PELAKSANAAN PEMBINAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MENULIS KARYA ILMIAH SISWA SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA.

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Ratna Tri Palupi NIM 12201241001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

alhamdulillah, karya ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Pujo Sumedi dan Ibu Christina Sartinah


(6)

Percayalah pada diri sendiri, sebab segalanya tidak ada yang sia-sia (Penulis)


(7)

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pelaksanaan Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta”. Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih secara tulus kepada Dekan FBS UNY dan Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan berbagai kemudahan kepada penulis.

Terima kasih, rasa hormat, dan penghargaan yang tulus penulis sampaikan kepada pembimbing, yaitu Dr. Suroso, M.Pd., M.Th. yang penuh kesabaran dan kebijaksanaan membimbing serta memberikan kemudahan selama proses penyusunan skripsi ini di tengah kesibukan beliau. Terima kasih pula penulis sampaikan kepada Kepala SMA Negeri 6 Yogyakarta yang telah memberikan izin dan waktunya untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri 6 Yogyakarta, khususnya kepada Ibu Indiyani Mei, S.Pd. selaku ketua pembimbing ekstrakurikuler menulis karya ilmiah yang telah memberikan waktu dan tenaganya dalam penelitian ini, serta mbak Dewi dan Mas Ega yang senantiasa bersedia membantu dalam penelitian ini.

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan perhatian, doa yang tiada berkesudahan, serta pengorbanan yang tidak kenal lelah selama ini. Kedua kakak saya, Eri Trina Listyowati dan Yusnia Nastiti, terima kasih atas kasih sayang dan perhatiannya selama ini, serta adik


(8)

(9)

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Hasil Penelitian ... 7

G. Batasan Istilah ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 9


(10)

c. Manfaat Menulis ... 11

d. Tahap-tahap Menulis ... 12

e. Kemampuan Dasar Menulis ... 13

2. Menulis Karya Ilmiah ... 14

a. Pengertian Menulis Karya Ilmiah ... 14

b. Ciri-ciri Menulis Karya Ilmiah ... 15

c. Fungsi Menulis Karya Ilmiah ... 16

d. Syarat Menulis Karya Ilmiah ... 17

B. Komponen Pembelajaran Menulis ... 18

1. Guru ... 19

2. Siswa ... 19

3. Tujuan ... 19

4. Materi ... 20

5. Metode ... 20

6. Media ... 20

7. Evaluasi ... 21

C. Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah ... 21

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ... 21

2. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler ... 22


(11)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Pendekatan Penelitian ... 26

B. Objek dan Subjek Penelitian ... 26

C. Sumber Data ... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ... 27

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 31

F. Teknik Kredibilitas Penelitian ... 32

G. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Hasil Penelitian ... 35

1. Materi Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 36

3. Metode Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 41

4. Media Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 43

5. Evaluasi Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 44

B. Pembahasan ... 46 1. Materi Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler


(12)

3. Media Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 59

4. Evaluasi Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 62

C. Keterbatasan Penelitian ... 65

BAB V PENUTUP ... 67

A. Simpulan ... 67

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(13)

SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 38

Gambar 2 : Praktik Keterampilan Pembuatan Mi dari Jantung Pisang ... 39

Gambar 3 : Pembinaan Untuk Persiapan Lomba ... 40


(14)

Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 36 Tabel 2 : Penerapan Metode Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 41 Tabel 3 : Penggunaan Media Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta... 43 Tabel 4 : Pelaksanaan Evaluasi Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler


(15)

Kegiatan Pem ... 75 Lampiran 2: Kisi-Kisi, Pedoman dan Lembar Observasi

Kegiatan Siswa ... 80 Lampiran 3: Pedoman dan Catatan Lapangan ... 86 Lampiran 4: Kisi-Kisi Wawancara, Pedoman Wawancara,

dan Hasil Wawancara Pembina ... 98 Lampiran 5: Kisi-Kisi Wawancara, Pedoman Wawancara,

dan Hasil Wawancara Siswa ... 107 Lampiran 6: Kisi-Kisi, Pedoman dan Hasil Angket Pembina ... 118 Lampiran 7: Kisi-Kisi, Pedoman dan Hasil Angket Siswa ... 122 Lampiran 8: Dokumentasi Gambar Proses Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler dan Hasil Karya Ilmiah Siswa ... 138 Lampiran 9: Surat-Surat ... 150


(16)

NIM 12201241001 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta. Pelaksanaan pembinaan ditinjau dari beberapa komponen utama, yaitu: (1) materi pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta, (2) metode pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta, (3) media pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta, dan (4) evaluasi pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta.

Jenis metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah pembina kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah dan siswa di SMA Negeri 6 Yogyakarta, sedangkan objek penelitian ini adalah pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah di SMA Negeri 6 Yogyakarta yang meliputi materi, metode, media, dan evaluasi. Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara, analisis dokumen, catatan lapangan, dan menggunakan angket. Keabsahan data diuji dengan ketekunan pengamatan, perpanjangan keikutsertaan, dan triangulasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara induktif, dengan tahapan pengelompokan, pengkategorian, dan interpretasi.

Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut. Pertama, materi pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah sesuai dengan tujuan pembelajaran dan KD, yaitu (1) materi keterampilan penulisan kerangka pikir dan latar sosial, (2) materi keterampilan pembuatan mi dari jantung pisang, dan (3) materi persiapan lomba katerampilan menulis karya ilmiah. Sumber materi yang digunakan adalah dari sejumlah makalah, artikel, dan hasil karya siswa. Kedua, metode pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah yang digunakan oleh pembina adalah kombinasi antara metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Ketiga, media pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah yang digunakan pembina adalah seperangkat layar LCD (Liquid Crystal Display) dan laptop. Keempat, evaluasi pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah dilaksanakan dengan teknik evaluasi penugasan individu dan praktik.


(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran di sekolah memiliki komponen pembelajaran yang terdiri atas guru, siswa, tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi pembelajaran. Guru dalam proses pembelajaran memiliki peran yang dominan bagi siswa untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan guru menjadi pengendali utama dalam menentukan materi yang akan disampaikan.

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah mencakup empat aspek keterampilan di dalamnya, yaitu membaca, mendengar, berbicara, dan menulis. Pembelajaran menyusun teks atau menulis merupakan salah satu pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang memerlukan perhatian khusus baik oleh guru mata pelajaran atau pihak-pihak yang terkait dalam penyusunan kurikulum pembelajaran. Sebagai sebuah keterampilan, menulis tidak bisa didapat secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih.

Kegiatan menulis bukan sekadar menulis, melainkan sebuah kegiatan yang menggabungkan pengetahuan intelektual dan berpikir logis yang kemudian dilanjutkan dengan pemilihan bahasa yang efektif dan komunikatif untuk diungkapkan dalam bentuk tulisan. Tulisan dapat berisi banyak hal yang bersifat informatif, aktual, mengajak, dan sebagainya. Keterampilan menulis ini sangat berguna bagi setiap orang. Dengan memiliki kepandaian itu, seseorang dapat mengungkapkan berbagai gagasannya untuk dibaca oleh peminat yang luas.


(18)

Pemilihan keterampilan menulis dalam penelitian ini dikarenakan keterampilan menulis belum menjadi minat dan kegemaran anak Indonesia. Keterampilan menulis penting dikuasai terutama bagi kaum intelektual. Salah satu keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh kaum intelektual adalah menulis karya ilmiah. Pada dasarnya, kurikulum bahasa Indonesia sudah mencakupi seluruh keterampilan berbahasa, termasuk menulis. Salah satu kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum bahasa Indonesia adalah menulis karya ilmiah yang diberikan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun sayangnya, masih banyak anggapan bahwa keterampilan menulis karya ilmiah lebih sulit dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain. Hal tersebut yang menjadi faktor penyebab siswa kurang tertarik untuk menulis. Oleh karena itu, membudayakan menulis karya tulis ilmiah harus dilakukan sejak dini.

Sebagai lembaga yang sengaja dibentuk untuk mendidik generasi muda, sekolah mempunyai tanggung jawab untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mempunyai kontribusi yang besar bagi kemajuan bangsa melalui proses pendidikan yang dijalankan. Demi mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah perlu adanya pembinaan siswa. Pembinaan siswa dilakukan tidak hanya pada program akademik akan tetapi juga nonakademik yaitu kegiatan ekstrakurikuler khususnya menulis karya ilmiah. Pembinaan siswa tersebut juga tidak terlepas dari pembelajaran bahasa Indonesia. Menulis karya ilmiah sangat berperan penting pada pembelajaran bahasa Indonesia karena siswa selalu terlatih membudayakan keterampilan khususnya menulis karya ilmiah.


