Keluhan Nyeri Punggung Bawah NPB pada Pekerja PT. Bakrie Metal

bagian fabrikasi disebabkan pada bagian office pekerja tidak bersedia mengikuti penelitian ini, namun jumlah sampel telah memenuhi jumlah sampel minimal berdasarkan hasil perhitungan sampel. 4. Peneliti hanya mengukur persen lemak tubuh, tidak mengukur besarnya lemak viseral karena keterbatasan alat ukur. Namun sebaiknya dilakukan pengukuran lemak viseral karena lemak viseral merupakan lemak yang disimpan oleh tubuh di rongga perut mengelilingi organ-organ dalam perut. Namun dalam pengukuran persen lemak tubuh tersebut sebenarnya juga terdapat besarnya lemak viseral didalamnya hanya saja pengukurannya tidak spesifik.

B. Keluhan Nyeri Punggung Bawah NPB pada Pekerja PT. Bakrie Metal

Industres Tahun 2015 Nyeri punggung bawah NPB atau Low Back Pain NPB adalah suatu keadaan dengan rasa tidak nyaman atau nyeri akut pada daerah ruas lumbalis kelima dan sarkalis L5-S1. Nyeri pada punggung bawah dirasakan oleh penderita dapat terjadi secara jelas atau samar serta menyebar atau terlokalisir Pheasant, 1991. Nyeri punggung bawah NPB merupakan salah satu penyakit akibat kerja PAK yang disebabkan oleh keadaan yang tidak ergonomis. LBP atau NBP merupakan gangguan musculoskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik Maher, Salmond dan Pellino, 2002. Hal tersebut dapat terjadi karena gaya berat tubuh terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan dapat mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat menimbulkan komplikasi pada bagian tubuh yang lain, misalnya genu valgum, genu varum, dan coxa valgum Soeharso, 1987. Beberapa pekerjaan yang mengaharuskan berdiri dan duduk dalam waktu yang lama juga dapat mengakibatkan terjadinya LBP atau NBP Klooch, 2006 dalam Shocker, 2008. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa 63.2 pekerja mengalami keluhan NPB. Sedangkan pekerja yang tidak mengalami keluhan NPB sebanyak 36.8 pekerja. Pengelompokan keluhan NPB berdasarkan jenis pekerjaan diperoleh bahwa sebanyak 77.6 pekerja fabrikasi mengalami keluhan NPB dan sebanyak 37.0 pekerja office mengalami keluhan NPB. Hasil penelitian diatas sesuai dengan penelitian yang telah dilakuan oleh Asriadi 2011, pada PT. International Nickel Indonesia diketahui bahwa sebanyak 46,3 pekerja operator alat berat atau pabrik mengalami keluhan LBP, 16 pekerja mekanik mengalami keluhan LBP, dan 3,2 pekerja pengelasan mengalami keluhan LBP. Berdasarkan hasil temuan dilapangan, diketahui bahwa munculnya keluhan NPB pada bagian fabrikasi lebih banyak dibandingkan pada bagian office dikarenakan pada bagian fabrikasi tidak memiliki alat bantu berupa meja kerja. Meja kerja yang biasa digunakan untuk memudahkan dalam melakukan pekerjaan pada bagian fabrikasi dan dirancang sedemikian rupa dengan mempertimbangkan aspek ergonomi. Selain itu berdasarkan hasil penelitian, pada bagain fabrikasi untuk skor leher dan skor badan lebih berisiko terhadap tejadinya keluhan NPB dan berdasarkan skor akhir REBA juga diperoleh hasil bahwa pada bagian fabrikasi diperlukan tindakan perbaikan untuk memperbaiki postur kerja pada pekerja di bagian fabrikasi. Hasil observasi di tempat penelitian, menunjukkan bahwa keluhan yang dirasa besar mungkin disebabkan oleh posisi kerja yang statis dan posisi janggal seperti jongkok atau membungkuk pada pekerja fabrikasi sedangkan pada pekerja office mungkin disebabkan oleh posisi kerja yang statis saat melakukan pekerjaan. Hal tersebut sesuai sebagaimana yang diungkapkan dalam Bernard dkk 1997 dalam Beeck dan Hermans 2000, postur kerja statis termasuk posisi dimana gerakan yang terjadi sangat sedikit, bersama dengan postur yang terbatas dan tidak aktif yang menyebabkan beban statis pada otot. Postur kerja statis juga termasuk dalam postur janggal jika dilakukan dalam rentang waktu yang lama. Postur kerja statis meningkatkan risiko low back pain dan hernia pada diskus. Sering membungkuk dan berputar yang berhubungan dengan aktivitas mengangkat juga menyebabkan cedera. Aktivitas tersebut diketahui menjadi pemicu LBP atau NPB Barry, Levy dan Wegman, 2000. Tidak hanya disebabkan oleh posisi kerja keluhan NPB dapat juga dipengaruhi oleh beban kerja dan masa kerja, beban kerja pada pekerja fabrikasi dirasa lebih besar dibandingkan dengan pekerja pada bagian office, dikarenakan pada pekerja fabrikasi pekerjaan mereka dipengaruhi oleh banyaknya jumlah permintaan barang dari pasar sehingga membuat pekerja untuk bekerja lebih ekstra untuk memenuhi target pesanan ditambah lagi dengan penggunaan alat kerja yang memilik beban yang cukup berat. Berdasarkan hasil penelitian, masa kerja pekerja pada bagain fabrikasi memang lebih rendah dari pada masa kerja pekerja pada bagian office, namun pada bagian farikasi terdapat pekerja yang telah bekerja selama 307 bulan 25 tahun 7 bulan dan masa kerja terendah pada bagain fabrikasi adalah 23 bulan 1 tahun 11 bulan, bila dibandingkan dengan pekerja office yang memiliki masa kerja terlama adalah 299 bulan 24 tahun 11 bulan dan terendah 12 bulan. Dimana seseorang dengan masa kerja yang semakin lama maka keluhan MSDsnya akan meningkat, karena semakin lama seseorang bekerja tentunya akan menerima risiko lebih besar jika dibandingkan dengan pekerja yang baru Ohlssson dkk, 1989.

C. Hubungan antara Faktor Pekerjaan dengan Keluhan NPB pada Pekerja