Program Studi Pendidikan Matematika FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009. Berdasarkan hasil penelitian bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara nilai rata-rata hasil belajar matematika yang menggunakan metode Cooperative teknik Two Stay Two Stray, dengan
rata-rata menggunakan metode ekspositori. Dengan menggunakan metode Cooperative teknik Two Stay Two Stray memiliki hasil lebih tinggi atau
lebih baik dibandingkan menggunakan metode ekspositori. Persamaan penelitian ini dengan penelitian relevan sebelumnya yaitu
menggunakan model pembelajaran kooperatif yang diteliti pada peningkatan hasil belajar siswa. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian
relevan sebelumnya yaitu sejauh pengamatan saya penelitian sebelumnya meneliti pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA sedangkan
penelitian ini meneliti pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS dan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas PTK, peneliti ingin mengetahui
apakah hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative leraning ini dapat meningkat pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya
alam di MI Annuriyah Depok.
C. Kerangka Berpikir
Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dilaksanakan dalam KTSP adalah model Cooperative Learning tipe jigsaw. Model ini biasa
disebut juga kerja kelompok atau mengerjakan dengan cara gotong royong. Belajar kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran melalui kelompok
kecil siswa untuk bekerjasama dalam menyelesaikan masalah dalam belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dalam pembelajaran kooperatif, setiap siswa
dituntut untuk bekerja dalam kelompok melalui rancangan-rancangan tertentu yang sudah dipersiapkan oleh guru sehingga seluruhnya siswa harus bekerja
aktif. Pembelajaran kooperatif memilikiprosedur yang terdiri atas penjelasn materi,
belajar dalam kelompok, penilaian, dan pengakuan kelompok. Dengan
prosedur ini siswa bukan hanya sekedar belajar tetapi juga saling mengerjakan tugas satu sama lain. Dalam pembelajaran, biasanya siswa lebih suka bertanya
kepada temannya. Hal ini merupakan suatu keunggulan dari model cooperative learning atau disebut kerja kelompok, karena tahap-tahap pada
model kooperatif memungkinkan siswa bertemu dengan siswa lain yang lebih pintar di kelompoknya sehingga kesempatan siswa untuk bertanya dengan
teman-temannya lebih berani
29
. Jika keberanian siswa diimplemen tasikan dalam bentuk pertanyaan itu kepada teman sekelompoknya terpuaskan, berarti
proses belajar siswa telah dilalui, maka kegiatan belajar mengajar yang efektif telah tercipta. Keefektifan pembelajaran akan membuat siswa lebih mudah
menyerap materi yang disajikan guru, sehingga hasil belajarnya akan menjadi lebih baik sesuai dengan harapan. Jadi, jika Pembelajaran Kooperatif learning
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar, maka diharapkan dapat terjadi peningkatan hasil belajar siswa.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan dugaan yang akan diuji kebenarannya dengan fakta yang ada. Secara teknis hipotesis dapat didefinisikan pernyataan
mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Dengan penerapan pembelajaran cooperative
learning tipe jigsaw diharapkan mampu menjadi solusi yang baik dimana siswa dapat saling bekerjasama dan bertukar informasi sehingga siswa lebih
terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan diharapkan dapat menciptakan kondisi yang menyenangkan dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran
IPS
30
. Dari uraian dalam kajian teori dan penyusunan kerangka berfikir, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Menggunakan Model
Pembelajaran Cooperative Learning tipe jigsaw dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS Kelas IV dalam Materi Sumber Daya
Alam.
29
Joni, T. Raka 1980. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : P3G
30
Sanjaya, Wina.2006. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana, Pranada Media Group.