(19)

Pemilihan SMA Negeri 6 Yogyakarta sebagai tempat penelitian karena sekolah ini merupakan salah satu SMA favorit di Yogyakarta dan sekolah berprestasi yang memiliki keterbukaan sangat baik terhadap pihak luar yang memiliki tujuan untuk sebuah penelitian pendidikan. SMA Negeri 6 Yogyakarta juga merupakan sekolah riset pertama di Indonesia yang letaknya sangat strategis yaitu berada di Jalan C. Simanjutak. Lingkungan sekolah yang hijau, ramah lingkungan, dan asri membuat SMA Negeri 6 Yogyakarta tumbuh menjadi sekolah Adiwiyata. Kenyamanan para siswa dalam menimba ilmu di SMA Negeri 6 Yogyakarta tidak hanya karena lingkungannya, tetapi juga karena adanya kebebasan dalam mengembangkan bakat dan minat.

Para siswa di SMA Negeri 6 Yogyakarta memiliki prestasi baik dalam menulis serta mempunyai antusiasme tinggi terhadap keterampilan menulis. Adanya salah satu ekstrakurikuler yaitu KIR MW (Kelompok Ilmiah Remaja Muda Wijaya) yang memberikan wadah bagi para siswa yang gemar menulis karya ilmiah yang membuat keterampilan menulis menjadi tumbuh dengan baik. Kegiatan ektrakurikuler tersebut yang paling menonjol di SMA Negeri 6 Yogyakarta karena siswa lebih banyak memilih untuk mengikuti ekstrakurikuler dibandingkan kegiatan intrakurikuler yang sudah ada. Oleh karena itu, pemilihan ektrakurikuler menulis karya ilmiah lebih diminati sebagai bahan penelitian dibandingkan dengan kegiatan intrakurikuler.

SMA Negeri 6 Yogyakarta memiliki julukan The Research School of Jogja karena para siswa telah mendapatkan berbagai penghargaan dalam bidang penelitian


(20)

sampai tingkat internasional. Sekolah yang sering disebut Muda Wijaya tersebut, selama dua tahun siswa berhak mendapatkan bimbingan penelitian dalam pelajaran dasar penelitian yang diberikan oleh guru. Selebihnya, sekolah juga menyediakan pembimbing-pembimbing dari luar sekolah yaitu para alumni yang juga berprestasi di bidang penelitian. Salah satu contoh prestasi yang berhasil diraih oleh siswa pada Tahun 2013 yaitu berhasil menciptakan bra khusus penampung dan pensteril ASI. Siswa tersebut juara I dalam ajang National Young Inventor Award (NYIA) yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Atas prestasinya, dia diganjar hadiah Rp 8 juta dan medali, serta tiket lomba tingkat ASEAN di Malaysia pada tahun 2013. Selain itu, ada beberapa hasil karya ilmiah siswa yaitu penjepit gelas tunanetra, hanger elektrik, cermin ajaib, dan masih banyak lagi. Hal itulah yang menjadi keunggulan tersendiri di antara sekian banyak sekolah menengah atas berprestasi lainnya di Yogyakarta, dan menjadikan kompetensi untuk terus berkembang serta mampu menjamin masa depan para siswa.

Kemampuan para siswa dalam menulis tidak terlepas dari peranan guru. Guru sebagai sosok utama di sekolah yang memberikan pembelajaran keterampilan menulis melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sehingga para siswa termotivasi. Hal inilah yang melatarbelakangi judul skripsi dan menjadi sebuah proses penelitian untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran menulis karya ilmiah di SMA Negeri 6 Yogyakarta sebagai sekolah yang dilihat melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang baik khususnya menulis karya ilmiah.


(21)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah-masalah dalam penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

1. Keterampilan Menulis Karya Ilmiah (MKI) lebih sulit dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain.

2. Guru memiliki peran penting dalam membina, mengembangkan, dan meningkatkan keterampilan MKI siswa.

3. Siswa diharapkan mampu membudayakan keterampilan MKI di sekolah.

4. Pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler MKI di SMA Negeri 6 Yogyakarta dilihat dari komponen pembelajaran yang meliputi materi, media, metode, dan evaluasi.

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar masalah pembelajaran keterampilan MKI di SMA Negeri 6 Yogyakarta dapat dipecahkan. Masalah yang diteliti difokuskan pada pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler MKI di SMA Negeri 6 Yogyakarta yang mencakup komponen materi, metode, media, dan evaluasinya. Pembahasan masalah ini dilakukan dengan pertimbangan komponen materi, metode, media dan evaluasi merupakan komponen penting dalam pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru atau pembina.


(22)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, permasalahan yang dirumuskan adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana materi pembinaan kegiatan ekstrakurikuler MKI di SMA Negeri 6 Yogyakarta?

2. Bagaimana metode pembinaan kegiatan ekstrakurikuler MKI di SMA Negeri 6 Yogyakarta?

3. Bagaimana media pembinaan kegiatan ekstrakurikuler MKI di SMA Negeri 6 Yogyakarta?

4. Bagaimana evaluasi pembinaan kegiatan ekstrakurikuler MKI di SMA Negeri 6 Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler MKI di SMA Negeri 6 Yogyakarta.

2. Mendeskripsikan metode pembinaan kegiatan ekstrakurikuler MKI di SMA Negeri 6 Yogyakarta.

3. Mendeskripsikan media pembinaan kegiatan ekstrakurikuler MKI di SMA Negeri 6 Yogyakarta.

4. Mendeskripsikan pelaksanaan evaluasi pembinaan kegiatan ekstrakurikuler MKI di SMA Negeri 6 Yogyakarta.


(23)

F. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengembangan pengetahuan mengenai pembinaan kegiatan ekstrakurikuler khususnya menulis karya ilmiah. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberkani pandangan baru bagi ilmu

pengetahuan terutama mengenai pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah di sekolah.

c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kajian penelitian lebih lanjut dalam usaha memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar-mengajar khususnya dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis khususnya menulis karya ilmiah.

b. Penelitian ini diharapkan mampu mendorong siswa untuk lebih berpikir kritis dan kreatif serta mampu meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembinaan.

c. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk masukan positif dalam upaya melakukan pengembangan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah.


(24)

G. Batasan Istilah

Penelitian ini memiliki batasan istilah untuk menghindari kesalahpahaman dalam pembahasan penelitian. Adapun batasan istilah tersebut sebagai berikut.

a. Pembelajaran adalah proses pembelajaran menulis yang dilakukan oleh pembina dan para siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta sebagai peserta didik. Pembelajaran mencakup beberapa komponen, yaitu guru, siswa, tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi.

b. Keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan oleh pembina di SMA Negeri 6 Yogyakarta, khususnya keterampilan menulis karya ilmiah.


(25)

BAB II KAJIAN TEORI

Teori-teori berikut meliputi beberapa definisi dan asumsi tentang keterampilan menulis dan menulis karya ilmiah. Subbab keterampilan menulis mencakup pengertian menulis, tujuan menulis, manfaat menulis, tahap-tahap menulis, dan kemampuan dasar menulis. Subbab menulis karya ilmiah mencakup pengertian menulis karya ilmiah, ciri-ciri menulis karya ilmiah, fungsi menulis karya ilmiah, dan syarat menulis karya ilmiah. Subbab komponen pembelajaran meliputi guru, siswa, tujuan pembelajaran menulis, media, metode, dan evaluasi. Subbab kegiatan ekstrakurikuler meliputi pengertian ekstrakurikuler, tujuan ekstrakurikuler, fungsi ekstrakurikuler, jenis ekstrakurikuler, dan ruang lingkup ekstrakurikuler.

A. Keterampilan Menulis

Subbab ini menjelaskan keterampilan menulis secara lebih spesifik dan menjadi landasan pengetahuan terhadap proses pembelajaran keterampilan menulis.

1. Komponen Menulis a. Pengertian Menulis

Hernowo (2002:16) menyatakan bahwa menulis bukan sekadar membuat huruf-huruf dengan pena di atas selembar kertas, melainkan sebagai upaya untuk melahirkan pikiran dan perasaan. Melalui kegiatan menulis kita dapat


(26)

mengekspresikan diri secara total. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Gie (2002:21) juga berpendapat bahwa menulis merupakan suatu kepandaian yang amat berguna bagi setiap orang. Dengan memiliki kepandaian itu, seseorang akan mengungkapkan berbagai gagasan untuk dibaca oleh peminat yang luas.

Secara ringkas, Alwasilah (2005:43) berpendapat bahwa menulis tidak sekadar menuangkan gagasan melalui tulisan, tapi juga merupakan sebuah kemampuan mekanisme dalam menulis sehingga gagasan dapat dimengerti oleh pembaca. Pada kesempatan lain, Tarigan (melalui Permana, 2009:8) menjelaskan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan seseorang dalam menuangkan isi hatinya ke dalam sebuah tulisan yang melahirkan pikiran atau perasaan yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh seseorang.

b. Tujuan Menulis

Gie (2002:10) mendefinisikan mengenai tujuan menulis bermacam-macam sejalan dengan aneka ragamnya keinginan orang seperti ingin terkenal, mendapat honorarium, mempengaruhi orang lain, mencerdaskan masyarakat, menghibur


(27)

kanak-kanak, menyenangkan kalbu, menyampaikan pengetahuan, atau sekadar menghabiskan waktu senggang.

