BMI Capem Depok. Terdapat delapan variabel yang diduga mempengaruhi pengembalian pembiayaan, yaitu usia, pendidikan terakhir, jumlah tanggungan, pemahaman akad,
Pendapatan Usaha, lama usaha, jenis usaha, dan frekuensi pembiayaan. Definisi dari variabel-variabel yang mempengaruhi pengembalian pembiayaan adalah sebagai berikut:
1. Usia adalah usia nasabah penerima pembiayaan usaha. 2. Pendidikan terakhir adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh
nasabah. 3. Jumlah tanggungan adalah banyaknya jiwa yang menjadi tanggung jawab nasabah
adalah hal memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 4. Pemahaman akad adalah pemahaman nasabah terhadap akad pembiayaan yang berisi
tentang hak dan kewajiban antara BMI dan nasabah. 5. Pendapatan usaha adalah pendapatan bersih net income setiap bulan yang diperoleh
nasabah dalam menjalankan usahanya. 6. Lama usaha adalah jangka waktu yang telah dilalui oleh nasabah dalam menjalankan
usahanya. 7. Jenis usaha adalah bidang yang menjadi inti usaha pada sistem agribisnis yang
dijalankan oleh nasabah yang terdiri dari on farm dan off farm 8. Frekuensi pembiayaan adalah jumlah pembiayaan yang pernah diterima dari BMI
selama nasabah tersebut menjalankan usahanya. Pada penelitian-penelitian sebelumnya terdapat beberapa variabel yang
mempengaruhi pengembalian pembiayaan, namun tidak digunakan pada penelitian ini. Variabel tersebut diantaranya jarak rumah dengan bank dan agunan. Variabel jarak antara
rumah dengan bank bukan menjadi salah satu faktor dalam penilaian pembiayaan karena BMI sudah memberikan fasilitas pembayaran melalui transfer di beberapa cabang yang
tersebar di seluruh Indonesia atau pun melalui bank lain, sehingga nasabah tidak perlu ke kantor BMI Capem Depok untuk membayar angsuran pembiayaan, tetapi hanya cukup
menyetor atau transfer melalui ATM ataupun di bank koresponden terdekat. Untuk data agunan tidak dipakai karena di BMI agunan merupakan salah satu syarat dari di
setujuinya proposal pembiayaan yang dihitung berdasarkan nilai likuiditasnya.
4.6. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini diperoleh dari hasil penelusuran terhadap literatur - literatur, teori dan penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pembiayaan
UMKM dan agribisnis. Hasil yang diperoleh kemudian didiskusikan dengan pihak manajemen BMI Capem Depok yang didasarkan kepada Petunjuk, Pelaksanaan dan
Prosedur Perkreditan Bank dan pengalaman manajemen dalam memberikan fasilitas pembiayaan di sektor UMKM dan agribisnis. Hipotesis yang dihasilkan dapat
digolongkan dalam tiga aspek, yaitu aspek karakteristik individu, karakteristik usaha dan karakteristik pembiayaan. Rumusan hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
1. Usia nasabah diduga memiliki pengaruh positif terhadap peluang pengembalian pembiayaan. Pengaruh positif tersebut berarti semakin tinggi usia nasabah, maka
nasabah tersebut akan lebih lancar dalam mengembalikan pembiayaan. Usia diduga berdampak positif terhadap pengembalian pembiayaan karena berdasarkan
pengamatan, nasabah yang berusia tinggi lebih patuh pada aturan dan biasanya sudah mempunyai pengalaman yang cukup dalam menjalankan usahanya.
2. Pendidikan diduga memiliki pengaruh positif terhadap pengembalian pembiayaan. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan nasabah, maka nasabah tersebut akan lebih
lancar dalam mengembalikan pembiayaannya. Hal ini diduga karena nasabah dengan tingkat pendidikan tinggi biasanya memiliki pengetahuan yang cukup baik dalam
teknis maupun manajerial usahanya. 3. Jumlah tanggungan keluarga diduga berpengaruh negatif terhadap pengembalian
pembiayaan. Artinya semakin banyak jumlah tanggungan nasabah, maka pengembalian pembiayaanya akan semakin tidak lancar. Pengaruh negatif tersebut
diduga karena nasabah yang mempunyai jumlah tanggungan besar mempunyai jumlah kebutuhan hidup yang lebih besar jika dibandingkan dengan nasabah dengan
jumlah tanggungan sedikit. 4. Pemahaman akad diduga berdampak positif terhadap pengembalian pembiayaan.
Artinya, nasabah yang memahami akad pembiayaan akan lebih lancar dalam mengembalikan pembiayaannya. Hal tersebut terjadi karena berdasarkan pengamatan
semakin memahami akad pembiayaan, biasanya nasabah tersebut semakin mempunyai kesadaran akan hak dan kewajiban serta lebih mempunyai kesadaran
tentang hukum. 5. Pendapatan Usaha diduga berpengaruh positif terhadap pengembalian pembiayaan.
Artinya semakin tinggi pendapatan usaha maka pengembalian pembiayaannya akan semakin lancar. Pengaruh positif pendapatan usaha terhadap pengembalian
pembiayaan tersebut disebabkan karena berdasarkan pengamatan, nasabah yang memiliki pendapatan usaha tinggi memiliki tingkat keuntungan usaha yang tinggi
pula, sehingga nasabah tersebut telah memperhitungkan semua kebutuhan-kebutuhan usahanya tanpa mengganggu keuangan keluarganya.
6. Lama usaha diduga berpengaruh positif terhadap pengembalian pembiayaan. Artinya, semakin lama usaha tersebut dijalankan, maka pengembalian pembiayaanya akan
semakin lancar. Pengaruh positif tersebut diduga disebabkan karena nasabah yang telah menjalankan usahanya lebih lama memiliki pengalaman usaha yang lebih
banyak, sehingga memiliki banyak strategi dalam meningkatkan usahanya. 7. Jenis usaha yang diduga berpengaruh negatif terhadap pengembalian pembiayaan.
Artinya semakin hulu bidang usaha agribisnis on farm maka akan berpeluang mengalami keterlambatan pembayaran angsuran, karena berdasarkan pengamatan,
usaha dibidang budidaya memiliki tingkat risiko kegagalan yang cukup tinggi. 8. Frekuensi pengambilan pembiayaan diduga berpengaruh positif terhadap
pengembalian pembiayaan. Artinya semakin banyak pengalaman nasabah dalam mendapatkan fasilitas pembiayaan, maka pengembalian pembiayaannya akan
semakin lancar. Hal tersebut disebabkan karena nasabah yang sudah pernah mendapatkan fasilitas pembiayaan lebih banyak memiliki riwayat pengembalian
pembiayaan yang lancar, sehingga pihak bank dapat lebih percaya kepada nasabah yang memiliki frekuensi pengalaman pembiayaan yang banyak.
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN
KARAKTERISTIK RESPONDEN
5.1 Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia, Tbk