Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

keadaan tersebut, pendidikan di Indonesia tidak akan mampu membangun kesadaran dan penghayatan terhadap sistem nilai dan moral yang terkandung dalam bahan ajar, sehingga sikap siswa tidak akan selaras dengan nilai-nilai yang diharapkan. Sikap seseorang dapat di rubah dengan pemberian informasi serta komunikasi sosial yang dibangun antar siswa dengan guru dan antar siswa itu sendiri. Komunikasi sosial mempunyai peranan penting karena hal itu merupakan cara yang paling efektif bagi perubahan sikap seseorang. Bentuk komunikasi sosial dalam pembelajaran yaitu dengan pemberian informasi dari guru yang menyebabkan perubahan sikap siswa tentang nilai-nilai sains. Peran guru sebagai pendidik sangat penting, oleh sebab itu guru harus menggunakan pendekatan dan metode pengajaran yang tepat untuk mencapai hasil belajar anak didik yang optimal. Pendekatan penanaman nilai dalam pendidikan nilai merupakan pendekatan yang tepat dalam mentransformasikan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan IPA khususnya Kimia. Materi Redoks adalah salah satu konsep dalam kimia yang dapat memberikan pemahaman tentang nilai-nilai sains yang terkandung dalam pembelajaran Kimia. Berkaitan dengan hal tersebut, kiranya perlu dilakukan penelitian tentang penerapan pendidikan nilai dalam pembelajaran Kimia pada konsep Redoks. Dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa dapat menyadari dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran Kimia sehingga nilai-nilai tersebut tertanam dalam diri siswa dan siswa lebih tertarik lagi untuk mempelajari pelajaran Kimia di sekolah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah yang dikemukakan di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain: 1 Adanya pergeseran dan perubahan-perubahan nilai-nilai sendiri dalam diri siswa, dimana perubahan tersebut membawa siswa kepada kebiasaan dan tingkah laku yang tidak selaras dengan nilai-nilai yang ada. 2 Bagi para pendidik, mengajar hanya diartikan sebagai transfer of knowledge , dan subyek belajar hanya membutuhkan pengetahuan saja, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran pendidik tidak memasukkan nilai-nilai yang terkandung dalam sains. 3 Strategi pengajaran yang digunakan pendidik belum banyak memasukkan nilai-nilai khususnya dalam pembelajaran IPA, sehingga belum dapat mencapai hasil belajar afektif yang maksimal.

C. Pembatasan Masalah

Supaya penelitian ini tidak terlalu luas, masalah yang diteliti dibatasi sebagai berikut: 1. Subyek yang diteliti adalah siswa kelas X SMA 2. Hasil belajar yang diukur adalah sikap siswa yang sampai pada tahap tanggapan responding. 3. Konsep yang menjadi bahan penelitian adalah konsep Redoks, karena konsep tersebut dianggap relevan untuk dapat memberikan penanaman tentang nilai- nilai sains. 4. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan penanaman nilai. 5. Nilai-nilai sains yang ingin diteliti mencakup nilai praktis, nilai intelektual, nilai sosial-politik-ekonomi, dan nilai religius

D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut: “Apakah pendekatan penanaman nilai berpengaruh positif terhadap sikap siswa SMA tentang nilai-nilai sains pada konsep Redoks?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh pendekatan penanaman nilai terhadap sikap siswa SMA tentang nilai-nilai sains .

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan masukan bagi guru kimia dalam menggunakan pendekatan penanaman nilai dalam pembelajaran. Disamping itu penelitian ini diharapkan dapat menerapkan nilai religius, sosial, intelektual, dan praktis dalam pembelajaran terutama disaat sekarang ini di mana dibutuhkan penanaman nilai-nilai sains untuk menghasilkan anak didik yang tidak hanya memiliki prestasi akademik, tetapi juga berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur.

