Satuan dan Jenis Pendidikan Luar Sekolah
18 membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya
untuk mengembangkannya.” Dalam mengembangkan potensi tersebut diperlukan upaya untuk membantu meningkatkan kemampuan dan
mendayagunakan sumber potensi yang dimiliki agar dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
Menurut Suharto 2011: 57: 99 menyatakan bahwa pemberdayaan dilakukan melalui tiga hal, yaitu:
1 Menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang. 2
Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat. 3
Memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Sedangkan Edi Suharto 2010: 58 berpendapat bahwa
pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan
dalam : 1
Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan freedom, dalam arti bukan saja bebas
mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan;
2 Menjangkau sumber – sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang – barang dan jasa – jasa yang mereka perlukan; dan
3 Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan –
keputusan yang mempengaruhi mereka. Pemberdayaan pada hakikatnya bertujuan untuk terwujudnya
perubahan. Perubahan tersebut dilihat dari individu yang tergerak untuk melakukan suatu sikap atau perilaku kemandirian, termotivasi dan
19 memiliki ketrampilan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
dalam nilai – nilai dan norma yang memberikannya rasa keadilan yang ingin dicapai.
Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan adalah proses pembangunan dimana masyarakat
berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi yang ada di lingkungannya.
Berkenaan dengan pemaknaan konsep pemberdayaan masyarakat menurut Chatarina Rusmiyati 2011: 16 menyatakan bahwa
“pemberdayaan adalah suatu cara rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai kehidupanya, atau pemberdayaan
dianggap sebuah proses menjadikan orang cukup kuat untuk berpartisipasi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga yang
mempengaruhi kehidupanya.” Proses pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui aktivitas yang
bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia sebagai individu ataupun masyarakat. Proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan.
Pertama, proses pemberdayaan yang menekankan kepada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau
kemampuan kepada masyarakat agar individu menjadi lebih berdaya. Proses ini dapat pula dilengkapi dengan upaya membangun aset material
guna mendukung pembangunan kemandirian mereka melalui organisasi. Kecenderungan ini merupakan makna primer dari pemberdayaan.
20 Kecenderungan kedua merupakan makna sekunder, yaitu menekankan
pada proses menstimulasi, mendorong, atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang
menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog Samiaji, 2011: 147. Proses pemberdayaan masyarakat perlu memperhatikan bagaimana
upaya menimbulkan perubahan tata cara kehidupan anggota masyarakat kearah tujuan yang akan dicapai serta bagaimana agar tujuan tersebuut
dapat diterima oleh individu. Dalam kata lain, anggota masyarakat harus mampu menanamkan partisipasi dalam upaya pemberdayaan masyarakat
tersebut. Menurut Hutomo 2000: 7-10 secara umum kegiatan
pemberdayaan masyarakat terdiri dari empat bentuk yaitu : 1
Bantuan modal 2
Bantuan pembangunan prasarana. 3
Bantuan pendampingan, yaitu memfasilitasi proses belajar atau refleksi menjadi mediator untuk masyarakat
4 Bantuan kelembagaan. Kelembagaan sangat penting untuk
menciptakan keberdayaan. Adanya lembaga di tengah – tengah masyarakat akan mempermudah untuk berkoordinasi sehingga
akan memberikan kemudahan dalam melakukan akses – akses yang diinginkan oleh masyarakat.
Pemberdayaan menjadi acuan dalam melaksanakan berbagai kegiatan pembangunan untuk mewujudkan masyarakat yang mumpuni.
Dengan demikian masyarakat tidak diposisikan sebagai obyek sasaran layanan pendidikan, tetapi diposisikan sebagai subyek yang aktif.
Masyarakat dilibatkan dalam merancang, melaksanakan, mengembangkan, melembagakan, membiayai kebutuhan pendidikan