prosedur ini siswa bukan hanya sekedar belajar tetapi juga saling mengerjakan tugas satu sama lain. Dalam pembelajaran, biasanya siswa lebih suka bertanya
kepada temannya. Hal ini merupakan suatu keunggulan dari model cooperative learning atau disebut kerja kelompok, karena tahap-tahap pada
model kooperatif memungkinkan siswa bertemu dengan siswa lain yang lebih pintar di kelompoknya sehingga kesempatan siswa untuk bertanya dengan
teman-temannya lebih berani
29
. Jika keberanian siswa diimplemen tasikan dalam bentuk pertanyaan itu kepada teman sekelompoknya terpuaskan, berarti
proses belajar siswa telah dilalui, maka kegiatan belajar mengajar yang efektif telah tercipta. Keefektifan pembelajaran akan membuat siswa lebih mudah
menyerap materi yang disajikan guru, sehingga hasil belajarnya akan menjadi lebih baik sesuai dengan harapan. Jadi, jika Pembelajaran Kooperatif learning
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar, maka diharapkan dapat terjadi peningkatan hasil belajar siswa.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan dugaan yang akan diuji kebenarannya dengan fakta yang ada. Secara teknis hipotesis dapat didefinisikan pernyataan
mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Dengan penerapan pembelajaran cooperative
learning tipe jigsaw diharapkan mampu menjadi solusi yang baik dimana siswa dapat saling bekerjasama dan bertukar informasi sehingga siswa lebih
terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan diharapkan dapat menciptakan kondisi yang menyenangkan dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran
IPS
30
. Dari uraian dalam kajian teori dan penyusunan kerangka berfikir, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Menggunakan Model
Pembelajaran Cooperative Learning tipe jigsaw dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS Kelas IV dalam Materi Sumber Daya
Alam.
29
Joni, T. Raka 1980. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : P3G
30
Sanjaya, Wina.2006. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana, Pranada Media Group.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April dan Mei semester genap tahun pelajaran 20132014, di MI Annuriyah depok. Penelitian tindakan ini
dilakukan terhadap seluruh siswa kelas IV sebanyak 40 siswa. Kegiatan belajar mengajar di MI Annuuriyah Depok dilakukan pada pukul 07:00
sampai dengan 13:00 WIB.
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas PTK atau yang lebih dikenal dengan Classroom Action Research
, “Menururt Didik Komaidi dan Wahyu Wijayati PTK adalah suatu pendekatan untuk
meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidik
an dan pembelajaran”.1 Dengan menggunakan PTK diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik
dalam menangani proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran semakin meningkat kualitasnya
31
. Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan pra
penelitian dan akan dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian dengan beberapa siklus. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan siklus adalah satu
putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula, dimana tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yatiu: Perencanaan, Pelaksanaan,
Pengamatan, dan Observasi.
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas PTK
Penelitian Tindakan Kelas PTK dalam bahasa inggris adalah Classroom Action Research CAR, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang
31
Didik Komaidi dan Wahyu Wijayati, Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta: Sabda Media, 2011, h. 46