generik sains merupakan keterampilan yang sangat menarik untuk dikembangan dalam pembelajaran sains. Dalam kaitannya dengan
konsep-konsep yang terdapat pada pembelajaran sains, hubungan antara keterampilan generik sains dengan jenis-jenis konsep dalam
sains sebagaimana yang dikemukakanLiliasari, yaitu : 1 Pengamatan langsung terkait dengan konsep yang bersifat
konkrit rill, misalnya air, pegas, dan bunga 2 Pengamatan tidak langsung terkait dengan konsep yang bersifat
abstrak, misalnya konsep atom, gelombang, dan reproduksi 3 Inferensi logika dan hukum sebab akibat, terkait dengan konsep
yang memerlukan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip, misalnya konsep campuran, kekerabatan, dan persamaan gerak.
4 Kerangka logika taat azas hukum alam terkait dengan konsep yang bersifat abstrak, konsep dengan atribut kritis yang tidak
mudah dimengerti tetapi contohnya dapat dipahami, misalnya konsep unsur, logam dan serangga.
Atribut kritis menyatakan ciri-ciri utama suatu konsep yang merupakan penjabaran dari definisi konsep.
5 Pemodelan matematik dan bahasa simbolik, terkait dengan konsep yang membutuhkan representasi simbolis, misalnya
konsep rumus kimia, kuat arus, dan bahasa simbolik dalam bidang biologi seperti lambang spesies jantan
♂ dan betina ♀
36
Pembelajaran biologi dengan metode pengamatan langsung dapat dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung
terhadap objek yang dipelajari, misalnya mengamati fungsi dan struktur sel dengan menggunakan mikroskop atau melakukan
pengamatanpengukuran terhadap hasil dari suatu proses. Metode
36
Liliasari, Science Concepts And Generic Science Skills Relatoionship In The 21
st
Century Science Education http:file.upi.eduDirektoriSPSPRODI.PENDIDIKAN_IPA
194909271978032-LILIASARIPRESENTASI_INT-07.pdf diaksestanggal 7 Mei 2013
demonstrasi dapat pula digunakan dalam pembelajaran biologi, misalnya menggunakan preparat awetan untuk membahas topik
Dasar Seluler Reproduksi. Pembelajaran biologi dengan metode pengamatan tidak langsung juga diperlukan untuk membahas
topik-topik tertentu, misalnya pada topik Sifat Kimia Gen dapat menggunakan model DNA, dan pada topik Evolusi dapat
memanfaatkan program dokumenter dalam bentuk video.
37
Dalam kaitannya dengan praktikum pada konsep jamur, keterampilan generik tersebut di atas merupakan objek penelitian
yang akan dicari keterlibatannya. Banyak tidaknya kemampuan generik yang terlibat bergantung kepada indikator pembelajaran
yang telah dibuat. Berdasarkan Gibb, kemampuan generik tersebut dapat dinilai dal
am konteks tugas ”kerja keseluruhan” atau dalam unit-unit kompetensi yang terpisah.
38
B. Hasil Penelitian Yang Relevan:
Elizar 2012 dalam jurnal yang berjudul ”Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Di Kelas XI IPA-1
pada P elajaran Biologi” mengemukakan bahwa penerapan metode
demonstrasi dalam pelajaran Biologi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
39
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus pertama sebesar 65,02dan pada siklus kedua
menjadi 74,65 dengan kriteria ketuntasan minimal 65,00. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus pertama sebanyak 18 orang 66,67dan pada
siklus kedua sebanyak 24 orang 88,89. Peningkatan hasil belajar siswa dibuktikan dengan jumlah siswa yang tuntas sudah melebihi target yang
ditetapkan 65,00.
37
Tim Penulis PEKERTI bidang MIPA, Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Biologi di Perguruan Tinggi, Jakarta : PAU-PPAI Universitas Terbuka, 2001
38
Taufik Rahman dkk. op.cit., h.3
39
Elizar, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Di Kelas XI IPA-1 pada Pelajaran Biologi,Jurnal Penelitian Tindakan Kelas. Vol.1 No.2, 2012, h. 96
Astri Novita Simalango dan Zainuddin Muchtar 2008 dalam jurnal yang berjudul ”Pengaruh Pemakaian Metode Praktikum Terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Laju Reaksi” mengemukakan
bahwa pemakaian metode praktikum berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
40
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas ekpserimen mengalami peningkatan dari 5,78 menjadi
6,38 sedangkan pada kelas kontrol terjadi peningkatan dari 0.97 menjadi 1,16, hal ini menunjukkan hasil belajar siswa yang diajar dengan
pemakaian metode praktikum lebih baik daripada hasil belajar siswa yang tidak memakai metode praktikum.
