Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas X
66
Setiap manusia dalam kehidupannya selalu belajar dan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hal ini terjadi
karena manusia merupakan makhluk yang aktif untuk bertindak. Kecerdasan yang dimiliki manusia menjadikan ia harus berpikir
bagaimana untuk dapat hidup dalam masyarakat.
1. Pengertian Sosialisasi
Konsep tentang sosialisasi itu sendiri tentunya sudah dapat Anda pahami melalui uraian singkat sebelumnya. Untuk lebih
memahaminya, berikut ini dikemukakan beberapa definisi sosialisasi dari beberapa ahli.
a. Edward Shils 1968 Sosialisasi merupakan proses sosial yang
dijalankan seseorang atau proses sepanjang umur yang perlu dilalui seseorang individu untuk menjadi seorang anggota
kelompok dan masyarakatnya melalui pembelajaran kebudayaan dari kelompok dan masyarakat tersebut.
b. Berger 1978 Sosialisasi adalah proses seorang anak
belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
c. Horton dan Hunt 1987 Sosialisasi adalah suatu proses
seseorang menghayati internalize norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga timbullah diri yang unik.
d. Nursal Luth Sosialisasi adalah suatu proses ketika individu
menerima dan menyesuaikan diri dengan masyarakatnya. Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
sosialisasi merupakan suatu proses bagaimana seorang individu belajar menghayati berbagai macam nilai, norma, sikap, dan pola-
pola perilaku dalam masyarakatnya sehingga ia dapat menjadi anggota masyarakat yang berpartisipasi. Apa hubungannya antara
proses sosialisasi dengan pembentukan kepribadian?
Tentunya dari penjelasan beberapa konsep tersebut tentang sosialisasi, dapat disimpulkan bahwa tujuan sosialisasi adalah:
a. menanamkan nilai dan norma yang ada di masyarakat kepada individu;
b. memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada individu sebagai bekal hidup bermasyarakat;
c. membentuk anggota masyarakat yang penuh dengan pribadi yang utuh sehingga berguna bagi dirinya dan masyarakat.
A
Sosialisasi
Gambar 4.1 Interaksi Anak-anak
Sekelompok anak-anak belajar bagaimana cara berbicara, bekerja sama, dan bergaul
dengan melihat kebiasaan-kebiasaan atau yang diperlihatkan oleh teman.
Sumber: Dokumentasi Penerbit
Referensi Sosiologi
Hal yang dipelajari oleh seseorang dalam sosialisasi menurut Peter L.
Berger adalah peran-peran individu. Berbeda dengan Erving Goffman
yang menyebut peran-peran ini sama dengan pertunjukan bagi individu
terhadap orang lain. Teori Goffman ini disebut Teori Dramaturgi.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Proses Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian
67 2. Tahapan
Proses Sosialisasi
Pada proses sosialisasi, terdapat peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. Oleh karena itu, para sosiolog sering
menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan role theory. Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa sosialisasi merupakan proses
yang terlahir dari adanya interaksi. Dalam hal ini, Charles H. Cooley menekankan peranan interaksi dalam proses sosialisasi. Menurutnya,
konsep diri self concept seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain atau dikenal dengan istilah looking-glass self. Diri
yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain terbentuk melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
a. Tahap memahami diri kita dari pandangan orang lain. Seorang
anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki prestasi di kelas yang
melebihi teman-temanya. b. Tahap merasakan adanya penilaian dari orang lain. Dengan
pandangan bahwa si anak adalah yang paling hebat, ia merasa orang lain selalu memuji dia dan selalu percaya pada tindakannya.
c. Tahap dampak dari penilaian tersebut terhadap dirinya. Dari pandangan dan penilaian bahwa ia adalah anak yang hebat,
timbul perasaan bangga dan penuh percaya diri. Adapun menurut George Herbert Mead, sosialisasi yang dilalui
seseorang dapat dibedakan melalui beberapa tahapan berikut. a. Tahap persiapan atau Preparatory stage. Sejak manusia
dilahirkan kemudian tumbuh menjadi seorang anak, ia mulai mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk
untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini, anak-anak sudah mulai menirukan hal yang diketahui
dari sekelilingnya meskipun belum sempurna. Contohnya, menirukan kata “minum” dengan diucapkan “mimi”. Selain
pengucapan yang belum sempurna, anak juga belum memahami makna kata tersebut.
Gambar 4.2 Ayah dan Anak-Anaknya
Anak sudah mulai menirukan apa yang dilihat dan diketahui dari sekelilingnya.
Sumber: Nova, 2006
b. Tahap meniru atau Play stage. Pada tahap ini, seorang anak mulai menirukan dan mulai terbentuk pemahaman tentang sesuatu
yang didapatkan dari sekelilingnya dengan semakin sempurna. Misalnya, ia mulai memahami nama diri dan siapa nama
orangtuanya, kakak, dan sebagainya. Pada tahap ini, seorang anak sudah mulai dapat menempatkan diri pada posisi orang lain
dan munculnya kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan orang-orang yang jumlahnya banyak. Contohnya, seorang anak,
Riset
Lakukan pengamatan terhadap seorang anak adik atau kerabat
dekat lainnya. Bagaimanakah tahap sosialisasi yang dijalani oleh
anak tersebut. Pengamatan ini bisa berlangsung lama. Jika sudah
ditemukan, kumpulkan tugas kepada guru Anda.
Zoom
Partisipasi Adaptasi
Peran
Di unduh dari : Bukupaket.com
Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas X
68
baik laki-laki atau perempuan, ditugaskan membantu ibu dan ayah mem bersihkan rumah dan sebagainya. Pada tahap ini akan
dikenalkan dengan nilai dan norma yang ada di rumah. c. Tahap siap bertindak atau Game stage. Proses meniru sudah
mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuan
menempatkan diri pada posisi orang lain semakin meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara
bersama-sama dan bekerja sama dengan teman-temannya. Dengan demikian, lawan berinteraksi semakin bertambah
dan kompleks. Pada tahap ini, mulai dipahami dan disadari peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarga.
d. Tahap penerimaan norma kolektif atau Generalized stage. Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Penempatan dirinya
pada posisi masyarakat sudah semakin luas. Sikap toleransi, kerja sama, dan kesadaran akan peraturan dengan masyarakat
yang lebih luas sudah semakin mantap. Dengan kata lain, pada tahap ini seseorang telah menjadi warga masyarakat dalam
arti sepenuhnya. Contohnya, anak yang sedang bermain jual beli dengan teman-temannya. Ia mengetahui apa yang harus
dilakukan ketika berperan sebagai pembeli atau penjual. Dalam tahap ini, anak mampu membedakan peran yang harus
dijalankan orang lain. Contohnya, anak yang ikut dalam kegiatan karang taruna akan berperan sesuai dengan status keanggotaan.
Ia dapat berperan sebagai ketua, sekretaris, bendahara, atau anggota. Peran seorang ketua tentu berbeda dengan peran
anggota lainnya. Dalam lingkup organisasi lebih luas, peran ketua pada dasarnya sama saja. Oleh karena itu, ia sudah mampu
menjalankan peran orang lain.
3. Media Sosialisasi