Materi Pertemuan Kedua yaitu Keterampilan Pembuatan Mi dari Jantung

55 Kutipan Catatan Lapangan Kegiatan ekstrakurikuler karya ilmiah digunakan untuk membahas materi lagi guna persiapan lomba ISPO International Science Project Olimpiade yang akan diikuti oleh siswa-siswi SMA Negeri 6 Yogyakarta. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendorong siswa-siswi agar benar-benar siap dalam mengikuti lomba. Sebelum memberikan arahan, tak lupa pembina membuka dengan salam dan berdoa agar pelaksanaan kegiatan berjalan lancar. Sebelum memasuki materi, pembina menanyakan kepada siswa mengenai bahan penelitian yang minggu lalu telah ditugaskan untuk membuat. Beberapa siswa terlihat ada yang sudah siap dan ada yang belum serta masih bingung dengan ide seperti apa yang akan digunakan untuk pembuatan laporan penelitian. Pembina selalu memberikan motivasi untuk siswa agar setiap mengikuti pembelajaran menulis karya ilmiah tetap antusias dan tidak menghilangkan rasa semangat siswa. Kegiatan konsultasi dan pembahasan soal lomba dilakukan dengan santai agar siswa tetap nyaman dalam menerima masukan dari guru. Satu persatu siswa telah mendapatkan arahan dari pembina yang nantinya akan berguna saat siswa akan mengikuti lomba. Setelah semua mendapatkan ide dan gambaran untuk pembuatan laporan penelitian, pembina memerintahkan siswa untuk memantapkan kembali mengenai materi yang akan digunakan, agar siswa lebih percaya diri dengan hasil karya ilmiahnya. Tak lupa pembina selalu menyarankan agar banyak-banyak membaca referensi dari artikel atau makalah, kemudian dari sumber lain juga agar wawasan siswa tetap bertambah. Kegiatan konsultasi berjalan lancar, pembina menutup kegiatan dengan salam dan berdoa. Rabu, 16112016 Cara pembina dalam mengajak siswa untuk fokus ke materi lomba sangat baik, terlihat ketika penyampaian materi, pembina cenderung membaur dengan siswa tanpa ada jarak. Hal tersebut dilakukan pembina agar siswa lebih nyaman dan terbuka saat kegiatan ekstrakurikuler berlangsung. Disamping keterampilan pembina dalam mengajak siswa untuk tetap fokus pada materi, siswa juga aktif dalam setiap materi 56 yang disampaikan oleh pembina sehingga materi yang tersampaikan mudah diterima oleh siswa. Kemampuan pembina dalam memotivasi siswa juga baik, hal tersebut terlihat pada lampiran 1, Keterampilan pembina dalam memotivasi siswa Pembina memberikan gambaran mengenai setiap karya tulis yang menang dilombakan agar siswa tergerak semangatnya untuk membuat karya ilmiah. Melalui pengamatan yang telah dilakukan, cara pembina dalam memotivasi siswa secara keseluruhan sesuai dengan tujuan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah.

2. Metode Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa

SMA Negeri 6 Yogyakarta Menurut Hamalik 2008:26, metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sunarti dan Sabana 2011:19 menyatakan bahwa ada tiga aspek dalam pengajaran bahasa, yaitu pendekatan, metode, dan teknik. Sesuai dengan pendapat tersebut, dalam pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta, pembina menggunakan beberapa metode pembelajaran untuk menyampaikan materi agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. 57 Menurut hasil penelitian, metode yang digunakan oleh pembina dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta antara lain metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Pemilihan metode yang diselaraskan dengan beberapa pendekatan tersebut, didasarkan pada pertimbangan pembina terhadap keefektifan penggunaannya di kelas yang disesuaikan dengan jam efektif kegiatan belajar mengajar sekolah dan situasi siswa. Pembina juga mempunyai metode sendiri dalam pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah. Hal tersebut diungkapkan pembina dalam lampiran 4, “Metode yang kami gunakan adalah bimbingan kepada setiap kelompok, memberikan umpan masalah secara luas dan anak-anak yang akan mengkerucutkan dan mengkaji masalah yang ada sesuai dengan pandangan mereka sendiri. ” Metode ceramah merupakan suatu cara yang digunakan oleh pembina untuk menyajikan materi pembelajaran melalui penjelasan secara langsung kepada siswa. Ketika menyampaikan materi menggunakan metode ceramah, pembina juga menampilkan contoh-contoh rangkuman materi yang di ajarkan kepada siswa. Metode diskusi digunakan oleh pembina dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan dengan bertukar pikiran, menjawab pertanyaan yang muncul, memperluas wawasan dan pemahaman siswa mengenai materi yang telah disampaikan, serta melatih siswa untuk dapat bekerja sama dan membuat suatu keputusan. Metode diskusi digunakan pada saat pembina memberikan tugas kepada 58 siswa secara berkelompok. Selama proses diskusi berlangsung, pembina mengelilingi kelas dan membimbing siswa jika mereka menemukan kesulitan. Metode penugasan dipilih agar pembina dapat mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang telah disampaikan. Penugasan yang diberikan kepada siswa secara individu, pembina memberikan tugas kepada siswa saat selesai pemberian materi. Selanjutnya metode tanya jawab dalam pembelajaran di kelas dilakukan oleh pembina pada awal pembinaan dan pada saat pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler berlangsung. Tanya jawab pada awal pembinaan dilakukan oleh pembina untuk menggali pengetahuan siswa mengenai materi menulis karya ilmiah, serta untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai materi tersebut sebelum dijelaskan oleh pembina. Tanya jawab pada saat pelaksanaan pembinaan berlangsung atau ketika pembina sudah menyampaikan informasi, dilakukan oleh pembina untuk meninjau kembali pemahaman siswa mengenai materi yang telah disampaikan. Pembina menjalin komunikasi aktif dengan siswa dalam proses pembinaan kegiatan ekstrakurikuler, sehingga pembina terlihat tidak menjaga jarak dengan siswa. Komunikasi yang berjalan baik antara pembina dan siswa tersebut, memudahkan siswa untuk tidak sungkan bertanya jika ada yang kurang dipahami, di sinilah terjadi situasi diskusi serta tanya jawab antara pembina dengan siswa. Metode- metode tersebut diterapkan melalui pendekatan dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah. Pendekatan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler