan karena hanya membuang waktu saja 11 Terjadinya perkaratan pada besi adalah semata-mata disebabkan oleh sifat besi itu sendiri tanpa ada campur tangan Tuhan 12 Oksigen diperlukan untuk pembakaran karbohidrat pada proses respirasi manusia 13 Pada waktu isi ulang air aki tidak terjadi reaksi redoks di dalamnya 14 Salah satu kewajiban umat beragama adalah menyadari bahwa setiap unsur di alam sudah ditentukan sifatnya masing-masing oleh Tuhan 15 Kita tidak boleh membiarkan buah apel yang dimakan terkena udara terlalu lama, karena warnanya akan menjadi cokelat dan membusuk 16 Konsep kenaikan biloks dalam reaksi oksidasi tidak ada hubungannya dengan usaha manusia untuk dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya 17 Reaksi oksidasi pada makanan dapat dicegah dengan menambahkan antioksidan 18 Kita tidak dapat menggunakan prinsip redoks untuk melindungi pipa besi yang ditanam dalam tanah karena hal itu tidak efisien 19 Walaupun sudah mempelajari tentang prinsip serah terima elektron, saya tidak peduli dengan keadaan orang miskin di sekitar saya 20 Sudah menjadi kewajiban umat beragama untuk menyadari bahwa terjadinya pelepasan dan pengikatan elektron dalam setiap unsur adalah bukti kekuasaan Tuhan terhadap ciptaan- Nya 21 Zat antioksidan tidak dapat menghambat terjadinya reaksi oksidasi yang dapat merusak makanan 22 Saya dapat melakukan segala hal dengan baik tanpa bantuan dari orang lain 23 Terjadinya kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi unsur dapat di umpamakan dengan keimanan kita yang terkadang naik dan turun. 24 Konsep reaksi redoks dapat diterapkan untuk isi ulang air aki dengan arus listrik 25 Perkaratan pada besi dapat terjadi tanpa melibatkan oksigen. 26 Tidak ada hubungannya antara mempelajari manfaat reaksi redoks dengan keimanan kita. 27 Dengan adanya konsep kenaikan biloks dalam reaksi oksidasi, kita dapat mengambil pelajaran untuk berusaha agar menjadi lebih baik dari sebelumnya 28 Buah apel yang kita makan tidak akan membusuk walaupun dibiarkan di udara terbuka 29 Prinsip naik dan turunnya bilangan oksidasi tidak dapat dihubungkan dengan masalah keimanan. 30 Kita tidak perlu melakukan pengecatan pada besi untuk mencegah perkaratan karena terlalu merepotkan. 31 Dengan mempelajari tentang tata nama senyawa yang berbeda- beda saya menjadi lebih cinta kepada tanah air Indonesia 32 Adanya perkaratan pada benda yang terbuat dari besi merupakan bentuk ketidakpedulian Tuhan kepada ciptaan-Nya 33 Kita dapat memanfaatkan reaksi redoks untuk memajukan perekonomian bangsa Indonesia 34 Pengetahuan tentang reaksi redoks yang berkaitan dengan manfaatnya bagi kehidupan manusia dapat menambah kadar