Deskripsi Variabel Strees Kerja X Deskripsi Variabel Prestasi Kerja Karyawan Y Teknik Analisis Regresi Linier Berganda

78 3. Untuk indikator ” insentif yang diberikan perusahaan pada bawahan” sebagian besar responden menjawab sangat setuju dengan jumlah sebanyak 11 responden atau sebesar 52 .

c. Deskripsi Variabel Strees Kerja X

3 Hasil kuesioner dari responden mengenai variabel Stres Kerja dapat disajikan sebagaimana pada tabel 4.4 berikut : TABEL 4.5 Deskripsi Variabel Strees Kerja X 3 Item Indikator SS S C KS STS Total X 3.1 Tingkat Strees Yang Dirasa 3 9 5 2 2 21 Prosentase 14 43 24 9,5 9,5 100 X 3.2 Penempatan Kerja Pada Kondisi Sehat Atau Tidak 3 7 4 5 2 21 Prosentase 14 33,5 19 24 9,5 100 Sumber : Hasil Sumber Data Perhitungan SPSS Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui bahwa : 1. Untuk indikator ”tingkat stres yang dirasa” sebagian besar responden menjawab setuju dengan jumlah sebanyak 9 responden atau sebesar 43 Persen. 79 2. Untuk indikator ”penempatan kerja pada kondisi sehat atau tidak” sebagian besar responden menjawab setuju dengan jumlah sebanyak 7 responden atau sebesar 33 .

d. Deskripsi Variabel Prestasi Kerja Karyawan Y

Hasil kuesioner dari responden mengenai variabel Pertasi Kerja dapat disajikan sebagaimana pada tabel 4.6 berikut : TABEL 4.6 Deskripsi Variabel Prestasi Kerja Karyawan Y Item Indikator SS S C KS STS Total Y 1.1 Sanksi Pekerjaan 9 10 0 2 0 21 Prosentase 43 48 10 100 Y 1.2 Target Pekerjaan 3 13 3 2 0 21 Prosentase 14 62 14 10 100 Y 1.3 Pengawasan yg Ketat 5 6 4 4 2 21 Prosentase 24 28 19 19 10 100 Y 1.4 Efisiensi Biaya 6 12 3 0 0 21 Prosentase 28 58 14 100 Sumber : Hasil Sumber Data Perhitungan SPSS 80 Berdasarkan tabel 4.6 diatas diketahui bahwa : 1 Untuk indikator ”sanksi pekerjaan” sebagian besar responden menjawab setuju dengan jumlah sebanyak 10 responden atau sebesar 48 . 2 Untuk indikator ”target pekerjaan” sebagian besar responden menjawab setuju dengan jumlah sebanyak 13 responden atau sebesar 62 . 3 Untuk indikator ” pengawasan yang ketat” sebagian besar responden menjawab sangat setuju dengan jumlah sebanyak 6 responden atau sebesar 28 . 4 Untuk indikator ”efisiensi Biaya” sebagian besar responden menjawab sangat setuju dengan jumlah sebanyak 12 responden atau sebesar 58 .

4.3. Uji Validitas dan Reabilitas

Untuk menyakinkan bahwa data dalam penelitian ini valid dan dapat dipercaya, maka dilakukan uji reliabilitas

4.3.1. Uji Validitas

Pengujian dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi Disiplin Kerja Moment, penggunaan korelasi ini untuk menguji validitas yaitu secara statistik angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritis tabel korelasi. Suatu pertanyaan dianggap valid apabila koefisien korelasi lebih besar dari nilai kritis, sebaliknya pertanyaan dianggap valid atau dinyatakan gugur apabila koefisien korelasinya lebih kecil dari nilai kritis, seperti tabel 4.6 81 Tabel 4.7 Validitas Masing- Masing Item Variabel Bebas Pertanyaan Koefisien Korelasi r Nilai Tabel r Penilaian Disiplin Kerja X 1 X 1.1 X 1.2 X 1.3 0,472 0,492 0,524 0,3077 0,3077 0,3077 Valid Valid Valid Motivasi Kerja X 2 X 2.1 X 2.2 X 2.3 0,494 0,317 0,407 0,3077 0,3077 0,3077 Valid Valid Valid Strees Kerja X 3 X 3.1 X 3.2 0,3077 0,3077 Valid Valid Sumber : Hasil Sumber Data Perhitungan SPSS Beberapa indikator pada variabel Prestasi Kerja Karyawan pada PT PDAM Delta Tirta di Sidoarjo,diperoleh hasil perhitungan pada tabel 4.6 berikut : 82 TABEL 4.8 Deskripsi Perhitungan Prestasi Kerja Karyawan Pertanyaan Koefisien Korelasi r Nilai Tabel r Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Y Y 1.1 Y 1.2 Y 1.3 Y 1.4 0,3077 0,3077 0,3077 0,3077 Valid Valid Valid Valid Sumber : Hasil Sumber Data Perhitungan SPSS Berdasarkan hasil pengujian r product moment seperti tampak pada tabel 4.8 menunjukan bahwa semua item pertanyaan yang merupakan indikator dari variabel dan Prestasi Kerja Karyawan dapat dinyatakan valid. Hasil ini berdasrakan koefisien korelasi yang lebih tinggi dari tabel nilai r product moment sebesar dengan jumlah n = 21 dan signifikan 5 . Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua indikator pengukuran yang dipergunakan dalam penelitian memiliki validitas yang baik, sehingga analisis lebih lanjut dapat dilakukan.

