bergerak serta 2 agunan benda tidak bergerak, adalah tanah dan barang-barang lain yang karena sifatnya oleh undang-undang dinyatakan sebagai benda tidak bergerak.
Pengikatan agunan dapat dilakukan dengan cara gadai, FEO dan hak tanggungan Sukandar, 2004. Gadai adalah suatu hak kebendaan yang diperoleh secara berpiutang
atas suatu benda bergerak milik orang lain, hak mana semata-mata diperjanjikan dengan menyerahkan penguasaan atas benda tersebut yang bertujuan untuk mendapatkan
pelunasan pembiayaan terlebih dahulu apabila benda tersebut dijual. FEO adalah suatu perjanjian antara nasabah dengan bank, dimana nasabah menyerahkan hak milik atas
barang-barang bergerak kepada bank, sedangkan penguasaan benda diserahkan kembali kepada nasabah secara kepercayaan dengan perjanjian bahwa penyerahan tersebut hanya
untuk jaminan atas pembayaran kembali atas pembiayaan yang telah diterima. Hak tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah berikut atau tidak
berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu untuk pelunasan pembiayaan tertentu. Daftar jenis Agunan dapat dilihat pada lampiran 4
Dasar dari pemberian jaminan; a. QS Luqman : 31, bahwa tidak ada satupun cara atau sarana hukum yang
dapat mencegah seseorang mengingkari janjinya. b. UU No. 10 tahun 1998 pasal 8 ayat 1 tentang Perbankan, bahwa untuk
mengurangi resiko, maka bank syariah diperbolehkan meminta jaminan kepada nasabah. Jaminan adalah kekayaan atau kesanggupan seseorang
untuk menanggung pembayaran kembali seluruh pembiayaan. Menurut hukum positif, jaminan yang digolongkan dalam harta harta kekayaan dapat
berupa barang yang dapat diganti misalnya uang, barang yang dapat dibagi beras, gula, dan barang bergerak kendaraan, perhiasan, atau barang
tidak bergerak tanah, bangunan, mesin yang ditanam. c. Khusus untuk pembiayaan kendaraan bermotor, maka kendaraan yang akan
dibelikan tersebut sebagai jaminan utama. d. Nilai jaminan ditetapkan berdasarkan Liquidation Basis dan persentase
nilai pasar jaminan yang dapat diterima sebagai nilai likuidasi jaminan.
2.9. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan atau kredit telah banyak dilakukan sebelumnya, yaitu pada perkreditan yang disalurkan oleh
lembaga keuangan perbankan. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Wangi
2008, Risdwianto 2004, Mulyarto 2009, Safitri 2007 Pangabean 2005 dan Utomo 2010 Disamping itu juga dilakukan tinjauan pustaka dari penelitian tentang perkreditan
lainnya. Safitri 2007 melakukan penelitian dengan judul analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi besar kredit umum pedesaan melalui studi kasus pada nasabah BRI Unit Ciampea Bogor. Penelitian tersebut menganalisis pola pengembalian Kupedes pada
nasabah BRI Unit Ciampea dan juga menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya kupedes dilihat dari karakteristik nasabahnya. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan analisis regresi liniear berganda yang selanjutnya di uji dengan uji f dan uji t.
Hasil penelitian analisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kredit Kupedes yang dicairkan oleh BRI Unit Ciampea menunjukkan bahwa variabel nilai
agunan, tingkat pendidikan dan frekuensi peminjaman memiliki hubungan yang signifikan dan positif. Faktor lain seperti aset usaha, aset rumah tangga, jarak, pendapatan
usaha per tahun tidak berpengaruh terhadap besarnya kredit yang diberikan. Analisis terhadap pola pengembalian kredit Kupedes menunjukkan bahwa variabel usia, jumlah
tanggungan keluarga, berpegaruh negatif terhadap pola pengembalian kredit oleh nasabah pengembalian kredit yang dilakukan tidak lancar.
