mengalami penyakit serius; misalnya penyakit jantung atau kanker, galaktosemia, eklampsia, nefritis radang buah pinggang, TBC aktif, HIV, luka herpes pada payudara
dan kekurangan gizi parah. Persiapan psikologis juga tidak dapat diabaikan untuk keberhasilan pemberian
ASI eksklusif ini. Ada berbagai alasan yang digunakan oleh para ibu untuk menolak memberikan ASI eksklusif, misalnya takut kariernya akan terganggu dan khawatir
badannya tak bagus lagi. Pada kenyataannya, hal tersebut tidaklah benar. Jika ditinjau dari sisi psikologis, ASI justru menciptakan hubungan keterikatan emosional antara
ibu dan anak. Persiapan sosiologis pun tidak kalah pentingnya. Agar pemberian ASI
eksklusif dapat berjalan lancar, harus ada upaya khusus dan tidak boleh malas. Ibu harus menyisihkan waktu untuk memeras ASI atau menyusui anaknya. Di rumah,
perlu adanya dukungan dari suami, orang tua, saudara, dan anak yang lebih besar dalam hal melancarkan kelangsungan pemberian ASI. Suami turut berperan dalam
mendukung atau membantu pekerjaan istri di rumah, misalnya ketika pagi hari istrinya harus menyusui, suami dapat memandikan anak pertama mereka. Selama ibu
menyusui, suami harus mengambil alih tugas-tugas domestik lainnya yuliarti, 2010.
2.5 Perilaku
Perilaku adalah segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang
kesehatan serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan Sarwono, 2003. Perilaku juga dapat mempengaruhi lingkungan, pelayanan kesehatan dan bahkan
berpengaruh kepada keturunan Notoatmodjo, 2007. Menurut Skinner 1938
Universitas Sumatera Utara
perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus ransangan dari luar yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik
disadari maupun tidak Rantonius, 2000. Perilaku merupakan aksi dari individu terhadap reaksi dari hubungan dengan lingkungannya Suryani, 2003.
Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan sebagai suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan stimulus dari luar subjek tersebut
Notoatmodjo, 2007. Respons ini berbentuk 2 macam yaitu bentuk pasif dan bentuk aktif. Bentuk pasif adalah respons internal yaitu yang terjadi di dalam diri manusia
dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain covert behaviour, misalnya berfikir, tanggapan atau sikap bathin dan pengetahuan sedangkan bentuk aktif yaitu
apabila perilaku itu dapat jelas diobservasi secara langsung. Misalnya ibu yang memberi ASI kepada anaknya. Oleh karena perilaku ini sudah tampak dalam bentuk
tindakan yang nyata maka disebut overt behavior.
2.6 Teori yang Berhubungan dengan Determinan Perilaku
1. Teori Behavior Intention
Teori ini dikembangkan oleh Snehendu Kar 1980 berdasarkan analisisnya bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari :
a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau
perawatan kesehatannya behavior intention. b.
Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya social-support. Dukungan sosial menurut Sarafino 2006 adalah perasaan kenyamanan,
perhatian, penghargaan atau bantuan yang diterima dari orang atau
Universitas Sumatera Utara
kelompok lain. Sarafino menambahkan bahwa orang-orang yang menerima dukungan sosial memiliki keyakinan bahwa mereka dicintai,
bernilai dan merupakan bagian dari kelompok yang dapat menolong mereka ketika membutuhkan bantuan. Taylor 2003 juga menambahkan
bahwa dukungan sosial sebagai informasi yang dapat diterima dari orang lain bahwa individu tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai dan bernilai
dan juga merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan saling dibutuhkan yang didapatkan dari orang tua, suami atau orang yang
dicintai. Dalam pemberian ASI eksklusif, dukungan sosial sangat dibutuhkan oleh
seorang ibu terutama dari suami, orang tuamertua. Menurut Harymawan 2007, dukungan sosial dari suami antara lain, suami memperhatikan
kesehatan istrinya, membantu kegiatan istrinya, dan mengharapkan kesehatan anaknya sedangkan dukungan orangtuamertua terhadap ibu
yang menyusui dapat berupa tempat bertanya bagi ibu, berbagi cerita, meminta pengalaman, dan mencontoh dalam berbagai hal. Penelitian
Mery Ramadani 2010 menunjukkan hasil bahwa dukungan suami memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku ibu dalam pemberian
ASI eksklusif, dimana ibu yang mendapat dukungan suami berpeluang 2 kali lebih besar untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan
ibu yang tidak mendapat dukungan suami. c.
Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan accessebility of information.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Liliweri 2007 fungsi utama dan pertama dari informasi adalah menyampaikan pesan informasi atau menyebarkan luaskan informasi
kepada orang lain. Informasi adalah pesan yang disampaikan melalui suatu proses komunikasi dari penyampai pesan komunikator kepada
penerima pesan komunikan. Menurut Notoatmodjo 2011 informasi merupakan fungsi penting
untuk membantu mengurangi rasa cemas seseorang. Semakin banyak informasi dapat memengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang dan
dengan pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Jadi
berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil ibu menyusui dalam memberikan ASI secara eksklusif juga
sangat tergantung dari informasi yang diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian Sarah Saputri 2011 yang
menyatakan bahwa media informasi terutama yang berkaitan dengan iklan susu formula berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku ibu dalam
pemberian ASI eksklusif. Hal senada juga diungkapkan dalam penelitian Sandra Fikawati dkk 2009 yang menyatakan bahwa iklan susu formula
dari media ternyata juga mempengaruhi kegagalan ASI eksklusif terutama pada ibu yang berpendidikan rendah. Namun bertolak belakang dengan
penelitian Josefa 2011 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara keterpaparan informasi terhadap pemberian ASI eksklusif. Ibu-ibu
yang selama hamil mendapatkan informasi berupa penyuluhan dari
Universitas Sumatera Utara
petugas kesehatan tentang pentingnya ASI eksklusif ternyata juga sulit menerapkan pemberian ASI eksklusif tersebut.
d. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan
atau keputusan personal autonomy. Pengambilan keputusan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Setiap waktu individu melakukan proses memilih untuk mengambil keputusan, mulai dari memilih hal-hal yang sederhana
hingga pilihan hidup yang memiliki dampak besar bagi kehidupan. Penggunaan istilah pengambilan keputusan Decision Making biasanya
identik dengan sebuah kepemimpinan atau kegiatan manajerial dalam suatu kelompok atau organisasi, namun bila dipikirkan secara lebih
mendalam sebenarnya setiap orang adalah pemimpin yang harus mengambil keputusan bagi dirinya sendiri dan kehidupannya.
Akhmad Sudrajad 2010 memaparkan pengertian pengambilan keputusan menurut beberapa ahli :
1. George F Terry, pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku kelakuan dari dua atau lebih alternatif yang ada.
2. Sondang P. Siagian, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan
mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Universitas Sumatera Utara
3. James A.F stoner, pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan
masalah. Dari definisi beberapa ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pengambilan keputusan merupakan suatu proses penentuan akhir yang terbaik dari dua atau lebih alternatif untuk mencapai sebuah sasaran. Oleh
sebab itu pengambilan keputusan dapat mempengaruhi perilaku dan kehidupan individu terutama bagi ibu menyusui untuk memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya. e.
Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak action situation.
Faktor situasional adalah kondisi sesaat yang muncul pada tempat dan waktu tertentu. Kemunculannya terpisah antara pelayanan maupun
konsumen Asseal, 2008. Sedangkan menurut Belik 2005 , mendefinisikan situasi sebagai semua
faktor yang utama terhadap tempat dan situasi yang tidak menurut pengetahuan seseorang intra individu dan stimulasi alternatif pilihan
dan memiliki bukti dan pengaruh sistimatis pada prilaku saat itu . Lain halnya dengan wilkie 2010 , pengaruh situasional adalah kekuatan
sesaat yg tidak berasal dari dalam diri seseorang atau berasal dari produk atau merek yang di pasarkan, penelitian telah menemukan bahwa faktor
situasional mempengaruhi pilihan konsumen dengan mengubah kemungkinan pemilihan berbagai alternatif Ernett, 2006 .
