digunakan adalah Uji- t’ karena berdasarkan hasil perhitungan secara
statistik data pretes dan posttes memiliki distribusi frekuensi yang normal namun variansinya tidak homogen. Hasil perhitungan uji
hipotesis data pretes, posttes, dan N-gain dapat dilihat pada Tabel 4.8.
10
Tabel 4.8. Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretes, Posttes dan
N-Gain Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II Data
Kelompok N Mean
t’ t tabel Kesimpulan
Pretes Eksperimen I
45 28
-1,60 2,02
Ho diterima Ha ditolak
Eksperimen II 45 34
Posttes Eksperimen I
45 68
2,83 2,02
Ho ditolak Ha diterima
Eksperimen II 45 56
N-gain Eksperimen I
45 0,57
4,40 2,02
Ho ditolak
Ha diterima Eksperimen II 45
0,35 Berdasarkan Tabel 4.8., pengujian hipotesis data pretes
menunjukkan bahwa t hitung t tabel sehingga hipotesis nol Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan
keterampilan generik sains siswa pada kelompok eksperimen I dan eksperimen II. Sedangkan pengujian hipotesis data posttes dan N-gain
menunjukkan bahwa t hitung t tabel sehingga hipotesis nol Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan
generik sains siswa pada kelompok eksperimen I yang diajar melalui metode praktikum dan kelompok eksperimen II dengan metode
demonstrasi.
10
Lampiran 25, h. 147
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan di atas, dapat dikemukakan kembali bahwa rata-rata hasil pretes keterampilan generik
sains siswa pada kelompok eksperimen I lebih rendah dibandingkan dengan kelompok eksperimen II, hal ini disebabkan karena kurangnya
pengetahuan awal siswa mengenai konsep yang akan dipelajari. Pengetahuan awal ini diperoleh berdasarkan pengalaman belajar yang
terjadi di luar sekolah. Walaupun kelompok eksperimen II memiliki rata- rata yang lebih besar dari kelompok eksperimen I namun kedua kelompok
tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Setelah masing-masing kelompok diberi latihan keterampilan
generik sains melalui penggunaan metode praktikum dan metode demonstrasi, diperoleh skor rata-rata kelompok eksperimen I lebih besar
dibandingkan kelompok eksperimen II. Selain itu kedua kelompok juga menunjukkan perbedaan keterampilan generik sains yang berarti. Dengan
kata lain, terdapat perbedaan keterampilan generik sains siswa yang diajar melalui metode praktikum dengan metode demonstrasi pada konsep jamur.
Sesuai dengan prinsip bahwa metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
11
Siswa diberi kebebasan untuk menemukan sendiri materi yang akan dipelajari dengan mengamati
suatu objek secara langsung, menggunakan mikroskop dengan perbesaran tertentu untuk membantu pengamatan objek, menggambarkan hasil
pengamatan objek,
menjelaskan karakteristik
objek, kemudian
menyimpulkan hasil dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan. Data posttes menunjukkan keterampilan generik sains yang paling
tinggi pada kelompok eksperimen I adalah keterampilan pengetahuan tentang skala. Hal ini disebabkan karena siswa telah memiliki kemampuan
untuk menentukan perbesaran mikroskop yang digunakan ketika
11
Nuryani Rustaman et.al, Materi Pokok Strategi Pembelajaran Biologi, Jakarta Universitas Terbuka, 2007, h. 9.6