Hasil Observasi HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

3. Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data penelitian ini meliputi: a Lembar observasi kegiatan guru di kelas. Cakupan isi lembar observasi kegiatan guru antara lain: penjelasan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pengorganisasian sub pokok bahasan dari yang bersifat umum ke khusus, interaksi guru dengan siswa, keterlibatan dalam pembelajaran kelompok, dan pengelolaan kelas lampiran 4, hal: 171. b Lembar observasi pengamatan kelas. Cakupan isi lembar pengamatan kelas antara lain: interaksi antar siswa, sumber belajar, kelengkapan atribut kelas, dan kedisiplinan lampiran 5, hal: 179. c Lembar penilaian proses belajar diskusi kelompok. Cakupan isi lembar penilaian proses diskusi kelompok antara lain: konsentrasi, keaktifan mendengar orang lain, menyatakan pendapat, pembagian tugas, menghargai saran dan pendapat teman lampiran 6, hal: 187. d Lembar observasi pengamatan terhadap siswa. Cakupan isi lembar obesrvasi keterlibatan siswa antara lain: bertanya, menyatakan definisi, memberikan tanggapan jawaban, menarik kesimpulan dan menemukan konsep lampiran 7, hal: 191 . b. Tindakan Pada tahap tindakan, peneliti mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana tindakan. Adapun langkah- langkah tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 Penyampaian sekilas materi Sebelum materi pelajaran mengenai perilaku produsen diberikan, guru memberikan pengantar. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengantar siswa masuk ke dalam materi yang akan dipelajari pada hari itu. Guru melontarkan pertanyaan-pertanyaan sederhana seputar materi perilaku produsen kepada siswa ± 5 menit. Suasana kelas cukup kondusif. Hal ini tampak dari keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diberikan guru. 2 Pembagian kelompok Sebelum pembagian kelompok, guru menjelaskan secara teknis mengenai metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang akan dilakukan selama jam pelajaran berlangsung. Situasi di kelas cukup kondusif. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama. Selanjutnya guru membagi kelompok menjadi enam kelompok dengan cara siswa menghitung angka satu sampai dengan enam dari tempat duduk masing-masing. Masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 orang. Kemudian masing-masing orang dalam kelompok menomori dirinya sendiri sebagai orang pertama, orang kedua sampai dengan orang keenam. Kelompok yang terbentuk heterogen, karena setiap minggu denah tempat duduk selalu berganti agar antara siswa satu sama lain lebih saling mengenal. Mengingat waktu yang terbatas dan materi yang cukup panjang dan mudah pada siklus pertama ini, maka hanya dibentuk kelompok ahli saja. Hal ini tidak sejalan dengan apa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang direncanakan. Ada perbedaan antara perencanaan dengan tindakan. Dalam perencanaan dirumuskan bahwa ada pembentukan kelompok asal dan kelompok ahli. Namun pada tahap tindakan ini hanya dibentuk kelompok ahli saja. 3 Diskusi Setelah pembagian kelompok ahli selesai, selanjutnya guru memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk membaca materi dari buku paket. Materi dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama materi berisi pokok bahasan arti dan tujuan produksi. Bagian kedua materi berisi pokok bahasan bidang dan tahap produksi. Kelompok siswa dengan nomor kepala 1, 2, dan 3 diberi kesempatan untuk membaca bagian pertama materi sedangkan kelompok siswa dengan nomor kepala 4, 5, dan 6 membaca bagian kedua materi. Selanjutnya guru menulis di papan tulis mengenai pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada siswa dengan nomor kepala 1, 2, 3 dan siswa dengan nomor kepala 4, 5, 6 untuk didiskusikan di dalam kelompok ahli. Setelah siswa selesai membaca, kemudian siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan soal yang tertulis di papan tulis sesuai dengan nomor kepala masing-masing siswa. Siswa mengerjakan soal dengan cara saling berdiskusi antar anggota yang memperoleh bagian materi yang sama. Setelah selesai membaca dan mengerjakan soal, selanjutnya siswa dengan nomor kepala 1, 2, dan 3 saling memberitahu tentang materi yang diperoleh dan soal yang telah dikerjakan kepada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI siswa dengan nomor kepala 4, 5, dan 6 dalam satu kelompok ahli. Demikian pula sebaliknya. Dengan demikian masing-masing siswa saling memberi dan menerima informasi. 4 Pembahasan Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru bersama siswa membahas semua soal yang sebelumnya telah dikerjakan siswa dalam forum diskusi pada masing-masing kelompok ahli. Kemudian guru menunjuk salah satu anggota perwakilan kelompok untuk mempresentasikan jawaban. Kelompok yang ditunjuk dengan antusias dan senang hati mempresentasikan jawaban. Setiap kelompok diberikan kesempatan yang sama untuk mempresentasikan jawaban. Kemudian guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban temannya atau menyatakan pendapat yang lain. 5 Kuis Untuk mengukur sejauh mana siswa dapat mencerna pelajaran hari itu, guru mengadakan kuis selama 15 menit setelah sesi pembahasan berlangsung. Guru menulis soal di papan tulis yang terdiri dari 3 soal essay . Kemudian siswa mengerjakan soal yang ada di papan tulis. Kuis berlangsung tertib. Siswa mengerjakan soal sendiri-sendiri. c. Observasi Hasil pengamatan observasi pada siklus pertama dapat diuraikan sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 Pengamatan terhadap guru Pengamatan terhadap guru dilaksanakan oleh peneliti sejak awal guru membuka pelajaran sampai dengan guru menutup pelajaran. Aktivitas guru di kelas selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.1 Aktivitas Guru