Universitas Sumatera Utara
2. Teori Thought and Feeling
Tim kerja dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO 1990 menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu adalah karena
adanya empat 4 alasan pokok. Pemikiran dan perasaan Thought and Feeling yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-
kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objek dalam hal ini adalah objek kesehatan.
a. Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Seorang anak memperoleh pengetahuan bahwa api itu panas setelah
memperoleh pengalaman, tangan atau kakinya kena api. Seorang ibu akan mengimunisasikan anaknya setelah melihat anak tetangganya menderita
penyakit polio karena tidak mendapatkan imunisasi polio. Dalam pemberian ASI eksklusif, pengetahuan ibu memegang peranan
penting terlaksananya pemberian ASI eksklusif tersebut. Penelitian Novi 2007 di Kabupaten Kudus, membuktikan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan ibu dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Sandra
Fikawati dkk 2009 yang menyatakan bahwa pendidikan, pengetahuan dan pengalaman ibu adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap
keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
Universitas Sumatera Utara
b. Kepercayaan
Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa
adanya pembuktian terlebih dahulu. Misalnya wanita hamil tidak boleh makan telur agar tidak kesulitan waktu melahirkan.
c. Sikap
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang
paling dekat. Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang : Komponen kognitif, merupakan representasi apa yang
dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Komponen afektif,
merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan
merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin mengubah sikap seseorang. Komponen konatif, merupakan
aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk
bertindak terhadap sesuatu dengan cara tertentu Wawan, 2010. d.
Orang penting sebagai referensi Perilaku orang lebih-lebih perilaku anak kecil, lebih banyak dipengaruhi
oleh orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting
Universitas Sumatera Utara
untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh. Untuk anak-anak sekolah misalnya, maka gurulah yang menjadi
penutan perilaku mereka. Orang-orang yang dianggap penting ini sering disebut kelompok referensi reference group, antara lain guru, alim
ulama, kepala adat suku, kepala desa, dan sebagainya. Dalam pemberian ASI eksklusif, orang yang menjadi panutan bagi ibu dapat berasal dari
keluarga, tenaga kesehatan, maupun teman. Disamping itu bagi ibu-ibu juga ada kecenderungan mencontoh iklan-iklan yang susu formula.
Sehingga muncul kebanggaan bila mampu memberikan susu formula bagi bayinya. Hasil penelitian Josefa 2011 juga menunjukkan bahwa hampir
semua ibu yang jadi responden sudah memberikan MP-ASI berupa susu formula pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan.
e. Sumber-sumber daya resources
Sumber daya disini mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya. Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau
kelompok masyarakat. Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif maupun negatif. Misalnya pelayanan puskesmas, dapat
berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaan puskesmas tetapi juga dapat berpengaruh sebaliknya.
Salah satu sumber daya yang sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI ekskusif adalah tempat pelayanan persalinan. Semestinya ibu-ibu
yang bersalin di fasilitas kesehatan lebih mampu menerapkan ASI
Universitas Sumatera Utara
ekskklusif dibandingkan dengan yang bukan di fasilitas kesehatan. Namun hasil penelitian Solihah 2010 di Kabupaten Garut, menyebutkan bahwa
tempat persalinan tidak mempengaruhi berhasil tidaknya ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya maupun pada pemberian
ASI pada satu jam pertama setelah lahir. f.
Budaya Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber
dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup way of life yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk
dalam waktu yang lama sebagai akibat dari kehidupan suatu masyarakat bersama. Kebudayaan selalu berubah, baik lambat maupun cepat, sesuai
dengan peradaban umat manusia. Kebudayaan atau pola hidup masyarakat di sini merupakan kombinasi dari semua yang telah disebutkan di atas.
Notoatmodjo, 2010. Demikian pula halnya dengan pemberian ASI eksklusif.
Kebudayaan yang berlaku di suatu masyarakat akan mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Adanya budaya memberikan
makanan atau minuman tertentu kepada bayi akan menggagalkan pemberian ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian Josefa 2011 budaya
memiliki hubungan yang signifikan dengan pemberian ASI eksklusif, terutama di daerah pedesaan yang masih kental dengan adat-istiadat
tertentu.
Universitas Sumatera Utara
2.7 Landasan Teori