14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Kajian tentang Pendidikan Luar Sekolah
a. Definisi Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan luar sekolah atau yang sering disebut dengan pendidikan nonformal merupakan salah satu dari sekian banyak istilah
yang muncul dalam studi kependidikan. Menurut Phillips H. Combs Dalam Soelaiman, 2008: 50 mengungkapkan bahwa
“Pendidikan luar sekolah adalah Setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan diluar sistem formal, baik
tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran
didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan belajar.” Selain itu definisi dan fungsi dari pendidikan nonformal
sebagaimana yang tercantum di dalam Undang – undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Pasal 26 yaitu :
“Pendidikan luar sekolah adalah jalur pendidikan yang diselenggarakan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan
secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan
pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, danatau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.”
Sudjana 2000: 10 mengemukakan bahwa pengertian pendidikan luar sekolah adalah sebagai berikut :
15 “Pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan belajar
membelajarkan, diselenggarakan luar jalur pendidikan sekolah dengan tujuan untuk membantu peserta didik untuk
mengaktualisasikan potensi diri berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, dan aspirasi yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga,
masyarakat, lembaga, bangsa, dan negara.” Sedangkan menurut Umberto 2000: 12 menyatakan bahwa :
“Pendidikan luar sekolah adalah usaha sadar yang diarahkan untuk menyiapkan, meningkatkan, dan mengembangkan sumber daya
manusia, agar memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap dan daya saing untuk merebut peluang yang tumbuh dan berkembang,
dengan mengoptimalkan penggunaan sumber – sumber yang ada di lingkungannya.”
Pendidikan luar sekolah dapat dikatakan sebagai proses
memanusiakan manusia untuk meningkatkan kualitas berpikir moral dan mental sehingga mampu memahami, mengungkapkan, membebaskan dan
menyesuaikan dirinya terhadap realitas yang melingkupinya. Dari beberapa definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah, guna membantu
peserta didik dalam mengaktualisasikan potensi diri dalam mengembangkan tingkat pengetahuan, penalaran, keterampilan sesuai
dengan usia dan kebutuhannya.
b. Satuan dan Jenis Pendidikan Luar Sekolah
Pengertian satuan pendidikan luar sekolah menurut Soelaiman Joesoef 2004: 63 yaitu :
“Satuan pendidikan luar sekolah adalah wahana untuk melaksanakan program – program belajar dalam usaha
menciptakan suasana menunjang perkembangan peserta didik