Di lain pihak, penelitian yang dilakukan oleh Risdwianto 2004 di BRI, sejalan dengan apa yang disimpulkan dari hasil penelitian oleh Safitri. Variabel-variabel seperti
nilai agunan, tingkat pendidikan, dan frekuensi peminjaman memiliki hubungan yang positif terhadap besarnya kredit yang dicairkan. Risdwianto juga menilai bahwa rasio
modal terhadap aset usaha memberikan pengaruh negatif terhadap volume kredit yang disalurkan oleh BRI.
Penelitian dengan topik yang sama juga dilakukan oleh Wangi 2008. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Wangi sedikit berbeda dengan apa yang disimpulkan oleh
Safitri dan Risdwianto. Wangi menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pengajuan kredit di Bank X dengan daerah penelitian yang meliputi wilayah Bandung,
Cirebon dan Cimahi. Dengan menggunakan alat analisis regresi linear berganda diperoleh bahwa aset usaha juga berpengaruh positif terhadap realisasi pengaulan kredit disamping
variabel-variabel lainnya seperti variabel suku bunga, jangka waktu peminjaman, nilai jaminan, pengalaman usaha dan pengalaman kredit dan bila dilihat dari sektor usaha,
persentase kredit yang terealisasi adalah sektor pertanian. Hal ini disebabkan sektor pertanian menjadi unggulan di wilayah tersebut dengan kondisi iklim yang mendukung.
Mulyarto 2009 meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi KUR melalui studi kasus nasabah BRI Unit Leuwiliang. Metode yang digunakan adalah
deskriptif dan alat analisis linear berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor pendapatan, frekuensi pengambilan kredit, lama usaha, dan modal usaha mempengaruhi
realisasi kredit pada bank tersebut. Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil yang simpulkan Safitri, Risdwianto dan Wangi. Pada penelitian lain, Muhammamah 2008
melakukan penelitian yang berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian kredit oleh UMKM, kasus nasabah Kupedes PT. Bank Rakyat Indonesia,
Tbk Unit Cigudeg, Cabang Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan karakteristisk debitur yang bersifat lancar dan menunggak dalam pengembalian Kupedes
dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dan memiliki keterkaitan dengan tingkat pengembalian Kupedes serta pengaruh dan keterkaitannya tersebut. Semua faktor
yang diduga berpengaruh dan memiliki keterkaitan dengan tingkat pengembalian Kupedes oleh debitur UMKM dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, regresi
logistik dan korelasi. Berdasarkan analisis regresi logistik dan korelasi, faktor-faktor yang
mempengaruhi dan memiliki keterkaitan yang nyata dengan tingkat pengembalian Kupedes adalah omzet usaha dan frekuensi peminjaman dengan pengaruh positif. Artinya
semakin tinggi omzet usaha dan frekuensi peminjaman, maka semakin tinggi pula peluang dan kecenderungannya untuk dapat dapat mengembalikan kredit dengan lancar
dan sebaliknya. Sedangkan faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, lama usaha, nilai plafond dan jangka waktu pengembalian kredit
tidak berpengaruh ataupun memiliki keterkaitan dengan tingkat pengembalian kredit. Panggabean 2005 melakukan penelitian dengan judul analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan dan tunggakan Kupedes pada Nasabah Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Iskandar Muda Medan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk menganalisis karakteristik usaha serta pinjaman nasabah Kupedes, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan Kupedes di tingkat nasabah dan
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tunggakan Kupedes di tingkat nasabah. Analisis dilakukan secara deskriptif untuk menganalisis karakteristik usaha dan pinjaman
nasabah, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan Kupedes dianalisis dengan regresi dan tunggakan dianalisis secara kasus per kasus dengan tabulasi karena
contoh yang terambil hanya sembilan nasabah. Dari karakteristik usaha yang diteliti, ciri UMKM yang dilayani atau paling akses
kepada Kupedes adalah usaha-usaha yang memiliki resiko paling kecil, dalam hal ini
risiko yang dimaksud adalah peluang usaha untuk menunggak, sehingga usaha-usaha yang memiliki risiko lebih kecil akan diakses lebih cepat untuk menerima Kupedes. Jadi
walaupun yang dilayani adalah UMKM, tetap mempertahankan aspek bisnis, yaitu menghindari risiko.
Usaha-usaha yang memiliki risiko menunggak paling kecil tentu saja adalah usaha-usaha yang memiliki capacity atau kemampuan usaha yang paling baik dan telah
memiliki pengalaman dalam meminjam Kupedes. Pada daerah penelitian, sektor perdagangan merupakan sektor usaha dengan risiko paling kecil daripada kedua sektor
lainnya. Faktor yang diperhatikan oleh BRI secara dominan dalam memberikan Kupedes adalah capacity atau kapasitas dan kemampuan nasabah dalam melaksanakan usahanya.
Hal ini mencirikan Kupedes yang disalurkan BRI merupakan pinjaman komersial. Selain faktor capacity, karena target Kupedes adalah UMKM, maka ciri
character nasabah juga diperhatikan secara dominan dalam memberikan pinjaman. Untuk masalah tunggakan, faktor yang menjadi penyebab sangat typical, beragam dan
conditional pada masing-masing nasabah, sehingga tidak bisa digeneralisasi. Utomo 2010 melakukan penelitian dengan judul faktor
faktor yang mempengaruhi pengembalian pembiayaan agribisnis pada BPRS Al Salaam Amal
Salman Kantor Cabang Cinere. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis karakteristik yang terkait dengan masalah tunggakan angsuran, yang diduga
karakteristik tersebut terdiri dari usia nasabah, jumlah tanggungan, pendidikan, omset, lama usaha, jenis usaha, tingkat suku bungamargin, dan fasilitas pembiayaan. Faktor
yang mempengaruhi tunggakan angsuran tersebut dianalisis dengan menggunakan regresi logistik dan uji wald, yang dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor
yang berpengaruh secara nyata terhadap pengembalian pembiayaan yaitu tingkat pendidikan, omset, dan margin
Secara umum, penelitian-penelitian terdahulu mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian pembiayaan dengan menggunakan analisis deskriptif,
analisis korelasi dengan uji Rank Spearman dan regresi logistik. Analisis regresi logistik digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas atau yang mempengaruhi X terhadap
peubah tak bebas atau yang dipengaruhi Y. Analisis yang selanjutnya dilakukan adalah uji G yang bertujuan untuk melihat signifikasi persamaan secara keseluruhan. Penelitian-
penelitian terdahulu menyimpulkan ada beberapa faktor yang berpengaruh nyata terhadap pengembalian pembiayaan, yaitu pendapatan usaha, outstanding pinjaman, jumlah
tanggungan keluarga, jarak rumah dan usia nasabah.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah, pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, regresi logistik dengan menggunakan
bantuan software SPSS 16. Selain dari alat analisis yang digunakan, penelitian ini juga menggunakan beberapa variabel yang tidak digunakan pada penelitian-penelitian
sebelumnya. Variabel-variabel tersebut adalah pengetahuan akad pembiayaan, sedangkan beberapa variabel yang tidak digunakan dalam penelitian ini adalah nilai plafond, jangka
waktu pengembalian, agunan dan jarak rumah dengan bank. Variabel-variabel usia, pendidikan, jumlah tangggungan keluarga, omzet usaha,
lama usaha, jenis usaha dan frekuensi fasilitas pembiayaan telah digunakan juga pada penelitian sebelumnya. Perbedaan lain yang membedakan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian pembiayaan agribisnis pada Bank Umum Syariah yang
mempunyai fokus terhadap UMKM dengan menggunakan konsep syariah dalam operasional usahanya.
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis