perkembangan dan pertumbuhan manusia di lingkungannya. Sedangkan yang disebut belajar formal adalah kegiatan yang terorganisir, terencana dan
berjenjang dengan bentuk kegiatan belajar –mengajar untuk menghasilkan
perubahan pada siswa yang sedang menuju kedewasaan
14
. Dari pengertian-pengertian yang telah dikemukakan di atas dapat
dipahami bahwa belajar itu merupakan suatu proses perubahan-perubahan dalam tingkah laku dengan serangkaian kegiatan, seperti dengan membaca,
mengamati, mendengar, meniru, dan sebagainya. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia .
Dengan belajar, manusia dapat melakukan kualitatif atau mutu individu sehingga tingkah lakuya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup
manusia tiada lain adalah belajar. Belajar itu bukan sekadar pengalaman. Belajar adalah proses, bukan suatu hasil, oleh karena itu belajar berlangsung
secara aktif giat dan integrative penggabungan dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan.
2. Model Pembelajaran Cooperatif
1. Konsep Model Pembelajaran Cooperatif
Model pembelajaran kelompok adalah rangkauan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam model pembelajaran cooperative, yaitu 1 adanya pererta dalam kelompok;
2 adanya aturan kelompok; 3 adanya upaya belajar; 4 adanya tujuan yang harus dicapai.
Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok belajar. Pengelompokan siswa bisa diterapkan berdasarkan
berbagai pendekatan, di antaranya pengelompokan yang didasarkan atas minat dan bakat siswa, pengelompokan yang didasarkan atas latar belakang
kemampuan, pengelompokan atas dasar campuran baik campuran ditinjau dari
14
W. S. Winkel. 1983. Psikologi Pendidikan dan evaluasi belajar, Jakarta, Gramedia, hal.41
kemampuan. Pendekatan apa pun yang digunakan, tujuan pembelajaran haruslah menjadi pertimbangan utama.
Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan sesama pihak yang terlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswa
sebagai anggota kelompok. Misalnya, aturan tentang pembagian tugas setiap anggota kelompok, waktu dan tempat pelaksanaan, dan lain sebagainya.
Salah satu model pembelajaran kelompok adalah model pembelajaran kooperatif cooperative learning. Model pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin dalam Trianto
15
mengemukakan dua alasan, pertama beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan social, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat
meningkatkan harga
diri. Kedua,
pembelajaran kooperatif
dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah,
dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dari kedua alasan tersebut , maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang
dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan system pengelompokan tim kecil, yaitu antara empat samapi enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis
kelamin, rasa tau suku yang berbeda heterogen. Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan
reward, jika kelompok mampu menunjukan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan
positif. Ketrgantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan ketermpilan interpersonal
15
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana