Hubungan Berat Badan dengan Keluhan NPB

E. Hubungan antara Berat Badan, Ukuran Lingkar Pinggang, Tinggi

Badan, Sitting Height, Persen Lemak Tubuh, Masa Kerja dan Pencahayaan dengan Keluhan NPB pada Pekerja PT. Bakrie Metal Industres Tahun 2015 Hubungan antara berat badan, ukuran lingkar pinggang, tinggi badan, sitting height, persen lemak tubuh, masa kerja dan pencahayaan dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1. Hubungan Berat Badan dengan Keluhan NPB

Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih risiko timbulnya nyeri pingang lebih besar, karena beban pada sendi penumpuan berat badan akan meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri pinggang. Berat badan yang berlebihan bisa menyebabkan adanya tarikan pada jaringan lunak punggung Tarwaka dkk, 2004. Penambahan berat badan yang disertai dengan perubahan proyeksi central gravitasi ke depan meningkatkan beban yang ditanggung otot paraspinal otot punggung dan vertebrae ruas tulang belakang sebagai pengumpil. Vertebrae ruas tulang belakang sebagai pengumpil berada diantara gaya otot paraspinal dengan proteksi gaya berat tubuh. Kualitas gaya tarik otot paraspinal saat menentukan stabilitas posisi tubuh. Peningkatan beban yang ditanggung otot paraspinal dan vertebrae sebagai pengumpil merupakan awal dari keluhan nyeri punggung saat berdiri. Pada kondisi kronis, tubuh melakukan kompensasi dengan menggeser posisi vertebrae sebagai pengumpil lebih ke depan mengikuti pergeseran central gravity dan penambahan berat tubuh. Sudut antara ruas vertebrae berubah sehingga postur tubuh juga berubah meski tetap mampu berdiri tegak. Contohnya pada penderita obesitas sentral dan wanita hamil Paryono, 2012. Berdasarkan hasil, diperoleh rata-rata berat badan 67.10 kg. Pada bagian fabrikasi diperoleh berat badan terendah adalah 42.4 kg dan terbesar yaitu 95.7 kg, dengan rata-rata berat badan pekerja adalah 64.82 kg. Pada bagian office diperoleh berat badan terendah adalah 48.7 kg dan terbesar yaitu 105 kg, dengan rata-rata berat badan pekerja adalah 71.24 kg. Berdasarkan hasil analisi bivariat didapatkan pvalue sebesar 0.932 p value 0.05, hal ini menunjukan bahwa hipotesis ditolak yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara berat badan dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015. Berdsarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Kemenkes RI tahun 2012, diketahuhi bahwa prevalensi obesitas pada kelompok umur dewasa sebanyak 11.7 dan berat badan berlebih sebesar 10.0. Prevalensi kelebihan berat badan relatif lebih tinggi terdapat pada usia 35-59 tahun pada laki-laki maupun perempuan. Hal tersebut sesuai dengan proporsi usia pada pekerja fabrikasi maupun office yang lebih banyak ditemui pekerja dengan kelompok usia ≥ 30 tahun. Tingginya berat badan juga dipengaruhi oleh kebiasaan olahraga pekerja dimana berdasarkan hasil penelitian kebiasaan olahraga pada kedua bagian tersebut lebih banyak memiliki kebiasaan olahraga yang kurang. Tidak adanya hubungan dimungkinkan karena sebaran sampel yang tidak merata, sampel pada bagian office lebih sedikit dibandingkan dengan sampel pada bagian fabrikasi. Dimana pada kedua bagian tersebut cenderung didapatkan sampel yang berusia ≥ 30 tahun. Prevalensi kelebihan berat badan relatif lebih tinggi terdapat pada usia 35-59 tahun pada laki-laki maupun perempuan Kemenkes, 2012. Jika dilihat dari status ekonominya pakerja pada bagian office PT. Bakrie Metal Industries cenderung memiliki status ekonomi yang tinggi dibandinggkan dengan pekerja fabrikasi, hal itu juga dapat dilihat dari besarnya berat badan pada pekerja bagian office dimana pekerja pada bagian office memiliki berat badan rata-rata 71.24 kg. Perubahan budaya, sikap, perilaku dan gaya hidup serta peningkatan ekonomi sosial ekonomi mempengaruhi jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi Hidajat dkk, 2010.

2. Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dengan Keluhan NPB