4.3.2. Uji Reabilitas

Tahap selanjutnya adalah mengukur reliabiltas dari indikator- indikator pengukur tersebut. Uji reabilitas dilakukan untuk menguji ketepatan alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk uji reabilitas dapat diperlihatkan pada tabel 4.8. Reabilitas dikatakan baik 83 apabila besarnya alpha α mendekati 1, sehingga item-item pertanyaan dalam penelitian ini dapat diandalkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Malhoytra 1949:305 yang menyatakan bahwa kriteria reliabilitas alpha α lebih besar dari 0,6 , hal ini menunjukan tidak adanya konsistensi. Untuk hasil uji realibilitas pada variabel Prestasi Kerja Karyawan, dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil Uji Reabilitas Variabel R Alpha Hasil Disiplin Kerja X 1 0,793 Realiabel Motivasi Kerja X 2 0,882 Realiabel Stres Kerja X 3 0,790 Realiabel Prestasi Kerja Karyawan Y 0,646 Realiabel Sumber : Hasil Sumber Data Perhitungan SPSS Hasil penilaian terhadap reabilitas dari semua variabel bebas menunjukan nilai yang lebih besar dari 0,6., sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas dalam penelitian ini reliabel. Sementara faktor terikat Y yaitu Prestasi Kerja Karyawan pada PT. PDAM Delta Tirta di Sidoarjo juga menunjukan nilai lebih besar dari 0,6 sehingga dapat dikatakan reliabel. 84

4.4. Analisis dan Pembahasan

4.4.1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum kita uji persamaan regresi berganda sesuai dengan pengujian secara simultan maupun parsial, maka kita lihat terlebih dahulu apakah persamaan Y = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 yang diasumsikan tidak terjadi pengaruh antara variable bebas atau regresi bersifat BLUE, artinya koefisien regresi pada persamaan tersebut betul – betul linier tidak bisa.

1. Multikolinier

Multikolinieritas berarti ada hubungan linier yang “Sempurna” atau pasti di antara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi. Dari dugaan adanya multikolinieritas tersebut maka perlu adanya pembuktian secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinier dengan cara menghitung Variance Inflation Factor VIF. VIF menyatakan tingkat “pembengkakan” varians. Apabila VIF lebih besar dari 10, hal ini berarti terdapat multikolinier pada persamaan regresi linier. 85 TABEL 5.0 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel VIF | Ketentuan Kesimpulan Disiplin Kerja X 1 1,422 10 Non Multikolinear Motivasi Kerja X 2 2,427 10 Non Multikolinear Stres Kerja X 3 1,910 10 Non Multikolinear Sumber : Hasil Sumber Data Perhitungan SPSS Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai VIF variabel bebas X 1 sebesar 1,422; X 2 sebesar 2,427 dan X 3 sebesar 1,910. Jadi dapat disimpulkan dalam persamaan tersebut tidak terjadi multikolinearitas pada semua variabel bebasnya.

