3.1.5. Siklus Perkreditan
Siklus perkreditan dimulai sejak pengajuan permohonan kredit akhirnya disetujui, dicairkan, diawasi, dan pelunasan. Dendawijaya 2005 menggambarkan siklus
perkreditan melalui proses-proses
Gambar 5. Siklus Kredit
Sumber: Dendawijaya 2005
Penjelasan Gambar 5: 1. Permohonan kredit diajukan oleh calon nasabah kepada bank, umumnya
dilakukan dengan menyampaikan dokumen-dokumen sebagai berikut: a.
Surat permohonan resmi b. Akte pendirian perusahaan yang merupakan lembaga secara resmi
pemohon kredit, sekaligus menjelaskan siapa yang berwenang meminta kredit dan lembaga yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan penerimaan kredit, termasuk bertanggung jawab terhadap kewajiban nasabah kredit, seperti pembayaran angsuran dan
pelunasan beserta bunganya dal;am jangka waktu yang disepakati. c.
Penjelasan uraian singkat tentang rencana proyek atau bisnis yang akan dilaksanakaan oleh calon nasabah.
d. Untuk proyek yang cukup besar dan membutuhkan jumlah kredit yang besar pula, dilengkapi dengan suatu laporan kelayakan proyek
yang disusun oleh suatu lembaga konsultan yang ditunjuk oleh calon nasabah.
e. Laporan keuangan nasabah.
f. Informasi-informasi lain yang biasa selalu dimintakan oleh bank
seperti, NPWP, keterangan domisili dari pemda setempat, izin-izin
Pelunasan Kredit Tambahan Kredit
Kredit Bemasalah
Pengawasan Kredit
Pencairan Kredit Perjanjian Kredit
Persetujuan Kredit Analisis Kredit
Permohonan Kredit
1
6 7c
7b
5 4
7a 2
3
yang telah diperoleh dalam rangkan pembangunan proyek maupun bisnis yang telah berjalan, rekening perusahaan pada beberapa bank.
2. Analisis Kredit Setelah permohonan kredit diterima oleh bank maka dilakukan analisis kredit
berdasarkan pedoman yang telah ditentukan dalam bank dan biasanya tergantung kepada jenis kredit yang diminta. Analisis kredit dilakukan berdasarkan dua
metode,yaitu: a. Metode penilaian 6C yang meliputi Character, Capital, Capacity, Condition
of Economic, Collateral, dan Constraints. b. Metode penilaian 6A , yang meliputi aspek yuridis hukum, pasar dan
pemasaran, teknis, manajemen, keuangan, dan sosial ekonomi. 3. Persetujuan Kredit
Atas dasar laporan analisis kredit, pembahasan dan persetujuan kredit dilakukan oleh divisi yang mungkin berbeda beda tergantung tergantung pada system dan
prosedur yang berlaku dimasing-masing bank. Pada beberapa bank umum, pembahasan dan persetujuan kredit dilakukan oleh suatu komite yang dibentuk
direksi yang disebut komite kredit. 4. Perjanjian Kredit
Perjanjian kredit akad kredit disiapkan oleh seorang notaris publik yang ditunjuk bank atau dipilih oleh calon nasabah atas dasar kesepakatan bersama
antara bank dan calon nasabah. Isi perjanjian kredit berdasarkan masukan dari pihak bank adalah sebagai berikut:
a. Pihak pemberi kredit bank yang bersangkutan b. Pihak penerima kredit perusahaan atau nasabah perorangan
c. Tujuan pemberian kredit, tergantung pada jenis bisnis yang akan dibangun, modal kerjanya
d. Besarnya biaya proyek, termasuk investasi tetap, kebutuhan modal kerja e. Besarnya kredit yang akan diberikan bank
f. Tingkat bunga kredit g. Biaya-biaya lain yang harus dibayarkan nasabah kredit
h. Jangka waktu pengembalian kredit i. Jadwal pembayaran angsuran kredit dan pembayaran bunga kredit
j. Jaminan kredit k. Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum kredit dicairkan
l. Kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh nasabah kredit selama kredit belum dilunasi, dan kewajiban mengasuransikan semua aktiva tetap pada
proyek yang dibiayai m. Hak- hak yang dimiliki bank selama kredit belum dilunasi.
Perjanjian kredit yang dibuat dihadapan notaris publik ditandatangani tiga pihak bank, nasabah, notaris publik serta dicatatkan dan didaftarkan oleh notaris publik pada
pengadilan negeri yang sesuai dengan domisili dari bank pemberi kredit sehingga mempunyai kekuatan hukum yang mengikat semua pihak.
5. Pencairan Kredit Pencairan kredit yang diminta debitur kredit hanya dapat dilakukan bank setelah
debitur yang bersangkutan telah memenuhi berbagai persyaratan yang ditandatangan oleh kedua belah pihak bank dan nasabah serta dicatat
dihadapan notaris publik. Persyaratan untuk pencairan kredit meliputi hal sebagai berikut:
a. Perjanjian kredit yang telah ditandatangani b. Penarikan kredit telah sesuai dengan kebutuhan kredit
c. Penarikan kredit telah sesuai dengan jadwal pembangunan proyek d. Permohonan pencairan kredit didukung oleh dokumen-dokumen yang sesuai
dengan kebutuhan pencairan kredit e. Besarnya kredit harus sesuai dengan perbandingan yang disepakati antara dana
sumber dari nasabah dan pembiayaan dari bank. Pencairan kredit oleh bank dilakukan dengan langsung dikirimkan ke rekening nasabah atau dialamatkan
ke rekening-rekening perusahaan yang menjadi rekanan nasabah. 6. Pengawasan Kredit
Pengawasan kredit yang dilakukan bank setelah kredit dicairkan merupakan salah satu kunci keberhasilan pemberian kredit selain ketajaman dan ketelitian yang
dilakukan sewaktu menganalisis kredit. Terjadinya kredit bermasalah terutama oleh kelalaian bank dalam melakukan pengawasan kredit. Pengawasan kredit
meliputi: a. Adanya administrasi kredit yang memadai
b. Keharusan bagi nasabah kredit untuk menyampaikan laporansecara berkala atas jenis-jenis laporan yang telah disepakati dalam perjanjian kredit
c. Keharusan bagi Account Officer untuk melakukan kunjungan ke perusahaan yang dibiayai bank baik selama ataupun setelah berjalannya suatu usaha
bisnis
d. Adanya konsultasi yang terukur antara pihak bank dengan debitur. Konsultasi yang dilakukan sejak dini memungkinkan dapat mengurangi atau menekan
kemungkinan terjadinya kegagalan proyek yang bisa mengakibatkan kredit macet
e. Adanya suatu
sistem peringatan
pada administratsi
bank untuk
memperlihatkan berbagai informasi tentang nasabah kredit yang berkaitan dengan kepatuhan kepada ketentuan yang telah dibuat dalam perjanjian kredit.
7.a. Pelunasan Kredit
Dalam kondisi yang ideal, nasabah akan dapat selalu memenuhi kewajibannya terhadap bank sesuai dengan kesepakatan yang dimuat dalam perjanjian kredit.
Nasabah dapat membayar angsuran pokok pinjaman beserta bunganya sesuai dengan jadwal yang telah dibuat, sehingga kredit bank akhirnya dinyatakan lunas.
7.b. Tambahan Kredit
Terjadinya permohonan tambahan kredit yang diajukan debitur kepada bank atas dasar perluasan proyek merupakan bukti bahwa proyeksi kredit yang pertama
berjalan dengan baik dan sukses, kesempatan untuk menperoleh tambahan pendapatan bagi bank, serta sebagai tujuan promosi dalam memasarkan produk-
produknya kepada nasabah. 7.c.
Kredit Bermasalah Perkembangan pemberian kredit yang paling tidak menggembirakan bagi pihak
bank adalah adanya kredit bermasalah. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.75PBI2005 Kolektibilitas kredit digolongkan menjadi; Lancar, Dalam
Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet.
3.1.6. Kualitas Kredit