BAB II KAJIAN TEORITIS

G. Deskripsi Teoritis

1. Hakikat Nilai

a. Pengertian Nilai

Pengertian nilai menurut Milton Roceach dan James Bank dalam Kartawisastra 1980:1 adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan, di mana seseorang harus bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai sesuatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan, dimiliki dan dipercaya. 5 Pengertian ini menunjukkan bahwa nilai itu merupakan sifat yang melekat pada sesuatu yang telah berhubungan dengan manusia yang memberikan nilai tersebut. Menurut Gordon Allport 1964 bahwa nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya. Dalam pendidikan tentu saja pilihan yang diharapkan adalah nilai-nilai yang sesuai dengan tuntutan yang ada, baik yang berlaku dalam masyarakat maupun ajaran agama. Oleh karena itu dari sudut pandang sosiologi, pengertian nilai adalah patokan normative yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya diantara cara-cara tindakan alternatif. 6 Nilai adalah sesuatu yang menimbulkan minat atau obyek dari sesuatu minat. Dan lebih tegas lagi, Joseph dan Ronald L. Warren menyatakan bahwa: nilai itu merupakan suatu kemampuan atau kepastian yang memuaskan setiap keinginan manusia, yang dinyatakan sebagai cirri suatu benda, buah pikiran atau isi dari sesuatu pengalaman. Hal ini diperkuat juga oleh The Liang Gie dalam bukunya Garis Besar Etetik, bahwa: di dalam filsafat, nilai dipandang sebagai pengalaman dimana fakta yang nampak, menggejala untuk menimbulkan penghargaan dan perhatian bagi subyek yang melihatnya. 7 Nilai secara umum disepakati sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita Curriculum Corpotaion 1994. Apakah kita menyadari hal itu atau tidak, apakah dengan tujuan mengambil nilai tertentu saja, 5 Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, cet. I, h. 16 6 Suroso Adi, Manajemen Alam: Sumber Pendidikan Nilai, Bandung: Mughni Sejahtera, 2006, h. 46 7 Muhammad Djunaidi Ghoni, Nilai Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1999, h. 16-17 perwujudan nilai dapat dicerminkan dalam tindakan kita secara menetap. 8 Bertens mengungkapkan bahwa nilai adalah sesuatu yang menarik bagi kita, sesuatu yang kita cari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai dan diinginkan, singkatnya, sesuatu yang baik Adimassana; 2001. 9 Horton dan Hunt dalam J. Dwi Narwoko dan Bagong suyanto mengatakan nilai adalah gagasan mengenai apakah suatu pengalaman itu berarti atau tidak berarti. Nilai pada hakikatnya mengarahkan perilaku dan pertimbangan seseorang, tetapi tidak menghakimi apakah sebuah perilaku tertentu itu salah atau benar. 10 Suatu tindakan dianggap sah artinya secara moral dapat diterima kalau harmonis dengan nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung oleh masyarakat dimana tindakan itu dilakukan. Nilai bukan saja melibatkan aspek kepercayaan tetapi juga aspek pemahaman, perasaan, dan tingkah laku manusia. Definisi bagi istilah nilai adalah sejumlah hal yang dianggap penting, berharga, berguna atau mustahak. Secara lebih abstrak nilai seringkali merujuk pada prinsip, standar, atau pegangan yang melibatkan hal yang dianggap penting atau berharga. 11 Berdasarkan definisi Brian V. Hill, nilai adalah memberikan prioritas bagi individu dan masyarakat terhadap keyakinan tertentu, pengalaman, dan tujuan, dalam menyimpulkan bagaimana masa depan mereka, dan apa saja yang mereka miliki. 12 Kohlberg mengklasifikasikan nilai menjadi dua, yaitu nilai obyektif dan nilai subyektif. Nilai obyektif atau nilai universal yaitu nilai yang bersifat intrinsik, yakni nilai hakiki yang berlaku sepanjang masa secara universal. Termasuk dalam nilai universal ini antara lain hakikat kebenaran, keindahan dan keadilan. Adapun nilai subyektif yaitu nilai yang sudah memiliki warna, 8 Thomas W. Nielsen, “Value Education through Thinking, Feeling and Doing”, in Sosial Educator, Vol.23, No.2, August 2005. 9 Krisnamukti, “Dari Non Vitae sed Scholae Discimus Menuju Non Scholae sed Vitae Discimus”, Diambil dari www.krisnaster.blogspot.com, 1 Maret 2008. 10 J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 35. 11 Nik Azis Nik Pa, “Pengembangan Nilai dalam Pendidikan Matematik Cabaran dan Keperluan” , International Seminar on Development of Values in Mathematics and Science Education , 3-4 August 2007, Universiti of Malaya, p. 4. 12 Brian V. Hill, “Values Education In Schools”, taken from www.curriculum.edu.au, March 1, 2008.