Pada kesempatan lain Semi (2007: 14) juga berpendapat bahwa tujuan menulis antara lain yaitu sebagai berikut.

1. Untuk menceritakan sesuatu

2. Untuk memberikan petunjuk atau pengarahan 3. Untuk menjelaskan sesuatu

4. Untuk meyakinkan 5. Untuk merangkum

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis bertujuan untuk menghibur, menyampaikan pengetahuan, meyakinkan para pembaca terhadap apa yang dimiliki sebelumnya, serta menginformasikan sesuatu, baik itu gagasan-gagasan maupun ide-ide.

c. Manfaat Menulis

Tarigan (2008:22) menyatakan bahwa menulis sangat penting karena memudahkan para pelajar berpikir secara kritis. Kegiatan menulis juga memudahkan kita untuk merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah, menyusun urutan bagi pengalaman, serta membantu kita menjelaskan pikiran pikiran kita.

Selain manfaat menulis di atas, ada juga enam manfaat dari menulis yang dikemukakan oleh Komaidi (2008:12) yaitu sebagai berikut.


(28)

1. Menimbulkan rasa ingin tahu dan melatih kepekaan dalam melihat realitas di sekitar.

2. Kegiatan menulis mendorong seseorang untuk mencari referensi seperti buku, majalah, koran, jurnal, dan sejenisnya. Kegiatan tersebut, secara tidak disadari akan menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hal yang ditulis.

3. Melatih diri untuk menyusun pemikiran dan argumen secara runtut, sistematis, dan logis.

4. Mengurangi tingkat ketegangan dan stres pada diri sesorang jika dilihat secara psikologi.

5. Mendapatkan penghargaan yang dapat berupa honorarium serta kepuasan batin karena tulisan yang dimuat atau diterbitkan dapat memberi manfaat pada pembaca.

6. Mendapatkan kepopuleran nama pena karena hasil tulisan dibaca oleh orang lain. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis sangat penting karena memudahkan para pelajar berpikir secara kritis, melatih diri untuk menyusun pemikiran dan melatih kepekaan, serta dapat memperlancar kegiatan tulis menulis.

d. Tahap-tahap Menulis

Kegiatan menulis juga memerlukan tahapan-tahapan tertentu di dalam prosesnya. Tahapan-tahapan menulis menurut Semi (2007:46) terbagi menjadi tiga, yaitu:


(29)

1. Tahap Pratulis

Tahap pratulis merupakan tahap paling awal dalam kegiatan menulis dan dilakukan sebelum melakukan penulisan. Dalam tahap ini penulis mulai menentukan topik yang akan ditulis. Penulis mempertimbangkan pemilihan topik dari segi menarik atau tidaknya terhadap pembaca.

2. Tahap Penulisan

Pada tahapan ini penulis lebih mengutamakan isi tulisan daripada tata tulisannya, sehingga semua gagasan, pikiran dan perasaan dapat dituangkan ke dalam tulisannya.

3. Tahap Penyuntingan

Tahap penyuntingan adalah meneliti kembali kesalahan dan kelemahan pada isi tulisan tersebut. Pada tahap penyuntingan ini penulis membaca tulisannya kembali dan melihat kembali ketepatannya dengan gagasan utama dan tujuan penulisan.

e. Kemampuan Dasar Menulis

Sampai saat ini keterampilan menulis belum menjadi minat dan kegemaran bagi anak Indonesia. Masih banyak anggapan bahwa keterampilan menulis lebih sulit dibanding dengan keterampilan berbahasa yang lain. Hal tersebut dibantah oleh Alwasilah (2005:43) dalam bukunya yang menyatakan bahwa “keterampilan menulis diawali oleh minat, kreativitas, sebilangan latihan, dan penalaran yang tajam akan fenomena sosial yang ada, dan tidak kalah pentingnya adalah kebiasaan membaca berbagai sumber bacaan”.


(30)

Pernyataan tersebut diperkuat kembali oleh Alwasilah (2005:43) yang mengungkapkan bahwa kemampuan menulis dapat berkembang melalui latihan yang intensif. Latihan tersebut dapat dilakukan dan dikembangkan di bangku sekolah. Siswa yang diarahkan untuk terus berlatih menulis akan memiliki kemampuan menulis tanpa disadari secara langsung.

2. Menulis Karya Ilmiah

a. Pengertian Menulis Karya Ilmiah

Dalman (2012:5) menyatakan bahwa menulis karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan/atau bukti-bukti empirik. Pernyataan Dalman tersebut semakin diperkuat oleh pernyataan berikutnya, Dalman (2012:5) yang mengungkapkan bahwa menulis karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti.

Pada kesempatan lain Djuroto (2013:15) berpendapat bahwa menulis karya ilmiah merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang sistematis berdasar pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah, terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya. Secara ringkas, Setyawan (2013:37) menyatakan bahwa karangan ilmiah adalah salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis karya ilmiah


(31)

adalah karya tulis yang disajikan secara objektif, yang sistematis berdasar pada metode ilmiah yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya.

b. Ciri-ciri Menulis karya Ilmiah

Ciri-ciri menulis karya ilmiah menurut Dalman (2012:12-14) terbagi menjadi 7 yaitu sebagai berikut.

1. Objektif

Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi.

2. Netral

Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. 3. Sistematis

Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya.

4. Logis

Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif.

5. Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan)

Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta.


(32)

6. Tidak Pleonastis

Kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).

7. Bahasa yang digunakan adalah ragam formal

Dalam menulis karya ilmiah tidak boleh menggunakan bahasa ragam santai.

c. Fungsi Menulis Karya Ilmiah

Menurut Dalman (2012:21), karya tulis ilmiah berfungsi untuk memublikasikan gagasan seseorang atau sekelompok orang berupa hasil penelitian dan hasil pemikiran (kajian pustaka) yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman membaca. Kemudian dilanjutkan oleh Chronica (dalam Dalman, 2012:20) yang berpendapat bahwa karya ilmiah memiliki banyak sekali fungsi terutama bagi seorang penulis, lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa menulis karya ilimiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis. Berlatih mengintegrasi berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual.

Menurut Dwiloka dan Riana (2005:2-3), jika dihubungkan dengan hakekat ilmu, karya ilmiah mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Penjelasan (Explanation)

Karya ilmiah dapat menjelaskan suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui, dan tidak pasti, menjadi sebaliknya.


(33)

2. Ramalan (Prediction)

Karya ilmiah dapat membantu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada masa mendatang.

3. Kontrol (Control)

Karya ilmiah dapat berfungsi untuk mengontrol, mengawasi dan atau mengoreksi benar tidaknya suatu pernyataan.

d. Syarat Menulis Karya Ilmiah

Menurut Anne (dalam Dalman, 2012:24), dalam penulisan karya ilmiah setidaknya diketengahkan tiga syarat dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu sebagai berikut:

1. Ide Sendiri

Setiap karya ilmiah adalah ide sendiri. Jika ada ide menarik dan baru, artinya belum pernah ada sebelumnya, maka kelak karya ilmiah itu akan diperhitungkan dan mendapatkan perhatian yang lebih dari publik.

2. Ada Data dan Analisis

Sebuah karya ilmiah, sudah barang tentu harus mengetengahkan data dan referensi. Data ini bisa berupa survei tentang sesuatu hal, bisa juga sebuah hasil penelitian dari penulis itu sendiri. Selain data, faktor penting lain adalah analisis. Analisis adalah ketajaman logika seseorang dalam mengulas sebuah masalah.


(34)

3. Sesuai dengan Kaidah EYD

Syarat terakhir karya ilmiah adalah perlunya menggunakan kaidah EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Dalam menulis karya ilmiah, kita harus mengacu kepada kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Pujiono (2013:37) mengungkapkan bahwa suatu karangan dari hasil penelitian, pengamatan, ataupun peninjauan dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Penulisannya berdasarkan hasil penelitian.

b. Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta.

c. Karangan itu mengandung masalah yang sedang dicarikan pemecahannya.

d. Baik dalam penyampaian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode tertentu.

e. Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, cermat, dan sesuai EYD.

f. Bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas dan tepat, sehingga tidak terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir.

B. Komponen Pembelajaran Menulis

Setiap proses pembelajaran, memiliki komponen yang menjadi pelaku dalam pendidikan. Adapun komponen pembelajaran yang akan dijabarkan berikut ini meliputi guru, siswa, tujuan, dan materi pembelajaran menulis.


