Hubungan Usia dengan Keluhan NPB

D. Hubungan antara Usia, Jenis Kelamin, Kebiasaan Merokok, Riwayat

NPB, dan Kebiasaan Olahraga dengan Keluhan NPB pada Pekerja PT. Bakrie Metal Industres Tahun 2015 Hubungan antara usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, riwayat NPB dan kebiasaan olahraga dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1. Hubungan Usia dengan Keluhan NPB

Usia merupakan salah satu faktor yang memperngaruhi munculnya keluhan NPB. Menurut Oborne 1995 keluhan otot skeletal biasanya dialami seseorang pada usia kerja yaitu 24-65 tahun Karwowski dan Marras, 2006. Prevalensi gangguang punggung meningkat saat seseorang memasuki usia 30 tahun Beeck dan Hermans, 2000. Hasil analisi hubungan antara faktor usia dengan keluhan NPB pada pekerja di bagian fabrikasi PT. Bakrie Metal Industries menyebutkan bahwa kelompok pekerja yang memiliki keluhan NPB berusia ≥ 30 tahun yaitu sebesar 62.1, sedangkan pekerja yang memiliki keluhan NPB berusia 30 tahun sebesar 66.7. Berdasarkan hasil uji statistik tabel 5.6 diperoleh p value 0.724 p value 0. 05 hal ini menunjukan bahwa hipotesis ditolak yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara usia pekerja dengan keluhan NPB yang dialami oleh pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015. Beradasarkan hasil pengukuran diperoleh sebanyak 65.5 pekerja fabrikasi berusia ≥ 30 tahun dan sisanya yaitu 34.4 pekerja fabrikasi berusia 30 tahun. Sedangkan pada pekerja office sebanyak 61.1 berusia ≥ 30 tahun dan sebanyak 38.9 pekerja office berusia 30 tahun. Banyaknya pekerja fabrikasi berusia ≥ 30 tahun dikarenakan juga masa kerja pekerja pada bagian fabrikasi rata-ratanya sebesar 92.98 bulan 7 tahun 8 bulan. Sedangkan banyaknnya pekerja offive berusia ≥ 30 tahun dikarenakan juga masa kerja pekerja pada bagian office rata-ratanya sebesar 132.48 bulan 11 tahun 1 bulan. Dikarenakan dengan masa kerja yang telah cukup lama tersebut maka pekerja pada kedua bagian tersebut telah memiliki usia ≥ 30 tahun. Hal tersebut didukung dengan data Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan Pusdatinaker Kota Bekasi tahun 2012, pekerja dengan usia 15-34 tahun berjumlah 911.984 sedangkan pekerja berusia 35-55 tahun berjumlah 853.972 Pusdatinaker, 2012. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerja yang berusia ≥ 30 tahun lebih banyak dari pada pekerja yang berusia 30 tahun. Tidak adanya hubungan dimungkinkan karena pekerja yang memiliki usia dibawah umur rata-rata untuk terkena keluhan NPB 30 tahun dan juga lebih banyak pekerja yang memiliki masa kerja dibawah rata-rata 9 tahun untuk mengalami keluhan NPB. Hal tersebut berdasarkan penelitian Oktarisya 2009, didapatkan bahwa sebesar 66.7 pekerja yang bekerja lebih dari 15 tahun telah mengalami NPB. Selain itu, terdapat pekerja yang berumur 30 tahun telah mengalami keluhan NPB. Sebalik nya, terdapat pekerja yang berumur ≥30 tahun akan tetapi tidak mengalami keluhan NPB. Hal lainnya dimungkinkan oleh sebaran sampel pada bagian office yang lebih sedikit dibandingkan dengan sampel pada bagian fabrikasi. Dimana pada kedua bagian tersebut cen derung didapatkan sampel yang berusia ≥ 30 tahun. Menurut Bridger 2003, sejalan dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi pada tulang dan keadaan ini mulai terjadi di saat seseorang berusia 30 tahun. Pada usia 30 tahun terjadi degenerasi yang berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan menjadi jaringan parut, pengurangan cairan sehingga hal tersebut menyebabkan stabilitas pada tulang dan otot menjadi berkurang Karwowski dan Marras, 2006. Semakin bertambahnya usia seseorang maka kelenturan otot-ototnya juga menjadi berkurang sehingga memudahkan terjadinya kekakuan pada otot dan sendi. Selain itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar tulang vertebra yang menyebabkan tulang belakang menjadi tidak fleksibel seperti saat usia muda. Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada tulang belakang hingga ke pinggang Idyan, 2008. Dalam penelitian ini usia dikategorikan menjadi dua kategori yaitu ≥ 30 tahun dan 30 tahun. Pada usia 30 tahun terjadi degenerasi yang berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan menjadi jaringan parut, pengurangan cairan sehingga hal tersebut menyebabkan stabilitas pada tulang dan otot menjadi berkurang Karwowski dan Marras, 2006. Salah satu bagian tubuh yang juga mengalami degenerasi adalah tulang belakang. Akibat proses tersebut jaringan parut di diskus invertebrata, jumlah cairan diantara sendi berkurang dan ruang diskus mendagkal secara permanen. Akibatnya segmen spinal akan kehilangan stabilitasnya. Pendangkalan di ruang diskus akan mengurangi kemampuan tulang belakang terutama daerah lumbal untuk menahan beban menjadi berkurang. Seharusnya vertebra lumbal mampu menahan 40-50 berat tubuh. Berkurangnya kemampuan untuk menahan beban dan pergerakan tubuh menyebabkan keluhan NPB Jatmikawati, 2006. Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Defriyan 2011, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara usia pekerja dengan nyeri punggung bawah, dengan nilai p value pada penelitian tersebut sebesar 0.045 p value ≤ 0.05, ketidaksesuaian dikarenakan pada adanya perbedaan pengkategorian usia dimana penelitian tersebut mengkategorikan usia menjadi ≥ 35 tahun dan 35 tahun juga adanya perbedaan sampel dalam penelitian dimana sampel penelitian tersebut adalah pekerja sulam. Hasil penelitian tersebut dan juga tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Munir 2012, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara usia pekerja dengan nyeri punggung bawah, dengan nilai p value pada penelitian tersebut sebesar 0.012 p value ≤ 0.05, ketidaksesuaian dikarenakan pada adanya perbedaan pengkategorian usia dimana penelitian tersebut mengkategorikan usia menjadi 23-35 tahun, 36-45tahun dan 45 tahun, dan juga adanya perbedaan sampel dalam penelitian dimana sampel penelitian tersebut adalah pekerja bagian final packing dan part supply. Namun hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mutiah dkk 2013, yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia pekerja dengan keluhan MSDs pada setiap sektor tubuh, dengan nilai p value pada penelitian tersebut sebesar 0.434 p value 0.05. Hasil penelitian tersebut juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zulfiqor 2010, yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia pekerja dengan keluhan MSDs pada welder di bagian Fabrikasi PT. Caterpillar Indonesia, dengan nilai p value pada penelitian tersebut sebesar 0.116 p value 0.05.

2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Keluhan NPB