40 yang dimiliki siswa. Menurut Moeslichatoen 2007: 72, anak yang dibawa ke
kebun binatang akan memperoleh pemahaman penuh tentang bermacam kehidupan fauna yang ada ditempat tersebut sehingga dapat menciptakan
sikap mencintai binatang. Tidak terbatas pada mempelajari bentuk fisiknya saja, lebih lanjut anak-anak dengan arahan guru ataupun pendamping pun
dapat belajar mengenai karakteristik binatang. Karakteristik binatang dapat pula dijadikan sebagai sumber belajar tentang karakter bagi anak-anak.
Karakter binatang diantara gajah yang setia, merpati yang sehidup semati dengan pasangannya, dan karakter-karakter binatang lainnya pun dapat
diajarkan kepada anak sehingga anak dapat membedakan karakter yang baik dan buruk dengan melihat karakter yang dimiliki binatang.
F. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Skripsi yang berjudul Manajemen Program Outbound Pendidikan Anak
Usia Dini di Kelompok Bermain Aisyiyah Desa Kedung Ringin Kabupaten Wonogiri yang dilakukan oleh Kartika Wulan Tumanggal,
mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2010. Hasil dari penelitian ini
menunjukan fungsi-fungsi
manajemen yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Faktor pendukung
program yaitu antusias yang tinggi dari peserta didik, kerjasama yang baik dengan orang tua, lokasi yang mudah dijangkau. Hambatan program
adalah kesulitan dalam mengondisikan peserta didik KB sehingga dalam pengelolaannya meminta bantuan kepada orang tua untuk turut
41 mengawasi atau mengondisikan anak-anaknya. Keterbatasan dana untuk
menyewa kendaraan sehingga peserta didik berangkat dari rumah dengan orang tuanya. Outbound menuntut kreatifitas kepala sekolah dan
pendidik untuk menciptakan permainan dari alat bahan yang mudah didapat dan tidak banyak menghabiskan dana.
2. Skripsi Pendampingan pembelajaran luar sekolah Berbasis Wisata Pada
Anak SD di Gembira Loka Zoo oleh Adityo Gari Purossani, Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
angkatan 2010. Hasil penelitiannya menyatakan pendampingan pembelajaran luar sekolah di Gembira Loka Zoo dilaksanakan melalui
tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evalusi. Faktor pendukung kegiatan PLS yaitu alat dan bahan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan
anak, adanya kerjasama yang baik antara Gembira Loka dan Pemandu kegiatan. Faktor penghambat meliputi alat dan bahan masih belum
mencukupi, jumlah peserta yang semakin banyak membuat kurangnya jumlah pemandu.
G. Kerangka Berfikir
Saat ini banyak masyarakat pada kalangan usia sekolah yang merasakan kebosanan dengan sistem pembelajaran formal dikelas. Dengan adanya wisata
edukasi mampu memberikan alternatif cara belajar baru bagi masyarakat, sehingga masyarakat tidak merasakan kejenuhan dan pengetahuan mereka
tetap bertambah selain dari apa yang mereka dapatkan di sekolah.
42 Pembelajaran luar sekolah merupakan program pendampingan belajar
diluar sekolah atau sering disebut sebagai outing class yang diadakan di KRKB Gembira Loka. KRKB Gebira Loka dalam program ini bekerja sama
dengan program Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Program ini ditujukan bagi anak-anak usia
sekolah mulai dari TKKB, SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi berdasarkan Visi dan Misi KRKB Gembira Loka sebagai lembaga konservasi,
yang salah satunya tentang pendidikan. Pengelolaan yang baik pada suatu program menunjukan kualitas program
itu sendiri. Program pembelajaran luar sekolah yang dilaksanakan di KRKB Gembira Loka menjalankan fungsi-fungsi pengelolaan, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Selain pengelolaan, faktor pendukung dan penghambat merupakan faktor penting yang harus
diperhatikan demi tercapainya tujuan program. H.
Pertanyaan Penelitian
1. Pengelolaan program pembelajaran luar sekolah dilihat dari empat fungsi
manajemen yaitu: a.
Bagaimana perencanaan pada pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah di Kebun Binaang Gembira Loka?
b. Bagaimana
pengorganisasian pada
pengelolaan program
Pembelajaran luar sekolah di Kebun Binaang Gembira Loka? c.
Bagaimana pelaksanaan pada pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah di Kebun Binaang Gembira Loka?
43 d.
Bagaimana pengawasan pada pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah di Kebun Binaang Gembira Loka?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada pngelolaan program
Pembelajaran luar sekolah di Kebun Binatang Gembira Loka?
44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan Taylor Moleong, 2007:4, penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Maksud dari peneliti
menggunakan penelitian ini adalah karena permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini berupa kata-kata tertulis maupun tidak tertulis, dan bukan
merupakan angka-angka. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan studi
kasus. Penulis memilih penelitian studi kasus karena penelitian studi kasus berusaha menggambarkan kehidupan dan tindakan-tindakan manusia secara
khusus pada lokasi tertentu dengan jenis kasus tertentu. Penelitian studi kasus menurut Rachmat 2006:79 merupakan metode riset yang menggunakan
berbagai macam sumber data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komperhensif berbagai aspek individu,
kelompok suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Fokus dari penelitian ini terletak pada pengelolaan program sebagai kegiatan yang
mampu meningkatakan daya kualitas pengelola dalam mengelola program.
B. Setting Penelitiaan
Penelitian mengenai pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah yang dilaksanakan di Kebun binatang Gembira Loka di jalan Raya No. 2