(35)

1. Guru

Alwasilah (2005:43) memberi pernyataan bahwa “Guru yang mengajar menulis sebaiknya seorang penulis supaya ia memiliki empati terhadap siswa dan menghargai profesionalisme penulis karena ia sendiri merasakan bagaimana sulitnya menjadi seorang penulis”. Profesional di sini dapat diartikan, bahwa guru adalah sosok yang menguasai materi pelajaran dengan sangat baik serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pernyataan Alwasillah tersebut, secara tidak langsung juga mengatakan bahwa pentingnya keterampilan guru sebagai model yang baik untuk para siswa.

2. Siswa

UU Nomor 20 Tahun 2003, menyatakan bahwa peserta didik atau siswa merupakan anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Namun demikian, berkembangnya potensi siswa tidak semata-mata terjadi begitu saja. Terdapat orang lain yang berperan dalam prosesnya.

3. Tujuan

Komponen tujuan pendidikan dapat meliputi tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam proses pendidikan yang terdapat dalam UU No. 20 Tahun 2003, yaitu “...berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.


(36)

4. Materi

Sanjaya (2009:60) menyatakan bahwa materi pelajaran berkenaan dengan bahan pelajaran yang harus dikuasai siswa dengan tujuan pembelajaran. Materi pelajaran harus digali dari berbagai sumber belajar sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai. Secara garis besar materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.

5. Metode

Sunarti dan Subana (2011:20) menjelaskan bahwa metode dalam dunia pengajaran adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistemis berdasarkan approach tertentu. Sebelumnya, Sunarti dan Subana (2011:18) menjelaskan kata approach adalah pendekatan yang diartikan sebagai cara memulai sesuatu, dalam hal ini adalah pengajaran bahasa. Pada kesempatan lain, Hamalik (2008:26) menjelaskan bahwa metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.

6. Media

Soeparno (1988:10) mengungkapkan bahwa pada waktu memilih media guru agar memperhatikan karakteristik setiap media, agar guru mengetahui kesesuaian media dengan informasi yang dikomunikasikan. Media seharusnya dipilih sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, sesuai dengan metode yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dan sesuai dengan materi yang disajikan. Selain itu,


(37)

media yang dipilih hendaknya sesuai dengan keadaan siswa, baik dari segi jumlah, usia, maupun tingkat pendidikannya, sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat media itu digunakan, dan sesuai dengan daya kreativitas guru.

7. Evaluasi

Evaluasi pembelajaran atau biasa dikenal dengan penilaian merupakan kegiatan yang tidak hanya menilai hasil belajar siswa, tapi juga kegiatan pembelajaran itu sendiri untukmengetahui capaian dari setiap tujuan dalam pembelajaran. Nurgiyantoro (2010:50) menyatakan bahwa penilaian proses adalah penilaian yang dilakukan sepanjang dan bersama dengan proses pembelajaran lewat berbagai macam cara. Pada kesempatan lain Daryanto (2010:11) mengungkapkan bahwa tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.

C. Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah 1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran biasa (Suryosubroto, 2002:271). Pada kesempatan lain Rusman (2011:20) menjelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat (interest) mereka melalui


(38)

kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah atau madrasah.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran biasa, yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah atau madrasah. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah untuk menyalurkan minat, bakat, hobi, kepribadian dan kreativitas peserta didik yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi talenta peserta didik .

2. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Rusman (2011:20) tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah memberikan pengalaman yang sesuai dengan hobi, bakat, minat dan kemampuan peserta didik. Secara ringkas Suryosubroto (2002:271) berpendapat bahwa kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, berbagai macam ketrampilan dan kepramukaan. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler adalah memberikan pengalaman yang sesuai dengan bakat dan minat untuk mengembangkan salah satu bidang yang diminati oleh sekelompok siswa.


(39)

3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Suryosubroto (2009:292) menunjukkan berbagai macam fungsi kegiatan ekstrakurikuler, mereka menyebutkan bahwa fungsi bagi siswa, bagi pengembangan kurikulum dan bagi masyarakat. Pada kesempatan lain Mulyono (2010:188) juga berpendapat bahwa fungsi kegiatan ekstrakurikuler adalah (1) meningkatkan kemampuan peserta didik, (2) menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik, (3) melatih sikap disiplin, kejururan, kepercayaan, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas, (4) mengembangkan etika dan akhlak, (5) mengembangkan sensitivitas peserta didik.

4. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Dalam Permendikbud No 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pasal 3, dinyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler terbagi menjadi dua jenis sebagai berikut.

1. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib

Kegiatan ekstrakurikuler wajib merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. Adapun jenis dari kegiatan ekstrakurikuler wajib adalah pendidikan kepramukaan.

2. Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan

Kegiatan ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan sesuai bakat dan


(40)

minat peserta didik. Adapun yang termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler pilihan adalah latihan olah-bakat dan latihan olah-minat, yang dapat berupa kegiatan seni, olahraga, pecinta alam, karya ilmiah, latihan kepemimpinan, dan lain sebagainya.

5. Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Suryosubroto (2002:272) ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program intrakurikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan siswa, keterampilan melalui hobi dan minatnya serta pengembangan sikap yang ada pada program intrakurikuler dan program kokurikuler.

D. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Arif Wahyu Widodo (2016). Penelitian Arif berjudul “Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler Penulisan Sastra Kopisaji di SMA N 1 Wonosari”. Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian Arif adalah sama-sama menjadikan kegiatan ekstrakurikuler sebagai subjek penelitian. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Arif yakni, penelitian Arif hanya menggunakan instrumen wawancara kepada pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan ekstrakurikuler, sedangkan penelitian ini menggunakan instrumen data utama yaitu peneliti sendiri sebagai pihak yang mencari dan


(41)

menafsirkan data disamping pengamatan langsung dengan pedoman observasi dan wawancara sebagai instrumen pendukung.

Penelitian Arif terfokus pada pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler dan bertujuan mendeskripsikan mengenai sistem pengelolaan, proses pembimbingan terhadap siswa selama mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, proses produksi karya sastra oleh siswa, faktor pendukung keberlangsungan kegiatan ekstrakurikuler, dan dampak yang diakibatkan oleh kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan penelitian ini terfokus pada pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler melalui pemilihan materi, media, metode, dan evaluasinya.


(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) yaitu peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2010:9).

Menurut Satori dan Aan (2011:25) penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah. Penelitian deskriptif kualitatif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan sekarang yang sedang berlangsung.

B. Objek dan Subjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah di SMA Negeri 6 Yogyakarta yang meliputi materi, metode, media, dan evaluasi. Subjek penelitian ini adalah pembina kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah dan siswa di SMA Negeri 6 Yogyakarta.


(43)

C. Sumber Data

Sumber data penelitian ini berupa sumber data tertulis dan sumber data aktivitas proses pembinaan yang terjadi di lapangan. Sumber data tertulis meliputi hasil karya tulis siswa sebagai wujud evaluasi dan media dalam pembinaan, sedangkan sumber data berupa aktivitas meliputi deskripsi kegiatan pembina serta siswa saat melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah di Sekolah.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian yaitu dengan mengacu pada pedoman yang telah dipersiapkan terlebih dahulu dan dikembangkan pada saat pelaksanaannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, secara garis besar adalah observasi (pengamatan secara langsung), wawancara, angket, dan dokumentasi. Berikut adalah penjelasan secara lebih rinci.

1. Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data secara langsung dengan cara melakukan pencatatan secara cermat. Observasi harus dilakukan secara teliti dan sistematis untuk mendapatkan hasil yang bisa diandalkan. Pengumpulan data dengan observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan pelaksanaan pembinaan secara langsung dengan menggunakan lembar observasi terhadap proses kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah yang melibatkan pembina dan siswa.


(44)

Observasi yang dilakukan direalisasikan dengan cara mencatat berupa informasi yang berhubungan dengan pembeinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Pengamatan ini dilakukan guna mendapatkan bukti yang terkait dengan objek penelitian. Waktu pengamatan disesuaikan dengan jadwal guru dan kompetensi dasar yang diizinkan.

Adapun pedoman dalam observasi yaitu dalam pengamatan yang dilakukan adalah mengamati partisipasi siswa dalam pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Tujuannya yaitu untuk memperoleh informasi dan data mengenai pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah di SMA Negeri 6 Yogyakarta.

2. Wawancara

Menurut Etsberg (Sugiyono, 2011:231) wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu objek tertentu. Wawancara sebagai upaya mendekatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada informan. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung. Wawancara dilakukan setelah semua data dari observasi dan dokumentasi terkumpul.

Wawancara dilakukan secara langsung atau terbuka tanpa menggunakan media rekaman. Wawancara dilakukan melalui interaksi selintas atau dalam waktu yang telah disepakati bersama. Peneliti sebagai pewawancara dan pembina serta siswa dari SMA Negeri 6 Yogyakarta sebagai informan (terwawancara) dengan


(45)

pertanyaan mengenai materi, metode, evaluasi, media serta faktor penghambat atau pendukung dalam kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa di SMA Negeri 6 Yogyakarta.

