Makna dari peribahasa tersebut bagi masalah-masalah pendidikan khususnya dalam PMB, ialah bila peserta didik menerima pengajaran yang
disajikan oleh guru hanya dengan cara ceramah semata sulit bagi mereka untuk mengingat. Akan tetapi, apabila materi tersebut ditambah dengan memperlihatkan
gambar, foto, sketsa, atau grafik maka akan lebih mudah materi tersebut di mengerti. Tentang kemampuan manusia memperoleh ilmu pengetahuan dengan
menggunakan alat indera yang dimiliki Edgar Dale menjelaskan melalui kerucut pengalaman.
Berikut ini gambar Edgar Dale dalam buku John D. Latuheru “Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar-
Mengajar Masa Kini”.
38
Gambar I. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
a. Pengalaman langsung, pada tahap ini peserta didik perlu berhubungan
langsung dengan keadaan dan kejadiaan yang sebenarnya. Dengan demikian mereka boleh melihat sendiri, merabamemegang, mengalami sendiri apa yang
sedang mereka hadapi, dan yang terutama agar mereka dapat mampu memecahkan masalah sendiri.
38
Ibid., hlm. 17.
Verbal Simbol
Visual Radio, Audio Tape,
Gambar Diam Film
Televisi Pameran
Karya Wisata Demontrasi
Pengalaman DRomotisasi Pengalaman Tiruan
Pengalaman Langsung
SYMBOLIC ICONIC
ENACTIVE
b. Pengalaman melalui benda tiruan, pada tahap ini kejadian atau peristiwa yang
sebenarnya sulit diperoleh atau terlalu besar untuk dibawa ke dalam kelas maka dapat dibuat benda tiruan yang rupanya sama.
c. Pengalaman melalui dramatisasi, pada tahap ini materi pengajaran disajikan
dalam bentuk drama. Dalam penyajian ini perlu diperhatikan mulai dari pakaian, mimik suara, sampai pada sikap maupun sifat-sifat khas dari
seseorang dan lain-lain.
d. Pengalaman melalui demonstarasi, dalam hal ini materi pengajaran yang
disajikan pada tahap ini perlu di demonstrasikan. e.
Pengalaman melalui karyawisata, dalam hal tertentu pengalaman yang diperoleh peserta didik melalui karyawisata ini sangat berarti, dalam hal
memperkaya dan memperluas pengalaman belajar peserta didik. Peserta didik dapat mencatat, mengadakan observasi, tanya jawab dan membuat laporan
mengenai segala sesuatu yang dilihat dan dilakukan selama berkaryawisata.
f. Pengalaman melalui pameran, peserta didik dapat memperlihatkan dan
memamerkan kemampuan serta kemajuan mereka secara individu, kelas maupun sekolah.
g. Pengalaman melalui televisi, televisi dalam program pendidikan masa kini
merupakan suatu medium yang baik, karena menarik minat peserta didik, di mana mereka dapat memperoleh informasi yang otentik dari sebuah peristiwa.
h. Pengalaman melalui gambar hidup, peserta didik dapat memperoleh
pengalaman melalui penyajian materi pengajaran yang menggunakan gambar hidup atau filim.
i. Pengalaman melalui gambar, peserta didik juga dapat memperoleh
pengalaman belajar bila suatu pengajaran disajikan dengan memvisualisasikan benda-benda yang berdimensi dua, misalnya lukisan, sketsa, karikatur.
j. Pengalaman melalui lambang visual, misalnya dalam sebuah penyajian materi
pengajaran, guru menggunakan grafik, poster, peta, diagram. k.
Pengalaman melalui lambang kata, pada tahap ini peserta didik sudah mapu memperoleh pengalaman belajar, atau sudah mampu memperoleh
pengetahuan hanya melalui lambang kata, yang diperoleh dengan membaca buku, majalah, koran, dan lain-lain.