Pada Siklus I No Deskriptor Ya Tidak 1 Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw √ 2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit √ 3 Guru membantu siswa dalam pembentukan kelompok jigsaw √ 4 Guru memotivasi siswa agar terlibat kegiatan diskusi dalam kelompok √ 5 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok √ 6 Guru mendorong siswa untuk bekerja sama dengan siswa lainnya dalam suasana persahabatan, untuk meningkatkan hasil kerja salah satu kelompok √ 7 Guru mendorong siswa untuk bekerja sama diantara mereka agar lebih baik dengan kelompok lainnya √ 8 Guru mengobservasi kegiatan kelompok, memberi motivasi untuk merangsang pemikiran kelompok dan mendorong semua kelompok bekerja dengan baik √ 9 Guru berinteraksi dengan setiap siswa, menumbuhkan semangat kerja, keterlibatan dalam kelompok untuk mencapai tujuan, dan menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara secara perorangan √ 10 Guru berinteraksi dengan sebagian siswa saja untuk memperjelas cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, kebersamaan, dan tujuan dari pembelajaran kelas yang sedang dilakukan . √ 11 Guru tidak berinteraksi dengan satu siswa pun. Guru hanya bekerja di belakang mejanya, keluar dari ruangan kelas dan mengawasi siswa dari luar kelas. √ 12 Guru berinteraksi dengan siswa dengan cara berdiri di muka kelas untuk memberikan penjelasan atau jawaban kepada siswa secara perorangan √ 13 Guru membiarkan siswa untuk berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lainnya sehingga kerja sama kelompok menjadi kacau √ 14 Guru dan siswa terlibat percakapan serius sehingga kelas menjadi gaduh dan mengganggu siswa lain √ 15 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana menjadi kaku √ Sumber : lampiran 4a, hal: 173 Tabel 5.1 di atas menunjukkan aktivitas guru di kelas selama proses pembelajaran berlangung pada siklus I. Tampak pada tabel bahwa guru sudah menjelaskan pembelajaran kooperatif secara teknis, guru mengorganisasikan pokok bahasan perilaku produsen yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi, guru membantu siswa dalam pembentukkan kelompok mulai dari penghitungan nomor kepala sampai dengan terbentuk kelompok ahli, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok sehingga siswa dapat mengeksplorasi pemikiran dan pendapat untuk didiskusikan dalam kelompok, dan guru berinteraksi dengan sebagian siswa untuk memperjelas cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, kebersamaan, dan tujuan dari pembelajaran sehingga siswa mempunyai konsep yang jelas mengenai arah kegiatan pembelajaran. Namun demikian, pada saat guru menjelaskan secara teknis mengenai tahap-tahap pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa mengalami kebingungan dalam memahami penjelasan guru. Hal ini terlihat dari beberapa siswa yang tidak mengerti peran mereka dalam kelompok. Setelah guru melakukan pendekatan secara personal kepada masing-masing kelompok, akhirnya siswa dapat mengerti peran mereka dalam kelompok. Di samping itu, guru belum mendorong, memotivasi dan merangsang pemikiran siswa untuk bekerja lebih baik dari kelompok lain. Hal ini disebabkan oleh kesibukan guru dalam menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu kartu nama selama proses diskusi berlangsung. Oleh sebab itu, waktu guru tersita hanya untuk membagikan kartu nama kepada setiap siswa. Guru hanya memanfaatkan sedikit waktu yang tersisa untuk mengobservasi kegiatan masing-masing kelompok dan memberikan penjelasan kepada siswa yang kesulitan dalam memamahi materi sehingga mengabaikan aspek yang lain seperti memberi motivasi, menumbuhkan semangat kerja serta merangsang pemikiran siswa untuk bekerja lebih baik dari kelompok lain. Secara umum dapat dikatakan bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan guru belum begitu baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Pengamatan terhadap kelas Pengamatan terhadap kelas dilakukan oleh peneliti mulai dari awal sampai dengan akhir pembelajaran. Aktivitas guru di kelas selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.2 Pengamatan Terhadap Kelas Siklus I No Aspek yang diamati Skor Pengamatan Siklus I Nilai Kategori A Hubungankerjasama antar siswa : 1. pembauran 4 Baik 2. kepuasan 3 Baik 3. demokrasi 3 Baik 4. kepekaan 3 Baik 5. kepedulian 3 Baik 6. kekompakan 4 Amat Baik 7. persaingan 3 Baik 8. motivasi tinggi 3 Baik B Lingkungan kelas : 3 Baik 1. Perangkat pembelajaran tersedia lengkap 4 Amat Baik 2. Terorganisir dengan baik dan lengkap 4 Amat Baik 3. Aktif dan produktif 4 Baik C Tata tertib : 1. ada sanksiteguran 3 Baik 2.pembelajaran berjalan tertib 3 Baik Skor Rata-rata Siklus I 3,36 Nilai Kategori Amat Baik Sumber : lampiran 5a, hal: 181 Keterangan : Skor Nilai Mutu 3.1 – 4 Amat Baik 2.1 – 3 Baik 1.1 – 2 Cukup 0 - 1 Kurang Tabel 5.2 menunjukkan bahwa suasana di kelas XC sudah terkelola dengan baik dan sangat mendukung kegiatan belajar mengajar. Hal ini ditunjukkan dari pencapaian skor rata-rata 3,36 pada kategori amat baik. Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil diskusi dengan guru mitra, pada aspek pembauran mendapat skor 4 dikarenakan pada setiap minggu denah tempat duduk siswa selalu berganti, sehingga siswa tidak hanya duduk dengan satu teman saja tetapi bergantian dengan teman yang lain. Oleh karena itu, siswa dapat mengenal lebih dekat dengan semua siswa di kelas dan hal ini berpengaruh positif terhadap hubungan antar siswa di kelas sehingga menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Aspek kepuasan diberi skor 3 karena dari hasil pengisian angket rata-rata siswa enjoy dengan kerja tim mereka. Aspek demokrasi diberi skor 3 karena masing-masing siswa hampir memberikan kontribusi dalam kegiatan diskusi. Aspek kepekaan diberi skor 3 karena hampir semua siswa memiliki kepekaan untuk ikut serta berproses di setiap tahap pembelajaran. Aspek kepedulian diberi skor 3 karena siswa memiliki kepedulian dalam membantu temannya yang kesulitan dalam memahami materi. Aspek kekompakkan diberi skor 4 karena hubungan antar siswa baik dan tidak ketegangan maupun pengelompokkan siswa secara ekslusif di dalam kelas. Aspek persaingan diberi skor 3 karena hampir semua siswa bersaing secara sehat dalam hal prestasi belajar. Aspek motivasi diberi skor 3 karena siswa rata-rata memiliki motivasi yang cukup tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran kooperatif tipe PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI jigsaw . Aspek lingkungan kelas masing-masing diberi skor 4 karena perangkat pembelajaran perangkat pembelajaran seperti papan tulis, kapur, meja, kursi, penggaris papan tulis, jangka papan tulis, denah tempat duduk dan lain sebagainya tersedia lengkap di kelas. Kelas terorganisir dengan baik dan lengkap dan suasana kelas cukup aktif dan produktif karena semua siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan seksama. Aspek tata tertib masing-masing diberi skor 3 karena ada sanksiteguran dari guru jika siswa mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan tertib. 3 Pengamatan terhadap siswa Pengamatan terhadap siswa dilakukan oleh peneliti mulai dari awal sampai dengan akhir pembelajaran. Aktivitas siswa di kelas selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.3 Aktivitas Siswa Siklus I No Kode Bobot Jenis Keterlibatan Jumlah Siswa yang Terlibat frekuensi Total Skor frekuensi x bobot 1 A 1 Bertanya 1 1 2 B 2 Menyatakan definisi 5 10 3 C 3 Memberikan tanggapan jawaban 6 18 4 D 4 Menarik kesimpulan 1 4 5 E 5 Menemukan konsep 2 10 Jumlah siswa yang terlibat 12 Jumlah siswa yang hadir 34 Sumber: lampiran 7a, hal: 192 Tabel 5.3 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang terlibat sebanyak 12 orang. Dari jumlah tersebut, ada 2 orang siswa yang jenis keterlibatannya lebih dari satu kali. Skor tertinggi terletak pada jenis keterlibatan memberikan tanggapan jawaban. Hal ini disebabkan karena materi perilaku produsen yang secara tidak langsung ikut melibatkan siswa sebagai pihak produsen dalam kehidupan sehari-hari sehingga masing-masing siswa mempunyai pemikiran dan pendapat yang berbeda dengan yang lain mengenai konsep diri mereka sebagai produsen. Pemikiran dan pendapat siswa yang berbeda tersebut justru membantu siswa dalam menemukan konsep. Jenis keterlibatan yang paling sedikit dilakukan siswa dan memiliki skor terendah adalah bertanya. Hal ini disebabkan oleh siswa yang masih malu untuk bertanya karena masih dalam taraf penyesuaian dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pada jenis keterlibatan menarik kesimpulan, guru hanya menunjuk seorang siswa saja untuk membuat kesimpulan karena keterbatasan waktu. Pada jenis keterlibatan menyatakan definisi, siswa turut aktif mengambil bagian. Pada siklus I, guru menunjuk beberapa siswa untuk menyatakan definisi menurut pendapat mereka sendiri. Dengan demikian siswa dituntut untuk berpikir dan menghasilkan definisi yang berbeda dengan temannya. Dengan demikian tingkat keterlibatan siswa pada siklus I sebesar 35,29 diperoleh dari 12 : 34 x 100 dan berada pada kualifikasi sangat rendah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Refleksi Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap partisipasi, motivasi dan prestasi belajar siswa. Refleksi dilakukan di akhir kegiatan belajar mengajar dan juga sebagai refleksi pada akhir siklus pertama. Hasil refleksi siklus pertama dapat dilihat seperti berikut: 1 Kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Tabel 5.4 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I Nama : Dra. R. Tuti Ratnaningsih Hari Tanggal : Rabu, 3 Oktober 2007 Materi : Perilaku Produsen No Uraian Komentar 1 Penilaian guru terhadap komponen pembelajaran a. Materi Ajar b. Lembar Kerja Siswa LKS c. Soal Kuis d. Contoh RPP e. Kunci Soal f. Tes Hasil belajar g. Suasana Kelas h. Cara Kerja Siswa i. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan a. Baik b. Cukup c. Cukup d. Cukup e. Baik f. Baik g. Baik h. Baik i. Baik 2 Selama kerja kelompok siswa a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide-idenya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun a. Ya b. Ya c. Ya d. Ya e. Tidak f. Tidak 3 Keuntungan yang diperoleh dalam Siswa senang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena tidak bosan mendengarkan ceramah guru 4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan Waktu Terbatas 5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti KBM yang telah dilakukan dan KBM berikutnya yang akan dilakukan Ya Sumber: lampiran 8a, hal: 196 Tabel 5.4 menunjukkan kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dapat dilihat bahwa dari 9 komponen pembelajaran, sebanyak 66,67 diperoleh dari 6 : 9 x 100 komponen terkategorikan baik dan 33,33 diperoleh dari 3 9 x 100 termasuk ke dalam kategori cukup baik. Siswa mendukung positif kegiatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal ini terlihat dengan cara siswa turut aktif dalam kerja kelompok, tidak mengacaukan kegiatan ataupun melamun. Di samping itu, siswa juga mendapatkan keuntungan yaitu siswa senang karena tidak bosan mendengarkan ceramah guru dan berminat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar selanjutnya seperti yang telah dilakukan pada siklus pertama. Namun demikian, waktu yang terbatas menjadi hambatan dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus I ini. Semua kegiatan pembelajaran dilakukan dengan tergesa-gesa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Tabel 5.5 Kesan Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I No Uraian SS S TS STS 1 Bagaimanakah mengenai komponen kegiatan belajar mengajar ini : a. Topik ekonomi yang dipelajari b. Materi Ajar c. Lembar Kerja Siswa LKS d. Suasana Kelas e. Penampilan Guru f. Keterampilan kooperatif yang dilatihkan 29,41 11,76 8,82 17,65 25,53 14,71 70,59 88,24 88,24 75,53 76,47 85,29 - - 2,94 8,82 - - - - - - - - No Uraian Berminat Tidak Berminat 2 Apakah anda berminat untuk mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar KBM berikutnya seperti yang telah Anda ikuti? 