Wawancara yang dilakukan dengan siswa tidak semuanya diwawancarai, hanya perwakilan dari beberapa siswa saja. Wawancara dengan pembina dilakukan secara tidak terstruktur untuk mengetahui proses pembinaan kegiatan ekstrakurikuler yang telah dilakukan. Dalam pelaksanaannya, disiapkan instrumen berupa daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden.

3. Angket

Angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151). Angket sebagai alat untuk mengumpulkan data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Tujuan dari angket ini adalah untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai kondisi siswa dan apa yang diharapkan oleh siswa.

Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengumpulkan data terkait pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Angket juga digunakan untuk mengetahui ranah afektif siswa dalam pembelajaran menulis karya ilmiah. Ranah afektif yang dimaksud meliputi penerimaan, sikap, tanggapan, perhatian, dan partisipasi siswa dalam pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah. Angket didistribusikan kepada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah.


(46)

4. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (via Gunawan, 2013:176) dokumentasi yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental dari seseorang. Pada kesempatan lain Satori dan Aan (2011:149) juga berpendapat bahwa dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung, menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa hasil tulisan karya ilmiah siswa dan foto pada saat pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler dari awal sampai akhir.

5. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan-catatan peneliti selama masa penelitian yang berisi hal-hal penting seputar objek dan subjek yang diteliti. Penelitian kualitatif ini menggunakan catatan lapangan selain sebagai sumber, juga sebagai salah satu bentuk pengarsipan peneliti terhadap proses pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah.

Sebelum turun ke lapangan, perlu mengetahui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu:

a. Persiapan diri

Sebelum melakukan penelitian diwajibkan untuk mempersiapkan diri agar dapat memahami bagaimana keadaan, situasi yang ada.


(47)

b. Memasuki Lapangan

Pada saat sudah masuk ke lapangan peneliti menjalin hubungan yang akrab dengan subyek penelitian dengan menggunakan tutur bahasa yang baik, akrab serta bergaul dengan mereka dan tetap menjaga etika pergaulan.

c. Berperan Serta

Dalam tahap ini, peneliti mencatat data yang diperolehnya ke dalam field notes, baik data yang diperoleh dari wawancara, pengamatan atau menyaksikan sendiri kejadian tersebut.

d. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah komponen-komponen yang ikut serta dalam perannya sebagai narasumber. Sugiyono (2010:223) mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, kemungkinan akan dikembangkan instrumen sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.

Penelitian ini menggunakan instrumen pengumpul data utama yaitu peneliti sendiri sebagai pihak yang mencari dan menafsirkan data, dengan mengikuti proses kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah yang sedang dilangsungkan oleh pembina dan diikuti oleh para siswa. Selain peneliti sendiri, instrumen pendukung yang digunakan adalah pedoman observasi yang digunakan saat pengamatan


(48)

langsung kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah dan pedoman wawancara sebagai alat untuk validitas yang berkaitan dengan metode dan evaluasi dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah setelah menganalisis data tertulis di samping pengamatan langsung.

e. Teknik Kredibilitas Penelitian

Kredibilitas penelitian adalah keabsahan dari data-data yang diperoleh pada penelitian yang dilakukan. Adapun teknik untuk menguji kredilibilitas data dalam penelitian ini, sebagai berikut.

1. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dimaksudkan untuk mendapatkan data berupa kebiasaan serta pola pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah di sekolah. Teknik pengamatan ini dilakukan secara berkala dan tertib untuk menghindari gangguan saat penelitian. Pengamatan juga dilaksanakan dengan beberapa penyesuaian terkait kebijakan sekolah mengenai jadwal kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah.

2. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutertaaan menjadi pilihan teknik untuk uji keabsahan data dalam penelitian ini dengan memperpanjang masa penelitian sampai dirasa semua data cukup untuk menjadi deskripsi. Perpanjangan keikutsertaan ini juga dimanfaatkan untuk mengumpulkan data pelengkap yang dapat memberi informasi yang sesuai dengan proses pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah.


(49)

3. Trianggulasi Data

Trianggulasi dalam penelitian ini adalah trianggulasi metode pengumpulan data, yakni teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data yang terkumpul untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data-data tersebut. Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik tersebut supaya data yang telah dikumpulkan dengan beberapa teknik pengumpulan data tersebut dapat dibandingkan.

Ada beberapa hal yang dilakukan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

a. Membandingkan data hasil pengamatan melalui catatan lapangan dan lembar observasi dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan guru pada saat kegiatan pembinaan dengan apa yang dikatakannya saat wawancara, serta

c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen tertulis yang berkaitan.

f. Teknik Analisis Data

Tahap menganalis data adalah tahap yang paling penting dan menentukan dalam suatu penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan tujuan menyederhanakan data ke dalama bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Selain itu data diterjunkan dan dimanfaatkan agar dapat dipakai untuk menjawab masalah yang diajukan dalam penelitian.


(50)

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini menggunakan analisis data secara induktif. Artinya, data yang terkumpul disimpulkan dengan cara mengelompokkan dan mengkategorisasikan data sesuai dengan masalah penelitian. Pengelompokkan tersebut kemudian dilanjutkan dengan interpretasi dari data yang diperoleh.


(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menyajikan hasil penelitian yang berupa deskripsi proses pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta. Pada bab ini akan membicarakan tiga bagian, yaitu hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian. Bagian hasil penelitian dan pembahasan merupakan uraian atau hasil analisis data yang telah diperoleh selama masa penelitian dan dikumpulkan baik yang berasal dari catatan lapangan, dokumentasi, ataupun catatan hasil wawancara mengenai proses pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta. Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan memanfaatkan teori-teori yang dikaji sebagai sebuah kesinambungan.

A. Hasil Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah ditetapkan dalam rumusan masalah, pada bagian ini akan dibahas pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta yang mencakup komponen pembelajaran, yaitu materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Adapun data yang disajikan, diperoleh melalui pengamatan, dokumentasi, serta wawancara dengan guru dan siswa. Berikut adalah uraian sejumlah materi, metode, media, dan pelaksanaan evaluasi yang digunakan pembina dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah.


(52)

1. Materi Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta

Materi yang digunakan oleh guru dalam pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 1. Materi Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta

No. Topik Deskripsi

1.

Materi keterampilan penulisan kerangka pikir

dan latar sosial

Materi yang diberikan sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai meliputi pemahaman tentang penyusunan kerangka pikir yang nantinya dikembangkan menjadi sebuah paragraf, karya ilmiah yang berkaitan dengan latar sosial, serta beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan karya ilmiah.

2.

Materi keterampilan pembuatan mi dari

jantung pisang

Indikator yang ingin dicapai dalam materi ini yaitu siswa mampu mempraktikkan hasil karya ilmiah yang mudah dengan bahan-bahan yang ada disekitar. Sesuai dengan indikator yang ingin dicapai, materi yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan siswa.

3.

Materi persiapan lomba keterampilan menulis

karya ilmiah

Secara keseluruhan, materi yang digunakan untuk setiap anak berbeda-beda, materi umumnya yaitu tentang sistematika tulisan dan trik ISPO (International Science Project Olimpiade).

Materi yang digunakan dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta dihimpun dari sejumlah makalah dan artikel


(53)

yang diselaraskan dengan tujuan pembelajaran menulis karya ilmiah. Materi yang disampaikan dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah lebih menyesuaikan kebutuhan, yaitu mengenai penulisan dan cara mencari referensi yang baik untuk mendukung penelitian serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti lomba. Pembina melakukan beberapa langkah pembelajaran dalam penyampaian materi untuk membantu pemahaman siswa.

Materi pada pertemuan yang pertama, yaitu mengajarkan tentangketerampilan penulisan kerangka pikir dan latar sosial. Indikator yang ingin dicapai dalam materi ini yaitu siswa mampu menyusun kerangka pikir dalam pembuatan proposal penelitian karya ilmiah dan memberikan contoh karya ilmiah yang berkaitan dengan latar sosial. Materi yang diberikan sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai meliputi pemahaman tentang penyusunan kerangka pikir yang nantinya dikembangkan menjadi sebuah paragraf, karya ilmiah yang berkaitan dengan latar sosial, serta beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan karya ilmiah.

Materi Pembelajaran tersebut disampaikan oleh guru dengan langkah membuka pembelajaran terlebih dahulu, kemudian guru menyiapkan media laptop dan LCD (Liquid Crystal Display) yang akan digunakan dalam pembelajarannya. Sebelum masuk ke materi pembelajaran, hal pertama yang dilakukan guru adalah menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru memerintahkan siswa untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan kerangka pikir dan latar sosial. Setelah beberapa siswa menjawab, guru menyimpulkan beberapa jawaban dari siswa yang kemudian dilanjutkan dengan memulai materi pembelajaran. Guru menayangkan


(54)

beberapa contoh karya ilmiah yang berkaitan dengan latar sosial sambil menjelaskan dengan menggunakan LCD proyektor.