39
Dari kerucut pengalaman Edgar Dale dapat diketahui bahwa museum sebagai sumber belajar masuk ke dalam pengalaman melalui karyawisata. Dari
proses karyawisata ini peserta didik dapat mencatat, mengadakan observasi, tanya jawab, dan membuat laporan. Di sini dapat kita katakan bahwa dalam belajar yang
terjadi diluar lingkungan sekolah akan menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik
39
Ibid., hlm.17-20.
tentang benda-benda koleksi yang ada di museum serta menumbuhkan keaktifan siswa dalam mencari informasi.
5. Belajar Sejarah
a. Belajar
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Proses belajar dimulai dari bayi, anak-anak
hingga kita bertumbuh menjadi dewasa. Belajar memberikan kita pengetahuan tentang berbagai hal yang akan kita lakukan. Kemampuan manusia untuk belajar
merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan mahluk hidup lainnya. Manusia memiliki akal yang diguanakan untuk berpikir dan
melakukan segala aktivitas. Belajar merupakan kebutuhan utama manusia, karena manusia akan lebih paham akan sesuatu hal.
Hilgra dan Bower dalam Baharuddin, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman atau
menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan adanya aktivitas atau
kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.
40
Gagne dalam Eveline dalam Baharuddin mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku yang
relatif menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuandirencanakan.
40
Baharuddin dan Esa, 2015, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, hlm 15-16 .
Menurut Slameto, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
41
Dari beberapa definisi di atas, setidaknya belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1 Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Ini berarti, bahwa
hasil belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi
terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui hasil belajar yang telah dicapai.
2 Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan secara bertahap
mengikuti kemampuan yang ia miliki. 3
Perubahan tingkah laku harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial. Nantinya
akan membuahkan suatu perubahan. 4
Perubahan tingkah laku merupakan latihan atau pengalaman untuk siswa dapat mengenali dirinya menjadi lebih baik.
5 Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang
memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.
42
Di dalam melaksanakan tugas belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar di antaranya sebagai berikut :
1 Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain.
Untuk itulah siswa yang harus bertindak aktif. 2
Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannnya. 3
Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.
4 Penguasaan sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan
membuat proses belajar lebih berarti. 5
Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
43
41
Slamento, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta, 2010, hlm 2.
42
Ibid., hlm 18-19.
43
Ibid., hlm 19-20.
b. Sejarah
Kata sejarah diambil dari bahasa Arab Syajaratun yang artinya pohon atau keturunan atau asal usul,
44
dalam bahasa Inggris history. Kata sejarah, berarti 1 silsilah, asal usul, 2 kejadian, peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa
lampau, 3 ilmu, pengetahuan, cerita, pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa yang lampau.
45
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah kejadian-kejadian atau peristiwa pada masa
lampau yang terkait dengan kehidupan manusia.
Masa lampau merupakan rangkaian kejadian yang sudah terlewati tetapi masa lampau bukan merupakan sesuatu yang final, terhenti dan tertutup. Masa
lampau bersifat terbuka dan berkesinambungan, sehingga dalam sejarah masa lampau merupakan hubungan dari apa yang terjadi pada masa lampau dengan
gambaran pada masa sekarang untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
46
Menurut pandangan Kuntowijoyo, sejarah dimaksudkan sebagai rekonstruksi masa lalu dan yang direkonstruksi sejarah adalah apa saja yang sudah
dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami manusia. Bagi kalangan sejarawan dan pemerhati sejarah, suatu peristiwa harus diterangkan secara lebih
jauh dan lebih mendalam mengenai bagaimana terjadinya, latar belakang kondisi sosial, ekonomi, politik, dan juga kulturnya sehingga dapat dimengerti.
47
44
Widja, Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah Dalam Perspektif Pendidikan, Semarang: Satya Wacana. 1988, hlm.6.
45
Dien Madjid dan Johan Wahyudhi, Ilmu Sejarah: Sebuah Pengatar, Jakarta : Prenada Media Group, 2014, hlm. 20.
46
Ibid., hlm. 8.
47
Kuntowijoyo, Pengatar Ilmu Sejarah, Yogyakarta :Yayasan Bentang Budaya, 1994, hlm.18.