2.2. Pengertian dan Ruang Lingkup Pertanian dan Agribisnis
Menurut Sa id 2001, agribisnis merupakan suatu sistem kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan
hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti luas adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan
usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian Sa id, 2001. Menurut Kadarsan 1992 pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk
agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Usaha pertanian memiliki dua ciri penting: 1 selalu melibatkan barang dalam volume besar;
dan 2 proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan
memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Agribisnis mencakup keseluruhan kegiatan dari proses pengolahan dan distribusi yang
terdiri dari penyediaan sarana pertanian, aktivitas produksi pertanian, penyimpanan, pengolahan dan distribusi produk pertanian dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
pertanian Saragih, 1998. Pertanian dan agribisnis mempunyai hubungan yang sangat erat, terutama dalam
kaitannya dengan pembangunan pertanian. Menurut Saragih 1998, dalam upaya mewujudkan konsep pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia, diperkirakan
akan terwujud melalui pendekatan strategi pembangunan sektor agribisnis pertanian. Pembangunan agribisnis yang harus dilakukan diantaranya adalah pengembangan
agroindustri sebagai motor penggerak sektor agribisnis, pengembangan strategi pemasaran, pengembangan sumberdaya agribisnis, penataan dan pengembangan struktur
agribisnis, pengembangan pusat pertumbuhan agribisnis serta pengembangan infrastruktur agribisnis.
Dalam sistem agribisnis terdapat beberapa subsistem yang saling mempengaruhi dan mendukung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Subsistem-
subsistem yang terdapat pada sistem agribisnis adalah subsistem pengadaan input, subsistem usahatani on farm, subsistem pengolahan dan pemasaran serta sarana
pendukung supporting system. Agribisnis tidak akan efektif jika hanya mengembangkan salah satu subsistem yang ada di dalamnya. Dari pernyataan tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa jika akan mengembangkan agribisnis maka setiap subsistem harus diperlakukan secara terpadu dan selaras. Pada sistem agribisnis, setiap subsistem
mempunyai keterkaitan ke depan forward linkage dan ke belakang backward linkage.
Setiap subsistem akan berfungsi dengan baik jika ditunjang oleh subsistem lainnya. Berikut ini ditampilkan pada Gambar.1 yang menunjukkan bahwa agribisnis merupakan
sebuah kesatuan dari beberapa sub sistem yang saling berhubungan satu dengan yang lain dan setiap subsistem agribisnis memiliki keterkaitan ke depan dan kebelakang.
Gambar 1. Sistem Agribisnis
Sumber : Soeharjo Sa id, 2001
Pada sistem agribisnis terdapat subsistem sarana pendukung, yang terdiri dari lembaga penunjang, seperti lembaga pertanahan, lembaga pembiayaan atau keuangan,
lembaga pendidikan, lembaga penelitian dan lembaga perhubungan. Sebagaian besar lembaga-lembaga penujang berada di luar sektor pertanian, sehingga sektor pertanian
semakin erat hubungannya dengan sektor-sektor lainnya. Agribisnis juga melibatkan pelaku dari berbagai pihak yang bertugas sebagai penghasil produk primer, pengolah,
pedagang, distributor, eksportir, importir dan lain-lain.
2.3. Pengertian Bank dan Bank Syariah