Gambar 1. Kegiatan Pembinaan Menulis Karya Ilmiah

Materi pada pertemuan yang kedua, yaitu materi keterampilan pembuatan mi dari jantung pisang yang dilanjutkan dengan praktik pembuatannya. Indikator yang ingin dicapai dalam materi ini yaitu siswa mampu mempraktikkan hasil karya ilmiah yang mudah dengan bahan-bahan yang ada disekitar. Sesuai dengan indikator yang ingin dicapai, materi yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan siswa. Penyampaian materi oleh guru yang pertama adalah menjelaskan langkah-langkah pembuatan mi dari jantung pisang. Dalam penyampaian materi, guru juga menunjukkan cara memasaknya dengan praktik langsung di kelas. Kemudian, guru


(55)

memerintahkan siswa agar menyiapkan bahan-bahan untuk praktik membuat olahan baru dari berbagai bahan pada pertemuan selanjutnya.

Gambar 2. Praktik Pembuatan Mi dari Jantung Pisang

Pertemuan yang ketiga, keempat, dan kelima yaitu membahas tentang materi persiapan untuk lomba penelitian karya ilmiah yaitu ISPO (International Science Project Olimpiade) yang diikuti oleh siswa-siswi SMA Negeri 6 Yogyakarta. Pembina selalu membuka kegiatan terlebih dahulu dengan salam, kemudian guru memulai bertanya kepada siswa mengenai persiapan lomba. Pembina selalu


(56)

mempunyai tujuan khusus agar siswa mampu mengkaji sebuah masalah dengan sudut pandang yang luas. Hal tersebut diungkapkan oleh pembina pada lampiran 4,

“Tujuan dalam pembelajaran karya ilmiah adalah mencetak anak-anak agar mampu mengkaji sebuah masalah dengan sudut pandang yang luas dan setelah mengkaji masalah tersebut dengan baik mampu memberikan solusi dari masalah yang ada dan mampu menulikannya dalam bentuk laporan yang sistematis dan di atas standart yang ada.”

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah, secara keseluruhan materi yang digunakan untuk setiap anak berbeda-beda, materi umumnya yaitu tentang sistematika tulisan dan trik ISPO (International Science Project Olimpiade).


(57)

2. Metode Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta

Penerapan metode yang digunakan oleh guru dalam pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 2. Penerapan Metode Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta

No. Tanggal Penerapan Metode

Ceramah Diskusi Tanya Jawab Penugasan

1. 19 Oktober 2016 √ √ √ √

2. 22 Oktober 2016 √ √ - √

3. 3 November 2016 √ √ √ -

4. 9 November 2016 √ √ - -

5. 16 November 2016 √ √ - -

Keterangan:

√ : Guru menerapkan metode tersebut - : Guru tidak menerapkan metode tersebut

Metode yang digunakan oleh guru dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta antara lain metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah, metode yang terlihat dominan digunakan oleh pembina secara keseluruhan adalah metode ceramah dan


(58)

diskusi. Penerapan keempat metode tersebut dalam pembinaan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah didukung dengan penggunaan media oleh pembina berupa LCD untuk menampilkan slide-slide materi yang dilanjutkan dengan penjelasan pembina. Pembina juga menggunakan pengeras suara ketika menayangkan sebuah video untuk memberi gambaran siswa mengenai penulisan karya ilmiah.

Pemilihan metode disesuaikan dengan materi pembelajaran dan kondisi siswa. Metode ceramah dipilih karena metode ceramah dianggap sebagai metode yang paling pas dalam penyampaian materi menulis karya ilmiah. Dalam penyampaian materi mengenai menulis karya ilmiah, saat pembina menggunakan metode ceramah siswa cenderung lebih mudah menangkap isi dari materi yang disampaikan pembina dengan ceramah yang disertai dengan contoh-contoh karya ilmiah. Metode tanya jawab dipilih untuk memancing ingatan atau pengetahuan siswa mengenai materi menulis karya ilmiah, metode diskusi dipilih untuk melatih siswa bekerja sama saat berkelompok agar siswa terlatih bekerja sama dengan teman dan memecahkan suatu permasalahan. Lalu metode penugasan dipilih agar pembina dapat mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang telah disampaikan.

Selanjutnya metode diskusi digunakan oleh pembina dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan dengan bertukar pikiran, menjawab pertanyaan yang muncul, memperluas wawasan dan pemahaman siswa mengenai materi yang telah disampaikan, serta melatih siswa untuk dapat bekerja sama dan membuat suatu keputusan. Secara umum, pemilihan metode pembelajaran menulis karya ilmiah tidak jauh beda dalam setiap materi.


(59)

3. Media Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta

Media yang digunakan oleh guru dalam pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 3. Penggunaan Media dalam Pelaksanaan Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta

No. Tanggal Penggunaan Media Jenis Media

1. 19 Oktober 2016 √ Laptop, LCD proyektor,

Pengeras suara

2. 22 Oktober 2016 √ Pisau, panci, kompor,

wajan, piring dan sendok.

3. 3 November 2016 - -

4. 9 November 2016 - -

5. 16 November 2016 - -

Keterangan:

√ : Guru menggunakan media pembelajaran

- : Guru tidak menggunakan media pembelajaran

Media yang digunakan guru dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta berdasarkan pengamatan, wawancara dan dokumentasi yaitu laptop beserta perangkat layar LCD. Media berupa LCD untuk menampilkan slide-slide materi yang dilanjutkan dengan penjelasan pembina.


(60)

Pembina juga menggunakan pengeras suara ketika menayangkan sebuah video untuk memberi gambaran siswa mengenai penulisan karya ilmiah.

Berdasarkan hasil wawancara, pembina menjelaskan bahwa media pembelajaran hanya digunakan terkadang, karena siswa lebih fokus ketika mendengarkan dan praktik dalam melakukan sebuah penulisan. Media biasanya digunakan untuk menampilkan sebuah video ataupun gambar untuk menarik siswa dalam mencari sebuah ide. Hal tersebut diungkapkan pembina pada lampiran 4,

“Media pembelajaran hanya dilakukan terkadang, karena anak-anak lebih fokus ketika mendengarkan, dan praktik dalam melakukan sebuah penulisan. Media biasanya digunakan untuk menampilkan sebuah video ataupun gambar untuk mematik anak-anak dalam mencari sebuah ide. Media yang digunakan adalah laptop beserta perangkat layar LCD.”

4. Evaluasi Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta

Evaluasi yang digunakan oleh guru dalam pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.


(61)

Tabel 4. Pelaksanaan Evaluasi dalam Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta

No. Tanggal Teknik

Evaluasi Waktu Evaluasi

1. 19 Oktober 2016 Penugasan

a. Evaluasi dilakukan setelah pembinaan kegiatan ekstrakurikuler.

b. Evaluasi dilakukan saat kegiatan ekstrakurikuler berlangsung.

2. 22 Oktober 2016 Praktik

a. Evaluasi dilakukan setelah pembinaan kegiatan ekstrakurikuler.

b. Evaluasi dilakukan saat kegiatan ekstrakurikuler berlangsung.

3. 3 November

2016 Penugasan

Evaluasi dilakukan setelah siswa mengerjakan tugas di rumah. 4. 9 November

2016 Penugasan

Evaluasi dilakukan setelah siswa mengerjakan tugas di rumah. 5. 16 November

2016 Penugasan

Evaluasi dilakukan setelah siswa mengerjakan tugas di rumah.

Evaluasi yang dilakukan guru dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta yang diteliti dalam penelitian ini, secara keseluruhan materi yang diajarkan menggunakan penilaian hasil dan penilaian proses. Teknik evaluasi yang digunakan oleh guru dalam setiap pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah sama, yaitu teknik evaluasi penugasan, praktik, serta membandingkan kualitas karya ilmiah siswa dari tahun ke tahun. Hal tersebut diungkapkan pembina dalam lampiran 4,

“Proses pelaksaanaan evaluasi yang saya lakukan adalah dengan membandingkan kualitas karya ilmiah dari tahun ke tahun apakah ada peningkatan atau tidak, judul dan masalah yang mereka ambil apakah masalah


(62)

baru atau masalah lama, serta bagaimana prestasi anak-anak dalam beberapa tahun.”

Pedoman penilaian dibagi menjadi dua, yaitu penilaian hasil dan penilaian proses. Penilaian hasil mengukur keterampilan siswa dalam menyusun karya ilmiah. Hasil karya ilmiah dapat diamati dari segi kelengkapan isi, segi ketepatan dalam pemilihan kalimat efektif, dan ketepatan penggunaan ejaan serta tanda baca. Penilaian proses diarahkan pada kemampuan bekerjasama, partisipasi dalam kelompok, ketekunan siswa dalam mengerjakan tugas, ketepatan proses dalam merencanakan dan menyusun karya ilmiah, sesuai dengan hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh guru. Dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah, penilaian yang dilakukan sebenarnya berupa target yang harus dicapai siswa dalam setiap pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah tidak ada penilaian khusus selain pencapaian target.