Retno Dwi Suyanti dan Sudarmin 2006 dalam jurnal yang berjudul “Potret Kemampuan Generik Sains Pengamatan Calon Guru
Kimia Dan Implikasinya Pada Pembelajaran Kimia” mengemukakan
bahwa kemampuan generik sains pengamatan calon guru kimia dalam percobaan praktikum kimia masih kategori sedang, sehingga kemampuan
ini masih bisa berkembang dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran kimia.
41
Hasil penelitian untuk percobaan destilasi, kelarutan, rekristalisasi menunjukkan bahwa subjek telah mencapai rata-
rata N-Gain sebesar 0,462. Sedangkan pada percobaan susunan rantai hidrokarbon, alkohol phenol, dan aldehida keton diperoleh rata-rata N-
Gain sebesar 0,468. Dengan demikian disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan generik sains pengamatan mencapai N-Gain antara 0,30
sampai dengan 0,69 yang termasuk dalam kategori sedang. Taufik Rahman, Nuryani Rustaman, Nana Syaodih S. dan Anna
Poedjiadi 2008 dalam jurnal yang berjudul ”Profil Kemampuan Generik Awal Calon Guru dalam Membuat Perencanaan pada Praktikum Fisiologi
Tumbuhan” menyatakan bahwa kemampuan generik pemodelan yang
40
Astri N.S dan Zainuddin M., Pengaruh Pemakaian Metode Praktikum Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Laju Reaksi, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, Vol 3
No.1, 2008
41
Retno Dwi Suyanti dan Sudarmin, Potret Kemampuan Generik Sains Pengamatan Calon Guru Kimia dan Implikasinya Pada Pembelajaran Kimia, h. 40
dicapaimahasiswa calon guru tergolong kategori rendah rerata = 54,0, kemampuan ini meliputi membuat tabulasi danspesifikasi alat serta bahan,
juga membuat prosedur praktikum dalam bentuk diagram panah dilengkapi gambar dan label. Kemampuan generik inferensi logika yang
dicapai mahasiswa
termasuk pada
kategori rendah
rerata =40,7.Kemampuan generik ini meliputi kemampuan menggali prinsip dan
konsep yang melandasi suatu praktikum.Kemampuangenerik sebab akibat yang dicapi mahasiswa calon guru tergolong pada kategori rendah rerata
=45,0. Kemampuangenerik ini meliputi kemampuan membuat judul, menentukan variabel bebas dan terikat, menentukan masalah, membuat
pertanyaan masalah, dan membuat hipotesis untuk praktikum.Secara umum, mahasiswa calon guru LPTK semester lima awal, telah memiliki
kemampuan generik merencanakan percobaan dalam fisiologi tumbuhan, namun masih tergolong rendah rerata =46,3.
42
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran konvensional biasanya dilakukan dengan metode ceramah, guru secara aktif menjelaskan materi di hadapan para siswa.
Sedangkan siswa hanya duduk terdiam mendengarkan penjelasan guru. Dalam pembelajaran, siswa dibebani untuk menghapal beragam konsep
yang belum ia pahami. Banyak siswa yang merasa jenuh dan akhirnya tidak mampu menguasai materi yang dipelajari.
Dalam dunia pendidikan dikenal berbagai metode pembelajaran. Guru dipersilahkan memilih metode yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran tanpa mengurangi keterlibatan aktif siswa di dalam penyelenggaraan kegiatan belajar. Keterlibatan siswa dibutuhkan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, sebab keikutsertaan siswa akan meningkatkan pemahamannya terhadap konsep yang dipelajari. Siswa
akan lebih memahami konsep bila dirinya sendiri yang menemukan konsep tersebut. Hal ini sesuai dengan unsur dalam pembelajaran IPA.
42
Taufik Rahman dkk. op.cit., h.4