97,06 2,94 No Uraian Ya Tidak 3 Selama kerja kelompok saya : a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide-ide saya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun 97,06 41,18 97,06 79,41 17,65 2,94 2,94 58,82 2,94 20,59 82,35 97,06 No Uraian Komentar 4 Keuntungan yang saya peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Sebanyak 73,53 siswa merasa mudah mengingat dan cepat mengerti. Selebihnya siswa belajar membangun kerja sama, variasi belajar yang menyenangkan dan menghargai orang lain 5 Hambatan yang saya temui, selama mengikuti kegiatan Sebanyak 23,53 siswa kurang konsentrasi, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan 23,53 siswa beda pendapat, 5,88 siswa menyatakan waktu terbatas, 5,88 tidak jelas dengan metode yang digunakan, 2,9 menyatakan materi sulit, 2,9 ada beberapa siswa yang tidak mau mengerjakan, serta 20,59 siswa menyatakan tidak ada hambatan Sumber: lampiran 9a, hal: 200 Tabel 5.5 menunjukkan kesan siswa terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kesan siswa terhadap komponen pembelajaran cukup positif. Tampak pada tabel bahwa sebesar 29,42 siswa sangat senang dan 70,59 siswa senang terhadap topik ekonomi yang dipelajari. Selanjutnya sebesar 11,76 siswa sangat senang dan 88,24 siswa senang terhadap materi ajar. 8,82 siswa sangat senang dan 88,24 siswa senang terhadap Lembar Kerja Siswa LKS. 25,53 siswa sangat senang dan 76,47 siswa senang terhadap penampilan guru. Sebebesar 14,71 siswa sangat senang dan 85,29 siswa senang terhadap keterampilan kooperatif yang dilatihkan. Namun demikian sebanyak 8,82 siswa tidak senang dengan suasana kelas. 17,65 sangat senang dan 73,53 senang terhadap suasana kelas. Ketidaksenangan siswa terhadap suasana kelas juga merupakan salah satu hambatan yang ditemui siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal ini ter dari 23,53 siswa kurang konsentrasi karena suasana kelas cukup ramai pada saat diskusi. Hambatan lain yang dialami siswa berupa 5,88 siswa menyatakan waktu terbatas, 5,88 siswa tidak jelas dengan metode yang digunakan, 2,9 siswa menyatakan materi sulit, dan sebanyak 2,9 siswa menyatakan bahwa ada beberapa siswa yang tidak mau mengerjakan, serta 20,59 siswa menyatakan tidak ada hambatan Di samping itu siswa juga berperan aktif dalam kerja kelompok. Hal ini ter dari 97,06 siswa mendengarkan orang lain, 97,06 siswa mengorganisasikan ide-ide, 79,41 siswa mengorganisasikan kelompok, 97,06 siswa tidak melamun serta 82,35 siswa tidak mengacaukan kegiatan. Persentase siswa yang mengajukan pertanyaan masih kecil. Hal ter dari 58,82 siswa tidak mengajukan pertanyaan. Siswa juga memiliki minat yang tinggi 97,06 untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran berikutnya seperti yang telah dilakukan pada siklus I. 2. Siklus Kedua Siklus kedua ini dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Oktober 2007 pada jam pertama sampai dengan jam kedua. Jumlah waktu bersih yang digunakan untuk pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah 2 x 45 menit pukul 07.00 – 08.30. Materi pembelajaran dibawakan oleh guru mitra yaitu Ibu Dra. R. Tuti Ratnaningsih. Peserta pembelajaran adalah siswa kelas XC semester I pada tahun ajaran 2007-2008. Jumlah siswa pada kelas XC adalah 34 siswa. Dari jumlah tersebut, ada empat orang siswa yang tidak hadir. Adapun metode pembelajaran kooperatif yang diterapkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI adalah tipe jigsaw. Berikut ini dideskripsikan penerapan metode pada siklus kedua: a. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Langkah-langkah perencanaan yang diterapkan pada siklus kedua adalah sebagai berikut: 1 Peneliti dan guru membentuk kelompok kooperatif. Kelompok kooperatif ini terdiri atas kelompok asal dan kelompok para ahli. Kelompok asal dibentuk dengan cara siswa berhitung secara berurutan dari angka 1 sampai dengan 6 dimulai dari siswa yang duduk pada kursi paling belakang sampai dengan siswa yang duduk pada kursi paling depan. Setelah acara berhitung selesai, masing-masing siswa berkumpul sesuai dengan angka yang sama dalam satu kelompok. Siswa yang mendapat angka 1 berkumpul dengan siswa lain yang mendapat angka 1. Demikian seterusnya sampai dengan siswa yang mendapat angka 6. Kelompok ini selanjutnya disebut kelompok asal. Selanjutnya dalam kelompok asal, masing-masing anggota kelompok menomori dirinya dengan nomor kepala 1-6. Kemudian siswa yang mempunyai nomor kepala yang sama dengan anggota kelompok asal lain, berkumpul dan membentuk kelompok. Siswa yang mempunyai nomor kepala 1 berkumpul dengan siswa yang mempunyai nomor kepala 1 anggota kelompok asal lainnya. Demikian seterusnya sampai dengan siswa yang mempunyai nomor kepala 6. Kelompok ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI selanjutnya diberi nama kelompok ahli 1, kelompok ahli 2 sampai dengan kelompok ahli 6. 