Metode dalam Pendidikan Nilai

Dengan menggunakan metode ceramah bermakna, diharapkan pemahaman konsep siswa dapat lebih baik daripada hanya membaca dari buku ajar saja. Selain itu dapat meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai sains yang terkandung dalam pelajaran kimia yang akan diberikan.

4. Pengertian Sikap dan Pembentukannya

Dalam arti yang sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Mengutip dari Bruno 1987, Muhibbin Syah menjelaskan bahwa sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang lain atau berang tertentu. Dengan demikian, pada prinsipnya sikap itu dapat kita anggap sebagai suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara tertentu. 41 Sikap didefinisikan sebagai kecenderungan dalam subyek menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu sebagai obyek yang baik atau tidak baik .42 Menurut Gagne dalam Ratna Wilis Dahar 1990, sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari, dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda-benda, kejadian-kejadian, atau makhluk hidup lainnya. Sekelompok sikap yang penting ialah sikap-sikap kita terhadap orang lain. 43 Sikap diasumsikan sebagai pola mengadakan respons yang dimiliki, lebih tepat dipelajari seseorang. Sikap seseorang dapat diperoleh dan menghasilkan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan. 44 W.J. Thomas dalam Abu Ahmadi 1985, memberi batasan sikap sebagai suatu kesadaran individu yang menentukan perbuatan-perbuatan yang nyata ataupun yang mungkin akan terjadi di dalam kegiatan-kegiatan sosial. 45 Dari definisi tentang sikap di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan suatu kesediaan untuk bereaksi dan melakukan tindakan yang merupakan reaksi terhadap sesuatu atau objek tertentu yang berasal dari dalam maupun luar dirinya. 41 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996, h. 120 42 W.S Winkel, op.cit, h. 72 43 Ratna Wilis Dahar, op. cit, h. 140 44 Samuel Soeitoe, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 1982, h. 55 45 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, Surabaya: pt. bina ilmu, 1985, h. 52 Sikap terhadap objek, gagasan, atau orang tertentu merupakan orientasi yang bersifat menetap dengan komponen-komponen sebagai berikut: 46 a. Komponen kognitif Komponen kognitif terdiri dari seluruh kognisi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap tertentu, fakta, pengetahuan, dan keyakinan tentang objek. b. Komponen afektif Komponen afektif menyangkut perasaan atau emosi seseorang terhadap objek, terutama penilaian. c. Komponen Perilaku Komponen perilaku terdiri dari kesiapan seseorang untuk bereaksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap objek. Sikap menentukan jenis atau tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang yang relevan, orang-orang atau kejadian-kejadian. Dapat dikatakan bahwa sikap merupakan factor internal, tetapi tidak semua factor internal adalah sikap. Adapun cirri-ciri sikap adalah sebagai berikut: 47 a. Sikap itu dipelajari learnabilty Sikap merupakan hasil belajar. Beberapa sikap dipelajari tidak sengaja tanpa kesadaran kepada sebagian individu. Barangkali yang terjadi adalah mempelajari sikap dengan sengaja bila individu mengerti bahwa hal itu akan membawa lebih baik untuk dirinya sendiri, membantu tujuan kelompok, atau memperoleh sesuatu nilai yang sifatnya perseorangan. b. Memiliki kestabilan stability Sikap bermula dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap dan stabil melalui pengalaman. c. Personal-sosietal significancy Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dan orang lain dan juga antara orang dan barang atau situasi. d. Berisi kognisi dan affeksi Komponen kognisi daripada sikap adalah berisi informasi yang factual, misalnya: obyek itu dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan. e. Approach-Avoidance directionality 46 David o. Sears, et. al., Psikologi Sosial, Jakarta: Erlangga, 1999, h. 138 47 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, Jakarta: P.T Rineka Cipta, 1991, h. 171