Keluarga Kinship Teman Bermain

Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas X 68 baik laki-laki atau perempuan, ditugaskan membantu ibu dan ayah mem bersihkan rumah dan sebagainya. Pada tahap ini akan dikenalkan dengan nilai dan norma yang ada di rumah. c. Tahap siap bertindak atau Game stage. Proses meniru sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain semakin meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama dan bekerja sama dengan teman-temannya. Dengan demikian, lawan berinteraksi semakin bertambah dan kompleks. Pada tahap ini, mulai dipahami dan disadari peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarga. d. Tahap penerimaan norma kolektif atau Generalized stage. Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Penempatan dirinya pada posisi masyarakat sudah semakin luas. Sikap toleransi, kerja sama, dan kesadaran akan peraturan dengan masyarakat yang lebih luas sudah semakin mantap. Dengan kata lain, pada tahap ini seseorang telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya. Contohnya, anak yang sedang bermain jual beli dengan teman-temannya. Ia mengetahui apa yang harus dilakukan ketika berperan sebagai pembeli atau penjual. Dalam tahap ini, anak mampu membedakan peran yang harus dijalankan orang lain. Contohnya, anak yang ikut dalam kegiatan karang taruna akan berperan sesuai dengan status keanggotaan. Ia dapat berperan sebagai ketua, sekretaris, bendahara, atau anggota. Peran seorang ketua tentu berbeda dengan peran anggota lainnya. Dalam lingkup organisasi lebih luas, peran ketua pada dasarnya sama saja. Oleh karena itu, ia sudah mampu menjalankan peran orang lain.

3. Media Sosialisasi

Sebagai suatu proses, sosialisasi tentunya memerlukan media. Media sosialisasi merupakan tempat individu belajar mengenal dan memahami berbagai macam nilai, norma, pola-pola, perilaku sehingga individu tersebut mengenal dunia sosialnya. Jenis-jenis media sosialisasi meliputi keluarga, teman bermain, sekolah, dan media massa. Melalui media inilah kepribadian seseorang dapat terbentuk.

a. Keluarga Kinship

Keluarga merupakan unit sosial terkecil atau disebut keluarga inti nuclear family yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan lingkungan pertama tempat anak belajar berbagai pengetahuan, nilai, norma, dan sebagainya, untuk mengenal dunia Riset Apakah tugas yang diberikan orangtua Anda di rumah? Jika ada, sebutkan tugas-tugas tersebut. Berikan pendapat Anda, apakah perlu disamakan antara tugas yang diberikan kepada anak laki-laki dan perempuan? Sumber: Intisari, Januari 2006 Gambar 4.3 Anak-anak Sosialisasi dimulai sejak masa kanak- kanak dan hal ini dipengaruhi oleh lingkungan fisik, dan sosial. Tabel 4.1 Tabel Perbedaan Ciri-ciri Tahap Perkembangan Diri dalam Sosialisasi Kriteria Tahap persiapan Tahap meniru bertindak Tahap bertindak Tahap penerimaan norma kolektif Jumlah orang yang berinteraksi Keragaman orang dalam interaksi Kesadaran diri yang dimiliki Sedikit Rendah Belum Sedikit bertam- bah Agak rendah Hanya meniru Agak banyak Agak tinggi Mampu bekerja sama Banyak Tinggi Mampu bekerja sama dalam masyarakat luas secara tatap muka Di unduh dari : Bukupaket.com Proses Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian 69 sekitar dan pola-pola hidup yang berlaku sehari-hari. Keluarga merupakan tempat sosialisasi pertama bagi anak, kepribadiannya sangat dipengaruhi oleh bagaimana cara dan corak orangtua memberikan pendidikan dan bimbingannya. Dengan kata lain, apa yang terjadi dalam lingkungan keluarga akan diinternalisasi oleh individu yang menjadi anggotanya. Sumber: Forum, 22 Desember 1994 Gambar 4.4 Foto Keluarga Keluarga adalah lingkungan pertama tempat seorang anak bersosialisasi.

b. Teman Bermain

Teman bermain disebut juga “kelompok sebaya,” terdiri atas tetangga dan teman sekolah. Teman bermain tersebut merupakan tempat sosialisasi yang sangat berpengaruh bagi anak setelah keluarga. Di sini anak mulai belajar berbagai nilai, norma, dan kemampuan-kemampuan baru yang mungkin berbeda dengan hal yang sudah diperolehnya dalam lingkungan keluarga. Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak sejajar, seperti hubungan ayah dan ibu, dengan anak, sosialisasi dalam kelompok bermain, anak akan belajar interaksi dengan orang-orang yang sejajar dengan dirinya karena sebaya. Agar tidak terjadi konflik dengan teman bermain, seorang anak berusaha menyesuaikan diri dengan kepentingan teman-temannya sekaligus menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungan teman bermain tersebut. Anak seusia ini cenderung lebih memihak teman-temannya daripada keluarganya. Oleh karena itu, kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.

c. Sekolah