B. Pembahasan

Bagian pembahasan ini mengulas tentang materi, penggunaan metode, penggunaan media, dan pelaksanaan evaluasi menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta. Berbeda dengan subbab hasil penelitian, dalam subbab pembahasan ini, ulasan mengenai empat hal yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini akan dikaitkan dengan teori-teori yang telah ada, agar hasil penelitian menjadi pembahasan yang komprehensif


(63)

1. Materi Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta

Menurut Muslim (2007:3), materi pembelajaran dikaitkan dengan isu-isu lokal, regional, nasional, dan global agar peserta didik nantinya mempunyai wawasan yang luas dalam memahami dan menanggapi berbagai macam situasi dan kondisi setempat. Pembina memilih materi dengan menyesuaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pembina juga memilih materi pembelajaran sesuai dengan kondisi dan situasi yang melingkupi siswa. Materi yang digunakan dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta dihimpun dari sejumlah makalah dan artikel yang diselaraskan dengan tujuan pembelajaran menulis karya ilmiah. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk usaha pembina agar tujuan pembinaan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah tercapai.

Usaha pembina dalam membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran tersebut, sejalan dengan pendapat Sanjaya (2009:60) yang menyatakan bahwa materi pelajaran berkenaan dengan bahan pelajaran yang harus dikuasai siswa dengan tujuan pembelajaran. Terlaksananya penyampaian materi dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang didukung oleh kemampuan guru dalam penguasaan kelas. Penguasaan kelas yang cukup baik tersebut, terlihat melalui pengamatan langsung (observasi), yaitu guru terbiasa bertepuk tangan lalu memanggil nama siswa yang terlihat kurang memperhatikan. Dengan cara seperti itu, siswa kembali fokus pada penjelasan guru. Berikut adalah rincian pembahasan


(64)

penggunaan materi dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta.

a. Materi Pertemuan Pertama yaitu Keterampilan Penulisan Kerangka Pikir dan Latar Sosial

Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah yang dilaksanakan pada saat mengajarkan penulisan keterampilan kerangka pikir dan latar sosial bertujuan sebagai berikut.

1. Siswa mampu memahami suatu kerangka pikir.

2. Siswa mampu menyusun kerangka pikir dalam pembuatan proposal penelitian karya ilmiah.

3. Siswa mampu menciptakan hasil karya ilmiah yang berhubungan dengan latar sosial.

Tujuan pembinaan tersebut menjadi dasar dalam menentukan materi dan bahan ajar yang digunakan pembina untuk mengarahkan siswa mencapai tujuan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah.

Pertemuan pertama dalam pembinaan keterampilan penulisan kerangka pikir dan latar sosial dilakukan pembina dengan menjelaskan materi terkait penulisan karya ilmiah. Pembina menggunakan materi yang disesuaikan dengan kondisi siswa. Ketika pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dimulai, pembina menyampaikan garis besar materi yang akan disampaikan untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi yang ada. Penyampaian materi dilakukan setelah guru membangun konteks secara utuh, materi yang digunakan pembina dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler


(65)

sesuai dengan kondisi siswa yang memiliki motivasi menulis karya ilmiah. Materi tersebut sesuai dengan keadaan siswa, karena siswa dapat menerima dengan baik materi yang digunakan sebagai acuan proses pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah oleh.

Pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah terkait penulisan keterampilan kerangka pikir dan latar sosial terlihat sebagai berikut.

Kutipan Catatan lapangan

Pembina membuka kegiatan ekstrakurikuler dengan salam dan menanyakan kabar siswa. Kemudian, pembina menyiapkan media laptop dan LCD (Liquid Crystal Display) yang akan digunakan dalam pembelajarannya. Sebelum masuk ke materi pembelajaran, hal pertama yang dilakukan pembina adalah menyampaikan tujuan pembelajaran serta menanyakan tugas yang sebelumnya.

Sebelum memasuki materi, pembina memancing pengetahuan siswa mengenai kerangka pikir dan latar sosial melalui beberapa pertanyaan. Setelah beberapa siswa menjawab, pembina menyimpulkan dari jawaban-jawaban siswa tersebut menjadi sebuah penjelasan yang padu mengenai materi tersebut. Setelah beberapa siswa menjawab dan menyampaikan mengenai tugasnya, lalu pembina memulai materi dengan memberikan contoh hasil karya ilmiah dengan bahan-bahan yang biasa digunakan sehari-hari. Pembina menayangkan beberapa contoh karya ilmiah sambil menjelaskan dengan menggunakan LCD proyektor agar siswa lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran.

Pembina membagi siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian pembina memerintahkan siswa untuk memberikan contoh karya ilmiah yang berkaitan dengan latar sosial. Siswa secara berkelompok berdiskusi untuk menemukan ide. Pembina mengelilingi kelas serta membimbing siswa. Setelah waktu cukup untuk diskusi, pembina menyuruh perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka. Satu per satu perwakilan kelompok menyampaikan hasil pekerjaannya. Pembina memberi apresiasi kepada setiap


(66)

perwakilan kelompok yang selesai presentasi dengan baik.

Pembina membahas dan mengoreksi hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh siswa secara berkelompok. Sebelum pelajaran selesai, pembina menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya agar siswa menyiapkan materi dan dapat belajar terlebih dahulu. Pembina menutup kegiatan dengan berdoa dan salam.

Rabu, 19/10/2016

Materi pembelajaran merupakan segala bahan yang dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus dicapai siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, dasar pembina dalam memilih meteri yakni dilihat dari kesesuaian sumber materi tersebut dengan materi yang akan diajarkan. Sumber materi yang digunakan pembina merujuk pada makalah dan artikel mengenai menulis karya ilmiah. Pada pelaksanaannya, pembina menggunakan makalah dan artikel tersebut sebagai acuan untuk mrngajarkan karya ilmiah. Selain makalah dan artikel, pembina juga mempunyai cara sendiri dalam mengajarkan keterampilan menulis karya ilmiah. Hal tersebut diungkapkan pembina dalam lampiran 4,

“Sumber materi dan bahan ajar yang saya berikan adalah dengan cara mendetailkan per bab dan bagaimana cara penulisan yang baik antar bab, serta memberikan gambaran cara pengolahan suatu bahan.”

Melalui pengamatan yang telah dilakukan, penggunaan materi tersebut untuk keseluruhan sesuai dengan tujuan pembelajaran menulis karya ilmiah.


(67)

b. Materi Pertemuan Kedua yaitu Keterampilan Pembuatan Mi dari Jantung Pisang

Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler keterampilan menulis karya ilmiah yang dilaksanakan pada saat pembuatan mi dari jantung pisang bertujuan sebagai berikut. 1. Siswa mampu menciptakan olahan dari bahan-bahan yang ada di sekitar menjadi

sebuah hasil karya ilmiah.

2. Siswa mampu membuat hasil karya ilmiah menjadi sebuah inovasi baru.

Tujuan pembelajaran tersebut menjadi dasar dalam menentukan materi dan bahan ajar yang digunakan guru untuk mengarahkan siswa mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Sesuai dengan data pengamatan pelaksanaan pembinaan di kelas, Penyampaian materi yang dilakukan oleh pembina pertama kali adalah tanya jawab untuk memancing ingatan dan pengetahuan siswa mengenai materi pada pertemuan sebelumnya. Sebelum masuk ke materi, pembina menyampaikan tujuan pembelajaran terlebih dahulu. Setelah semua siswa berada di ruangan, pembina mempersilahkan siswa untuk duduk dan memperhatikan.

Berdasarkan hasil pengamatan, jenis materi yang digunakan dalam kegiatan pembinaan keterampilan praktik membuat mi dari jantung pisang yaitu berupa konsep dan keterampilan. Materi pembinaan berupa konsep yaitu catatan serta gambaran mengenai bahan-bahan yang akan digunakan dalam praktik membuat mi dari jantung pisang. Materi pembinaan berupa keterampilan yaitu praktik. Hal itu dikarenakan siswa diminta untuk membuat sesuatu yang baru secara berkelompok dengan mengamati olahan yang ada terlebih dahulu.


(68)

Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah yang dilaksanakan pada saat pembuatan mi dari jantung pisang berjalan dengan lancar. Siswa mampu mengikuti dengan baik, karena memang siswa-siswi SMA Negeri 6 Yogyakarta mempunyai kemampuan lebih dalam bidang karya ilmiah yang membuat kegiatan pembelajaran terasa menyenangkan. Pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah terkait praktik pembuatan mi dari jantung pisang terlihat sebagai berikut.