2 Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup rencana pelaksanaan pengajaran RPP, materi, lembar kerja siswa LKS, kuis, dan lembar jawab. a. Rencana Pelaksanaan Pengajaran RPP RPP dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode pembelajaran, langkah pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, serta evaluasi. Semua dibuat secara rinci dan sistematis lampiran 1b, hal: 152. b. Materi Materi ajar pada siklus kedua adalah circulair flow diagram. Peneliti dan guru mitra membuat handout. Handout berisi tentang materi circulair flow diagram dan beberapa pertanyaan yang ditujukan kepada siswa untuk dijawab dan dibahas dalam diskusi. Handout ini selanjutnya diberikan kepada siswa setelah pembagian kelompok selesai lampiran 2b, hal: 163. c. Kuis dan lembar jawab Soal kuis pada siklus kedua terdiri dari 3 pertanyaan dalam bentuk essay . Dalam lembar kuis disediakan kolom jawaban yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI diharapkan memudahkan siswa menjawab soal-soal kuis lampiran 3b, hal: 169 3. Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data meliputi: a Lembar observasi kegiatan guru di kelas. Cakupan isi lembar observasi kegiatan guru antara lain: penjelasan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pengorganisasian sub pokok bahasan dari yang bersifat umum ke khusus, interaksi guru dengan siswa, keterlibatan dalam pembelajaran kelompok, dan pengelolaan kelas lampiran 4, hal: 171. b Lembar observasi pengamatan kelas. Cakupan isi lembar pengamatan kelas antara lain: interaksi antar siswa, sumber belajar, kelengkapan atribut kelas, dan kedisiplinan lampiran 5, hal: 179 c Lembar penilaian proses belajar diskusi kelompok. Cakupan isi lembar penilaian proses diskusi kelompok antara lain: konsentrasi, keaktifan mendengar orang lain, menyatakan pendapat, pembagian tugas, menghargai saran dan pendapat teman lampiran 6, hal: 187 d Lembar observasi pengamatan terhadap siswa. Cakupan isi lembar obesrvasi keterlibatan siswa antara lain: bertanya, menyatakan definisi, memberikan tanggapan jawaban, menarik kesimpulan dan menemukan konsep lampiran 7, hal: 191. b. Tindakan Pada tahap tindakan, peneliti mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana tindakan. Adapun langkah- langkah tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1 Penyampaian sekilas materi Sebelum bahan pelajaran mengenai circulair flow diagram diberikan, guru memberikan pengantar. Hal tersebut dimaksudkan untuk menuntun siswa masuk ke dalam materi yang akan dipelajari pada hari itu. Guru melontarkan pertanyaan-pertanyaan sederhana seputar materi perilaku produsen kepada siswa. ± 5 menit. Suasana kelas cukup kondusif. Hal ini tampak dari keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru. 2 Pembagian kelompok Sebelum pembagian kelompok, guru menjelaskan secara teknis mengenai metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang akan dilakukan selama jam pelajaran berlangsung. Situasi di kelas cukup terkendali. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama. Selanjutnya guru membagi kelompok menjadi enam kelompok dengan cara siswa menghitung angka satu sampai dengan enam dari tempat duduk masing-masing. Siswa yang mendapat angka satu berkumpul dan membentuk kelompok, siswa yang mendapat angka dua berkumpul dan membentuk kelompok sampai dengan siswa yang mendapat angka enam. Kelompok tersebut diberi nama kelompok asal. Masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 orang. Selanjutnya dalam kelompok asal masing-masing anggota kelompok menomori dirinya sendiri sebagai orang pertama, orang kedua sampai dengan orang keenam. Selanjutnya orang pertama dari masing-masing kelompok asal berkumpul dan membentuk kelompok. Demikian juga orang kedua sampai dengan orang keenam. Kelompok-kelompok yang terbentuk ini diberi nama kelompok ahli 1, kelompok ahli 2, sampai dengan kelompok ahli 6. Suasana kelas cukup terkendali dan siswa turut aktif pada saat pembagian kelompok. Berbeda dengan siklus I yang hanya membentuk kelompok ahli saja, pada siklus II ini pembagian kelompok dapat berjalan dan terbentuk sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan yakni pembentukan kelompok asal dan kelompok ahli. 3 Diskusi Setelah pembagian kelompok ahli selesai, selanjutnya guru memberikan materi kepada masing-masing kelompok. Materi dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama materi berisi pokok bahasan konsumsi, pendekatan kardinal, dan hukum Gossen I. Bagian kedua materi berisi pokok bahasan konsumsi, pendekatan ordinal, dan hukum Gossen II. Bagian pertama materi diberikan kepada kelompok ahli 1,2, dan 3. Bagian kedua materi diberikan kepada kelompok ahli 4, 5, dan 6. Setelah materi selesai dibagikan, kemudian guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok siswa untuk membaca materi, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengerjakan soal yang tertera dalam materi dengan cara saling berdiskusi antar anggota dalam satu kelompok. Setelah kelompok ahli selesai membaca dan mengerjakan soal, selanjutnya masing-masing siswa kembali kepada kelompok asal. Selanjutnya di dalam kelompok asal, masing-masing siswa saling menginformasikan tentang apa yang telah mereka dapat di kelompok ahli. Dengan demikian masing-masing siswa saling memberi dan menerima informasi. Berbeda dengan media pembelajaran di siklus I, pada siklus II media pembelajaran menggunakan handout berisi materi yang tidak hanya berasal dari buku paket saja serta dilengkapi dengan soal pertanyaan untuk didiskusikan pada masing-masing kelompok ahli. Waktu yang digunakan menjadi lebih efektif dan efisien karena guru tidak perlu menulis di papan tulis soal-soal untuk didiskusikan seperti pada siklus I. Semua materi dan pertanyaan diskusi terangkum dalam handout. Namun demikian, waktu yang digunakan untuk diskusi cukup lama. Hal ini disebabkan oleh siswa yang belum selesai mengerjakan soal diskusi karena siswa tidak membagi tugas dalam pengerjaannya. Hampir semua siswa mengerjakan soal yang sama yaitu menggambar kurva dan diagram. Hal ini mengakibatkan guru harus menambah waktu diskusi karena siswa belum mengerjakan soal diskusi yang lain. 4 