2. Heterokedastisitas

Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel bebas X. Hal ini bisa diidentifikasikan dengan menghitung korelasi rank spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Pembuktian adanya heterokedastisitas dilihat pada tabel dibawah : 86 TABEL 5.1 Tes Heterokedastisitas dengan Korelasi Rank Spearman Korelasi Variabel Taraf α signifikansi dari korelasi Rank Spearman | Taraf Uji Disiplin Kerja X 1 0,658 0,05 Motivasi Kerja X 2 0,918 0,05 Stres Kerja X 3 0,926 0,05 Sumber : Hasil Sumber Data Perhitungan SPSS Berdasarkan tabel diatas, diperoleh tingkat signifikansi koefisien korelasi rank spearman untuk variabel bebas X 1 sebesar 0,658; X 2 sebesar 0,918 dan X 3 sebesar 0,926 terhadap residual lebih besar dari 0,05 sehingga tidak mempunyai korelasi yang berarti antara nilai residual dengan variabel yang menjelaskan. Jadi dapat disimpulkan persamaan yang dihasilkan tidak terjadi heterokedastisitas.

3. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu data cross-sectional” Gujarati, 1991:201. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat pada tabel Durbin Watson. Kaidah keputusan dapat dijelaskan sebagai berikut : 87 1. Jika d lebih kecil daripada d L atau lebih besar daripada 4-d L , maka hipotesis nol ditolak yang berarti terdapat autokorelasi. 2. Jika d terletak antara d U dan 4-d U , maka hipotesis nol diterima yang berarti tidak ada autokorelasi. 3. Jika nilai d terletak antara d L dan d U atau antara 4-d L dan 4-d U maka uji Durbin-Watson tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti, untuk nilai-nilai ini tidak dapat disimpulkan ada tidaknya autokorelasi di antara faktor-faktor penganggu. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi dalam model penelitian maka perlu dilihat nilai DW tabel. Diketahui jumlah variabel bebas adalah 3 k=3 dan banyaknya data adalah n=21 sehingga diperoleh nilai DW tabel adalah sebesar d L = 1,026 dan d U = 1,669 88 Gambar 2. Kurva Statistik Durbin Watson Daerah Daerah Daerah Daerah Kritis Ketidak- Terima Ho Ketidak- Kritis pastian pastian Tolak Tidak ada Tolak Ho autokorelasi Ho 0 d L = 0,1,026 d U = 1,669 4-d U = 2,331 4-d L = 2,947 d 2,101 Sumber : Hasil Sumber Data Perhitungan SPSS Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai DW tes sebesar 2,101 berada pada daerah antara 4-d U dan 4-d L yang berarti berada dalam daerah keragu-raguan. Maka dalam model regresi ini dianggap tidak terjadi gejala autokorelasi .

4.5. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam analisis ini digunakan analisis regresi linier berganda dan untuk mengolah data yang ada digunakan alat bantu komputer dengan program SPSS Statistic Program For Social Science versi 13.0 Berdasarkan hasil analisis diperoleh persamaan regresi linier berganda dari pengaruh Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. PDAM Delta Tirta di Sidoarjo adalah sebagai berikut : Y = 8,827 – 0,651 X 1 + 1,057 X 2 + 0,317 X 3 89 Berdasarkan persamaan tersebut di atas, maka dapat dijelaskan melalui penjelasan sebagai berikut: Berdasarkan hasil persamaan regresi linier dapat diketahui bahwa nilai konstanta sebesar 8,827 artinya bahwa terjadi kenaikkan terhadap Prestasi Kerja Karyawan Y sebesar 8,827 dengan asumsi seluruh variabel bebas X 1 , X 2 , dan X 3 konstan. Untuk variabel Disiplin Kerja X 1 mempunyai nilai koefisien sebesar -0,651 menunjukan bahwa variabel Disiplin Kerja berpengaruh negatif, yang dapat diartikan apabila ada kenaikan Disiplin Kerja X 1 sebesar 1 satuan maka Prestasi Kerja Karyawan Y akan turun sebesar 0,651. Dengan asumsi variabel X 2 dan X 3 konstan. Untuk variabel Motivasi Kerja X 2 mempunyai nilai koefisien sebesar 1,057 menunjukan bahwa variabel Motivasi Kerja berpengaruh positif, yang dapat diartikan apabila ada kenaikan Motivasi Kerja X 2 sebesar 1 satuan maka Prestasi Kerja Karyawan Y akan naik sebesar 1,507. Dengan asumsi variabel X 1 dan X 3 konstan. Untuk variabel Stres Kerja X 3 mempunyai nilai koefisien sebesar 0,317 menunjukan bahwa variabel Stres Kerja berpengaruh positif, yang dapat diartikan apabila ada kenaikan Stres Kerja X 3 sebesar 1 satuan maka Prestasi Kerja Karyawan Y akan naik sebesar 0,317. Dengan asumsi variabel X 1 dan X 2 konstan. 90

4.6. Penguji Hipotesis