Kutipan Catatan Lapangan

Pembina memasuki ruang kelas dan membuka pelajaran dengan salam. Pembina menanyakan kabar siswa dan sambil menyuruh siswa untuk mengisi presensi. Sebelum masuk ke materi pembelajaran, pembina menyampaikan tujuan pembelajaran terlebih dahulu. Setelah semua siswa berada di ruangan, pembina mempersilahkan siswa untuk duduk dan memperhatikan.

Pembina menyiapkan bahan-bahan dan peralatan yang akan digunakan untuk praktik membuat mi dari jantung pisang. Lalu pembina mulai menjelaskan satu demi satu bahan-bahan yang dibutuhkan untuk proses pembuatan. Sambil memasak, pembina mengajak siswa untuk ikut serta melihat cara membuatnya dan siswa dipersilahkan untuk mencoba hasil masakannya yaitu mi yang terbuat dari jantng pisang tersebut. Semua siswa terlihat antusias saat mengikuti pelaksanaan pembuatan mi dari jantung pisang. Terlihat saat siswa berdesak-desakan ingin melihat prosesnya dari awal sampai akhir dan saat semua siswa ingin mencicipi mi tersebut.

Setelah semua selesai, pembina memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan komentar mengenai mi dari jantung pisang yang meliputi rasa, tekstur dan warna. Semua siswa terlihat menyukai hasil olahan tersebut.

Sebelum pelajaran selesai, pembina menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya agar siswa menyiapkan bahan-bahan untuk praktik membuat olahan baru dari berbagai bahan. Pembina menutup pelajaran dengan


(69)

berdoa dan salam.

Sabtu, 22/10/2016

Gambar 4. Siswa-siswi saat melihat pembuatan mi dari jantung pisang

Berdasarkan gambar yang tertera di atas, terlihat bahwa siswa-siswi SMA Negeri 6 Yogyakarta sangat bersemangat dan selalu antusias dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah baik yang berupa teori maupun praktik. Siswa sudah terbiasa terlatih dalam menulis dan membuat karya ilmiah, sehingga hal tersebut sudah menjadi sesuatu yang mudah bagi mereka. Itulah yang membuat siswa-siswi SMA Negeri 6 Yogyakarta selalu menang dalam perlombaan karya ilmiah dalam berbagai tingkat, terbukti dengan berbagai piala dan hasil karya siswa yang ada di sekolah.


(70)

c. Materi Pertemuan Ketiga, Keempat dan Kelima Mengenai Keterampilan Persiapan Lomba

Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah yang dilaksanakan pada saat persiapan lomba bertujuan sebagai berikut.

1.Siswa mampumengkaji sebuah masalah dengan sudut pandang yang luas. 2. Siswa mampu memberikan solusi dari masalah yang ada.

3. Siswa mampu membuat karya ilmiah yang sistematis dan di atas standar.

Tujuan pembelajaran tersebut menjadi dasar dalam menentukan materi dan bahan ajar yang digunakan pembina untuk mengarahkan siswa mencapai lomba ISPO.

Sesuai dengan data pengamatan pelaksanaan pembinaan di kelas, Penyampaian materi yang dilakukan oleh pembina yaitu seputar persiapan lomba. Sebelum memberikan arahan, pembina bertanya kepada semua siswa mengenai kesulitan yang dihadapi untuk lomba karya ilmiah tersebut. Satu persatu siswa mulai mengungkapkan kesulitan yang dihadapi sambil bertanya-tanya soal trik dalam mengikuti lomba.

Pembina memberikan arahan kepada semua siswa agar banyak membaca dan mencari referensi agar mudah mendapatkan gambaran untuk membuat karya ilmiah dalam persiapan lomba. Kegiatan konsultasi berjalan lancar, dan pembina memerintahkan siswa untuk mencari ide kembali agar pada saat pertemuan selanjutnya siswa sudah mempunyai bahan untuk lomba penelitian karya ilmiah. Pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah terkait persiapan lomba terlihat sebagai berikut


(71)

Kutipan Catatan Lapangan

Kegiatan ekstrakurikuler karya ilmiah digunakan untuk membahas materi lagi guna persiapan lomba ISPO (International Science Project Olimpiade) yang akan diikuti oleh siswa-siswi SMA Negeri 6 Yogyakarta. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendorong siswa-siswi agar benar-benar siap dalam mengikuti lomba. Sebelum memberikan arahan, tak lupa pembina membuka dengan salam dan berdoa agar pelaksanaan kegiatan berjalan lancar.

Sebelum memasuki materi, pembina menanyakan kepada siswa mengenai bahan penelitian yang minggu lalu telah ditugaskan untuk membuat. Beberapa siswa terlihat ada yang sudah siap dan ada yang belum serta masih bingung dengan ide seperti apa yang akan digunakan untuk pembuatan laporan penelitian. Pembina selalu memberikan motivasi untuk siswa agar setiap mengikuti pembelajaran menulis karya ilmiah tetap antusias dan tidak menghilangkan rasa semangat siswa. Kegiatan konsultasi dan pembahasan soal lomba dilakukan dengan santai agar siswa tetap nyaman dalam menerima masukan dari guru.

Satu persatu siswa telah mendapatkan arahan dari pembina yang nantinya akan berguna saat siswa akan mengikuti lomba. Setelah semua mendapatkan ide dan gambaran untuk pembuatan laporan penelitian, pembina memerintahkan siswa untuk memantapkan kembali mengenai materi yang akan digunakan, agar siswa lebih percaya diri dengan hasil karya ilmiahnya. Tak lupa pembina selalu menyarankan agar banyak-banyak membaca referensi dari artikel atau makalah, kemudian dari sumber lain juga agar wawasan siswa tetap bertambah. Kegiatan konsultasi berjalan lancar, pembina menutup kegiatan dengan salam dan berdoa.

Rabu, 16/11/2016

Cara pembina dalam mengajak siswa untuk fokus ke materi lomba sangat baik, terlihat ketika penyampaian materi, pembina cenderung membaur dengan siswa tanpa ada jarak. Hal tersebut dilakukan pembina agar siswa lebih nyaman dan terbuka saat kegiatan ekstrakurikuler berlangsung. Disamping keterampilan pembina dalam mengajak siswa untuk tetap fokus pada materi, siswa juga aktif dalam setiap materi


(72)

yang disampaikan oleh pembina sehingga materi yang tersampaikan mudah diterima oleh siswa. Kemampuan pembina dalam memotivasi siswa juga baik, hal tersebut terlihat pada lampiran 1,

Keterampilan pembina dalam memotivasi siswa

Pembina memberikan gambaran mengenai setiap karya tulis yang menang dilombakan agar siswa tergerak semangatnya untuk membuat karya ilmiah.

Melalui pengamatan yang telah dilakukan, cara pembina dalam memotivasi siswa secara keseluruhan sesuai dengan tujuan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah.

2. Metode Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta

Menurut Hamalik (2008:26), metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sunarti dan Sabana (2011:19) menyatakan bahwa ada tiga aspek dalam pengajaran bahasa, yaitu pendekatan, metode, dan teknik. Sesuai dengan pendapat tersebut, dalam pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta, pembina menggunakan beberapa metode pembelajaran untuk menyampaikan materi agar dapat mencapai tujuan pembelajaran.


(73)

Menurut hasil penelitian, metode yang digunakan oleh pembina dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta antara lain metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Pemilihan metode yang diselaraskan dengan beberapa pendekatan tersebut, didasarkan pada pertimbangan pembina terhadap keefektifan penggunaannya di kelas yang disesuaikan dengan jam efektif kegiatan belajar mengajar sekolah dan situasi siswa. Pembina juga mempunyai metode sendiri dalam pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah. Hal tersebut diungkapkan pembina dalam lampiran 4,

“Metode yang kami gunakan adalah bimbingan kepada setiap kelompok, memberikan umpan masalah secara luas dan anak-anak yang akan mengkerucutkan dan mengkaji masalah yang ada sesuai dengan pandangan mereka sendiri.”

Metode ceramah merupakan suatu cara yang digunakan oleh pembina untuk menyajikan materi pembelajaran melalui penjelasan secara langsung kepada siswa. Ketika menyampaikan materi menggunakan metode ceramah, pembina juga menampilkan contoh-contoh rangkuman materi yang di ajarkan kepada siswa. Metode diskusi digunakan oleh pembina dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan dengan bertukar pikiran, menjawab pertanyaan yang muncul, memperluas wawasan dan pemahaman siswa mengenai materi yang telah disampaikan, serta melatih siswa untuk dapat bekerja sama dan membuat suatu keputusan. Metode diskusi digunakan pada saat pembina memberikan tugas kepada


(1)

(2)

150

LAMPIRAN 9 SURAT-SURAT

- Surat permohonan izin penelitian Dekan FBS

- Surat keterangan izin Gubernur Kepala Pemerintah Daerah DIY

- Surat keterangan izin penelitian dari sekolah


(3)

(4)

(5)

(6)