Kegiatan Edukasi yang Ada di Museum Misi Muntilan

Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner; 3 Mendampingi pengunjung untuk merasakan dinamika perkembangan missioner lewat melihat benda-benda koleksi Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner; 4 Menumbuhkan dan mengembangkan semangat missioner lewat gerak-gerak missioner dan pelayanan- pelayanan pendampingan; 5 Menerbitkan buku-buku yang sesuai dengan konsep missioner Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner; 6 Mengelola sosialisasi Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner; 7 Menyelenggarakan penyegaran bagi para fungsionaris yang terlibat bersama Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner. 156 Dari teori tersebut dapat kita lihat bahwa kegiatan pendampingan menjadi kegiatan pokok dan utama yang ada dalam Musuem Misi Muntilan. Museum berfungsi sebagai wahana pendidikan, sarana membagi pengetahuan baik baru maupun lama dan juga tempat melakukan studi. Museum tidak hanya dituntut untuk pembelajaran umum, namun harus juga mampu menyokong perkembangan ilmu pengetahuan selayaknya pusat studi dan pusat kajian universitas. Museum juga menjadi tempat penelitian atau bekal sejarawan untuk mendapatkan sumber sejarah berupa dokumen, foto, dan lain-lain. 157 Untuk itu dalam penyelenggaranya kami memiliki kendala untuk bisa membuat museum berfungsi sebagai sumber belajar sejarah. Sementara dalam hal kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan kegiatan edukasi yang ada di museum para pengelola menjawab bahwa kendala yang dihadapi dalam kegiatan edukasi yaitu dalam inovasi penyelenggaraan. Di 156 Ibid., hlm. 16. 157 Khidir Marsanto P, op.cit., hlm. 28. mana barang-barang yang ada di museum hanya ditampilkan begitu-begitu saja, untuk itu mereka ingin memberikan pengertian yang mudah kepada anak-anak, remaja bahkan orang dewasa, sehingga mereka dapat mengerti maksud dari setiap penjelasan yang sudah disampaikan. Mereka ingin menyampaikan nilai sejarah dan misi dari setiap benda koleksi yang ada sehingga pengunjung yang datang tertarik dengan sejarah Keuskupan Semarang dan karya misi di Pulau Jawa. Kendala lain yaitu dalam hal kunjungan yang mendadak, kami kesulitan untuk mengelola waktu saat ada pengunjung yang belum membuat janji, sedangkan di museum sendiri sudah ada program dan janji dengan pengunjung lain yang sudah memberikan konfirmasi terlebih dahulu, karena jumlah staf yang ada sangat terbatas. Oleh karena itu, setiap staf yang terlibat di Museum Misi Muntilan diharapakan mampu mengusai bidang edukasi. Pengunjung juga menjadi hal utama yang harus ada bagi sebuah museum. Pengunjung museum juga dapat dibedakan menjadi tiga kategori, di antaranya pengunjung pelaku studi, pengunjung bertujuan tertentu dan pengunjung pelaku rekreasi. 158 Pengunjung pelaku studi ialah mereka yang menguasai bidang studi tertentu berkaitan dengan koleksi tertentu untuk menambah wawasannya mengenai museum. Pengunjung pelaku studi mengamati koleksi yang ada dengan merekam beberapa keterangan yang ada untuk keperluan penelitian. Pengunjung pelaku studi tidak hanya memanfaatkan museum sebagai tempat penelitian, tetapi juga bekal untuk mereka mengenal lebih dalam mengenai koleksi yang ada di museum. Pengunjung bertujuan tertentu ialah mereka yang 158 Schouten, op.cit., hlm. 10 datang ke museum karena ada kegiatan atau acara tertentu yang akan dilaksanakan di museum, seperti pameran, pertunjukan budaya dan lain-lain. Pengunjung pelaku rekreasi ialah pengunjung yang ingin memanfatkan museum untuk tujuan rekreasi. Mereka hanya melihat-lihat benda yang dipamerkan serta mengamati objek pameran secara sekilas tanpa pengamatan yang lebih detail. Pengunjung yang datang ke Museum Misi Muntilan kebanyakan berasal dari umat Katolik karena koleksi-koleksi yang ada kebanyakan mengenai Keuskupan Agung Semarang dan sejarah agama Katolik di Indonesia terutama Pulau Jawa. Pengunjungnya meliputi anak-anak TK, pelajar SD, SMP, SMA, mahasiswa, dan umat umum. Profesinya juga macam-macam ada pejabat gereja, BiarawanBiarawati. Namun dalam perkembangnya mulai ada beberapa kelompok lintas iman yang berdatangan, hanya untuk melihat atau juga belajar. Misalnya ANSOR, NU, dan beberapa mahasiswa yang ingin menulis skripsi. Misalnya mahasiswa IAIN yang menyusun tugas akhir mengenai perbandingan Romo Van Lith dengan Sunan Kalijaga dan mahasiswa UNY yang tertarik mengenai sejarah Gereja yang ada di Museum Misi Muntilan. Dari sini dapat kita lihat bahwa Museum Misi Muntilan dapat menumbuhkan toleransi antara umat beragama, dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk sekedar melihat ataupun belajar mengenai sejarah Gereja Keuskupan Agung Semarang dan perkembangan karya misi di Indonesia. Dari data pengunjung di atas dapat kita kelompokkan ke dalam kategori pengunjung yang datang ke Museum Misi Muntilan. Pengunjung pelaku studi yaitu para mahasiswa yang memanfaatkan museum untuk membuat laporan tugas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI akhir atau skripsi, anak-anak TK, SD, SMP, dan SMA. Mereka memanfatkan koleksi yang ada untuk mencari tahu mengenai sejarah dari koleksi yang mereka lihat. Pengunjung bertujuan tertentu adalah mereka yang datang ke Museum Misi Muntilan karena ada kegiatan yang diadakan di sana, seperti pameran dan buka puasa bersama, di antaranya ANSOR dan NU. Pengunjung rekreasi yaitu mereka yang memanfaatkan museum untuk belajar dan sekaligus rekreasi, di antaranya Suster, Pater, Romo, Paroki-paroki yang ada di Indonesia, misdinar, keluarga, umat Katolik dan masih banyak lagi.

4. Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar Sejarah

Museum merupakan sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya terbuka untuk umum, yang bertugas merawat, mengumpulkan, melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan dan memamerkan warisan sejarah kemanusiaan yang berwujud benda, untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan hiburan. 159 Museum merupakan salah satu tempat yang pernah dikunjungi oleh setiap lapisan masyarakat. Seperti halnya pengunjung yang datang ke Museum Misi Muntilan. Berkaitan dengan museum yang ada di Indonesia sebagaian pengunjung mengatakan pernah datang ke beberapa museum di antaranya Museum Benteng Vredeburg, Museum Merapi, Museum Geologi, Museum Kereta Api dan masih banyak museum lain yang ada di Indonesia. Di Indonesia sendiri ada beberapa jenis museum di antaranya Museum Umum, Museum Sejarah, Museum Seni dan 159 Ibid., hlm. 3. Museum Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 160 Museum umum merupakan museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan lingkungan yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu, dan teknologi. Contohnya: Museum Indonesia di TMII, Museum Nasional. Sementara Museum sejarah merupakan museum yang mencakup pengetahuan sejarah dan kaitannya dengan masa kini dan masa depan. Museum seni merupakan museum yang memberikan sebuah ruang untuk pameran seni, biasanya merupakan seni visual, dan biasanya terdiri dari lukisan, ilustrasi, dan patung. Selanjutnya Museum Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan museum yang koleksinya terdiri dari berbagai jenis ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah diciptakan. Dari data di atas, dapat kita lihat bahwa museum yang ada di Indonesia cukup banyak dan beragam. Kegiatan yang dilakukan di museum pun beragam, ketika para pengunjung ditanya tentang kegiatan yang sering dilakukan saat berkunjung ke museum sebagian besar menjawab mengamati, melihat dan mecari tahu nilai sejarah dari masing-masing benda koleksi yang di museum. Selain melihat, mereka juga membaca dan berfoto dengan koleksi-koleksi yang ada di museum. Selain kegiatan tersebut, setiap pengunjung pasti memiliki kesan yang berbeda-beda saat datang ke museum. Berdasarkan wawancara dapat ditarik kesimpulan bahwa kesan yang mereka dapat dari kunjungan ke Museum Misi Muntilan yaitu museum ini memperlihatkan bagaimana Agama Katolik di 160 Kemendikbud,2017,Cagarbudaya,http.kemdikbud.go.idregmusindex. phppublic…RPP- Tentang-Museum, diakses 21 April 2017. Indonesia dalam perjalannya terus berkembang. Dalam perkembangannya banyak memperlihatkan para tokoh-tokoh yang terus berjuang untuk tetap kuat dalam melaksanakan pelayanannya, meskipun banyak hal sulit yang terjadi di Muntilan, seperti halnya Romo van Lith. Di lain pihak mereka menjawab bahwa kesan yang mereka dapat saat berkunjung ke Museum Misi Muntilan, mereka merasa nyaman dan tenang. Sementara yang lain mengatakan bahwa kesan yang di dapatkan saat berkunjung ke museum ini yaitu penasaran dengan koleksi yang ada di museum. Sebelumnya sudah ada gambaran mengenai cerita tentang museum ini, tetapi mengenai isi koleksi di dalamnya belum ada gambaran. Dari data di atas, mengenai kesan pengunjung dapat kita kaitan dengan teori mengenai fungsi museum menurut ICOM Internasional Council of Museum di antaranya pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya, dokumentasi dan penelitian ilmiah, pengenalan dan penghayatan kesenian, pengenalan kebudayaan antar-daerah dan antar-bangsa, visualisasi warisan alam dan budaya, cermin pertumbuhan peradaban umat manusia, dan pembangkit rasa bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. 161 Dari fungsi tersebut, museum ingin menumbuhkan kesan kagum kepada setiap pengunjung yang datang ke museum. caranya dengan menampilkan koleksi-koleksi yang dapat memberi pengaruh bagi pengunjung yang datang. Melalui koleksi tersebut, nantinya akan menimbulkan sikap cinta tanah air yaitu dengan menjaga warisan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. 161 Amir Sutaarga, op.ci., hlm 20.