Pembahasan Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru bersama siswa membahas semua soal yang sebelumnya telah dikerjakan siswa dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI forum diskusi pada masing-masing kelompok ahli dan jawabannya telah disepakati dalam kelompok asal. Kemudian guru menunjuk salah satu anggota perwakilan kelompok untuk mempresentasikan jawaban. Kelompok yang ditunjuk dengan antusias dan senang hati mempresentasikan jawaban. Setiap kelompok diberikan kesempatan yang sama untuk mempresentasikan jawaban. Kemudian guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban temannya atau menyatakan pendapat yang lain. Jumlah siswa yang terlibat dalam pembahasan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan siklus I. Hal ini disebabkan karena waktu untuk pembahasan menjadi lebih sedikit karena telah dimanfaatkan pada sesi pembahasan. Oleh karena itu, untuk menghemat waktu guru segera menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan, menanggapi jawaban teman, menenemukan konsep, maupun menarik kesimpulan tanpa menunggu kemauan siswa untuk menjawab tanpa ditunjuk guru. 5 Kuis Untuk mengukur sejauh mana siswa dapat mencerna pelajaran hari itu, guru mengadakan kuis selama 15 menit yang dilakukan setelah sesi pembahasan selesai. Berbeda dengan siklus I, pada siklus II soal-soal kuis dicetak dalam kertas yang didalamnya telah tersedia kolom jawaban untuk memudahkan siswa menjawab soal. Kuis terdiri dari 3 soal essay. Kuis berlangsung tertib. Siswa mengerjakan soal sendiri- sendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Observasi Hasil pengamatan observasi pada siklus kedua dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Pengamatan terhadap guru Pengamatan terhadap guru dilaksanakan oleh peneliti sejak awal guru membuka pelajaran sampai dengan guru menutup pelajaran. Aktivitas guru di kelas selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.6 Aktivitas Guru Siklus 1I No Deskriptor Ya Tidak 1 Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw √ 2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit √ 3 Guru membantu siswa dalam pembentukan kelompok jigsaw √ 4 Guru memotivasi siswa agar terlibat kegiatan diskusi dalam kelompok √ 5 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok √ 6 Guru mendorong siswa untuk bekerja sama dengan siswa lainnya dalam suasana persahabatan, untuk meningkatkan hasil kerja salah satu kelompok √ 7 Guru mendorong siswa untuk bekerja sama diantara mereka agar lebih baik dengan kelompok lainnya √ 8 Guru mengobservasi kegiatan kelompok, memberi motivasi untuk merangsang pemikiran kelompok dan mendorong semua kelompok bekerja dengan baik √ 9 Guru berinteraksi dengan setiap siswa, menumbuhkan semangat kerja, keterlibatan dalam kelompok untuk mencapai tujuan, dan menjawab pertanyaan yang diajukan siswa √ secara secara perorangan 10 Guru berinteraksi dengan sebagian siswa saja untuk memperjelas cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, kebersamaan, dan tujuan dari pembelajaran kelas yang sedang dilakukan . √ 11 Guru tidak berinteraksi dengan satu siswa pun. Guru hanya bekerja di belakang mejanya, keluar dari ruangan kelas dan mengawasi siswa dari luar kelas. √ 12 Guru berinteraksi dengan siswa dengan cara berdiri di muka kelas untuk memberikan penjelasan atau jawaban kepada siswa secara perorangan √ 13 Guru membiarkan siswa untuk berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lainnya sehingga kerja sama kelompok menjadi kacau √ 14 Guru dan siswa terlibat percakapan serius sehingga kelas menjadi gaduh dan mengganggu siswa lain √ 15 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana menjadi kaku √ Sumber : lampiran 4b, hal: 175 Tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa secara umum guru mampu mengelola pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan sangat baik Berbeda dengan siklus I, pada siklus II guru mampu menjelaskan prosedur pembelajaran kooperatif secara terperinci sehingga siswa dapat menangkap dan memahami maksud dan tujuan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, guru memotivasi siswa agar terlibat kegiatan diskusi dalam kelompok, guru mengobservasi kegiatan kelompok, memberi motivasi untuk merangsang pemikiran kelompok dan mendorong semua kelompok bekerja dengan baik, guru berinteraksi dengan setiap siswa, menumbuhkan semangat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kerja, keterlibatan dalam kelompok untuk mencapai tujuan, dan menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara secara perorangan, guru berinteraksi dengan sebagian siswa saja untuk memperjelas cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, kebersamaan, dan tujuan dari pembelajaran kelas yang sedang dilakukan, serta guru mendorong, memotivasi dan merangsang pemikiran siswa untuk bekerja lebih baik dari kelompok lain. Adapun hal-hal positif lain yang tampak pada aktivitas guru di siklus II dan sama pada siklus I adalah: guru mengorganisasikan pokok bahasan circulair flow diagram yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi, guru membantu siswa dalam pembentukkan kelompok asal maupun kelompok ahli, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok sehingga siswa dapat mengeksplorasi pemikiran dan pendapat untuk didiskusikan dalam kelompok, guru berinteraksi dengan sebagian siswa untuk memperjelas cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, kebersamaan, dan tujuan dari pembelajaran sehingga siswa mempunyai konsep yang jelas mengenai arah kegiatan pembelajaran. 3 Pengamatan terhadap kelas Pengamatan terhadap kelas dilakukan oleh peneliti mulai dari awal sampai dengan akhir pembelajaran. Aktivitas guru di kelas selama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kegiatan belajar mengajar pada siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.7 Pengamatan Terhadap Kelas Siklus II No Aspek yang diamati Skor Pengamatan Nilai Kategori A Hubungankerjasama antar siswa : 1. pembauran 4 Baik 2. kepuasan 2 Cukup 3. demokrasi 3 Baik 4. kepekaan 3 Baik 5. kepedulian 3 Baik 6. kekompakan 4 Amat Baik 7. persaingan 3 Baik 8. motivasi tinggi 3 Baik B Lingkungan kelas : 3 Baik 1. Perangkat pembelajaran tersedia lengkap 4 Amat Baik 2. Terorganisir dengan baik dan lengkap 1 Kurang 3. Aktif dan produktif 3 Baik C Tata tertib : 1. ada sanksiteguran 1 Baik 2.pembelajaran berjalan tertib 1 Baik Skor Rata-rata Siklus I 2,71 Nilai Kategori Baik Sumber: lampiran 5b, hal: 183 Keterangan : Skor Nilai Mutu 3.1 – 4 Amat Baik 2.1 – 3 Baik 1.1 – 2 Cukup 0 - 1 Kurang Tabel 5.7 menunjukkan bahwa suasana di kelas XC sudah terkelola dengan cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari pencapaian skor rata-rata 3,00 pada kategori baik. Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil diskusi dengan guru mitra, pada aspek pembauran mendapat skor 4 dikarenakan pada setiap minggu denah tempat duduk siswa selalu berganti, sehingga siswa tidak hanya duduk dengan satu teman saja tetapi bergantian dengan teman yang lain. Oleh karena itu, siswa dapat mengenal lebih dekat dengan semua siswa di kelas dan hal ini berpengaruh positif terhadap hubungan antar siswa di kelas sehingga menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Aspek kepuasan diberi skor 2 karena dari hasil pengisian angket rata-rata siswa kurang enjoy dan kurang puas dengan kerja tim mereka. Aspek demokrasi diberi skor 3 karena masing-masing siswa hampir memberikan kontribusi dalam kegiatan diskusi. Aspek kepekaan diberi skor 3 karena hampir semua siswa memiliki kepekaan untuk berproses di setiap tahapan pembelajaran. Aspek kepedulian diberi skor 3 karena siswa memiliki kepedulian dalam membantu temannya yang kesulitan dalam memahami materi. Aspek kekompakkan diberi skor 4 karena hubungan antar siswa baik dan tidak ketegangan maupun pengelompokkan siswa secara ekslusif di dalam kelas. Aspek persaingan diberi skor 3 karena hampir semua siswa bersaing secara sehat dalam hal prestasi belajar. Aspek motivasi diberi skor 3 karena siswa rata-rata memiliki motivasi yang cukup tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw . Aspek lingkungan kelas masing-masing diberi skor 4 karena perangkat pembelajaran perangkat pembelajaran seperti papan tulis, kapur, meja, kursi, penggaris papan tulis, jangka papan tulis, denah tempat duduk dan lain sebagainya tersedia lengkap di kelas. Kelas kurang terorganisir dengan baik karena pada sesi diskusi siswa terlalu banyak menyita waktu dan tidak berhenti mengerjakan soal mengenai diagram dan kurva, walaupun guru sudah menyatakan bahwa waktu diskusi telah habis sehingga mendapat skor 1. Aspek tata tertib masing- masing diberi skor 1 karena tidak ada sanksiteguran dari guru pada saat siswa acuh tak acuh terhadap batas waktu yang diberikan guru sehingga mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran berjalan kurang tertib. Berbeda dengan siklus I, capaian skor pengamatan kelas yang diperoleh pada siklus II jauh lebih rendah. Penurunan skor terletak pada aspek kepuasan, lingkungan kelas yang kurang terorganisir dengan baik, dan tata tertib. 3 Pengamatan terhadap siswa Pengamatan terhadap siswa dilakukan oleh peneliti mulai dari awal sampai dengan akhir pembelajaran. Aktivitas siswa di kelas selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.8 Aktivitas Siswa Siklus II No Kode Bobot Jenis Keterlibatan Jumlah Siswa yang Terlibat frekuensi Total Skor frekuensi x bobot 1 A 1 Bertanya 1 1 2 B 2 Menyatakan definisi 4 8 3 C 3 Memberikan tanggapan 4 12 jawaban 4 D 4 Menarik kesimpulan 3 12 5 E 5 Menemukan konsep 2 10 Jumlah siswa yang terlibat 6 Jumlah siswa yang hadir 30 Sumber: lampiran 7b, hal: 193 Tabel 5.8 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang terlibat sebanyak 6 orang. Dari jumlah tersebut, ada 6 orang siswa yang jenis keterlibatannya lebih dari satu kali. Total skor yang paling tinggi diperoleh ada pada jenis keterlibatan memberikan tanggapan jawaban dan menarik kesimpulan. Pada materi Circulair flow diagram, guru lebih banyak memberikan pertanyaan terbuka yang memungkinkan siswa berproses dan membangun pola pikir siswa dalam proses pembelajaran. Siswa juga turut aktif mengerjakan soal di papan tulis yaitu menggambar diagram dan kurva yang selanjutnya disimpulkan oleh siswa sendiri.. Jenis keterlibatan yang paling sedikit dilakukan siswa adalah bertanya. Hal ini disebabkan oleh siswa lebih memilih bertanya kepada temannya dibandingkan bertanya dengan guru. Walaupun bertanya dengan guru, siswa memilih bertanya melalui pendekatan secara personal. Siswa masih malu dan enggan untuk bertanya dalam forum kelas. Pada jenis keterlibataan yang kedua, siswa turut aktif dalam mengambil bagian. Hal ini terlihat bahwa sebanyak 4 orang siswa yang menyatakan definisi. Pada siklus II, siswa mencoba mengembangkan pola pikir sehingga terbentuk beberapa definisi. Dengan demikian tingkat keterlibatan siswa pada siklus II sebesar 20 diperoleh dari 6 : 30 x 100 dan berada pada kualifikasi sangat rendah. Dibandingkan dengan siklus I, pada siklus II tingkat keterlibatan siswa mengalami penurunan sebesar 15,29. Peneliti menduga bahwa pada siklus II, siswa belum menggali dan mengembangkan lebih jauh tentang materi circulair flow diagram. Siswa hanya mengandalkan handout yang dibagi oleh guru serta menjawab pertanyaan secara textbook. Berbeda dengan siklus I dimana siswa sudah mengenal materi perilaku produsen sejak SMP dan berperan sebagai perilaku produsen sehingga siswa dapat mendalami materi dengan lebih baik. d. Refleksi Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap partisipasi, motivasi dan prestasi belajar siswa. Refleksi dilakukan di akhir kegiatan belajar mengajar dan juga sebagai refleksi pada akhir siklus kedua. Hasil refleksi siklus kedua dapat dilihat seperti berikut: 1 Kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Tabel 5.9 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II Nama : Dra. R. Tuti Ratnaningsih Hari Tanggal : Rabu, 24 Oktober 2007 Materi : Circulair Flow Diagram No Uraian Komentar 1 Penilaian guru terhadap komponen pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a.Materi Ajar b.Lembar Kerja Siswa LKS c.Soal Kuis d.Contoh RPP e.Kunci Soal f. Tes Hasil belajar g.Suasana Kelas h.Cara Kerja Siswa i. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan a. Baik b. Cukup c. Baik d. Baik e. Baik f. Cukup g. Cukup h. Baik i. Baik 2 Selama kerja kelompok siswa a.Mendengarkan orang lain b.Mengajukan pertanyaan c.Mengorganisasikan ide-idenya d.Mengorganisasikan kelompok e.Mengacaukan kegiatan f. Melamun a. Ya b. Ya c. Ya d. Ya e. Tidak f. Tidak 3 Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Siswa aktif mengkonstruksi sendiri materi ajar 4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan Waktu tidak mencukupi untuk memperdalam suatu topik yang luas 5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti KBM yang telah dilakukan dan KBM berikutnya yang akan dilakukan Ya Sumber : lampiran 8b, hal: 197 Tabel 5.9 menunjukkan kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 9 komponen pembelajaran, sebanyak 66,67 diperoleh dari 6 : 9 x 100 komponen terkategorikan baik dan 33,33 diperoleh dari 3 9 x 100 termasuk ke dalam kategori cukup baik. Siswa mendukung positif kegiatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal ini terlihat dengan cara siswa turut aktif dalam kerja kelompok, tidak mengacaukan kegiatan ataupun melamun. Di samping itu, siswa juga mendapatkan keuntungan yaitu siswa dapat mengkontruksi sendiri materi ajar. Dengan materi yang sudah ada siswa berusaha menggali materi lebih dalam lagi bersama teman kelompoknya serta menemukan solusi atas permasalahan yang disajikan atau soal yang diberikan. Siswa juga berminat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar selanjutnya seperti yang telah dilakukan pada siklus pertama. Sama dengan siklus I, waktu yang terbatas menjadi hambatan dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus II ini. Materi circulair flow diagram memerlukan banyak waktu. Hampir semua siswa menghabiskan banyak waktu pada bagian menggambar kurva, sehingga mengurangi durasi waktu yang lain. 2 Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Tabel 5.10 Kesan Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II No Uraian SS S TS STS 1 Bagaimanakah mengenai komponen kegiatan belajar mengajar ini : a.Topik ekonomi yang dipelajari b.Materi Ajar c.Lembar Kerja Siswa LKS d.Suasana Kelas e.Penampilan Guru f. Keterampilan kooperatif yang dilatihkan 23,33 23,33 20 36,67 26,67 10 76,67 76,67 70 46,67 73,33 86,67 - - 10 16,67 - - - - - - - No Uraian Berminat Tidak Berminat 2 Apakah anda berminat untuk mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar KBM berikutnya seperti yang telah Anda ikuti? 96,67 3,33 No Uraian Ya Tidak 3 Selama kerja kelompok saya : a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide-ide saya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun 90 66,67 80 63,33 66,67 66,67 10 33,33 20 36,67 33,33 33,33 No Uraian Komentar 4 Keuntungan yang saya peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Sebanyak 52,49 siswa mudah memahami materi, 25,53 siswa belajar bekerja sama, 20,59 siswa merasa senang, 2,94 siswa termotivasi,. 5 Hambatan yang saya temui, selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan Sebanyak 20,59 siswa berbeda pendapat, 2,94 kurang jelas dengan materi, 14,71 siswa kesulitan mengerjakan soal, 14,71 tidak senang dengan suasana kelas yang ramai, selebihnya suara guru kurang keras, teman yang acuh dalam kelompok, sulit memahami materi, kurang termotivasi dan 29,41 menyatakan tidak ada hambatan Sumber : lampiran 9b, hal: 201 Secara umum, penilaian siswa terhadap komponen pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus II cukup baik. Hal ini terlihat dari 23,33 siswa sangat senang dan 76,67 siswa senang terhadap topik ekonomi yang dipelajari maupun materi ajar. Sebanyak 26,67 siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sangat senang dan 73,33 senang terhadap penampilan guru. 10 siswa sangat senang dan 86,67 siswa senang terhadap keterampilan kooperatif yang dilatihkan. Namun demikian, terdapat 16,67 siswa tidak senang terhadap suasana kelas dan 10 siswa tidak senang terhadap lembar kerja siswa LKS. Minat siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar KBM selanjutnya mengalami penurunan sebesar 0,39 dari siklus I. Dalam diskusi kelompok para ahli, sebanyak 90 siswa mendengarkan orang lain, 66,67 siswa mengajukan pertanyaan, 80 siswa mengorganisasikan ide dan sebanyak 63,33 siswa mengorganisasikan kelompok. Namun demikian, terdapat 66,67 siswa mengacaukan kegiatan dan 66,67 siswa melamun di dalam diskusi kelompok. Hambatan-hambatan lain yang dialami siswa adalah perbedaan pendapat, kurang jelas dengan materi, kesulitan dalam mengerjakan soal, suara guru kecil, beberapa teman acuh tak acuh dalam diskusi kelompok, sulit memahami materi dan kurang termotivasi. 2. Siklus Ketiga Siklus ketiga ini dilaksanakan pada hari Rabu, 31 Oktober 2007 pada jam pertama sampai dengan jam kedua. Jumlah waktu bersih yang digunakan untuk pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah 2 x 45 menit pukul 07.00 – 08.30. Materi pembelajaran dibawakan oleh guru mitra yaitu Ibu Dra. R. Tuti Ratnaningsih. Peserta pembelajaran adalah siswa kelas XC semester I pada tahun ajaran 2007-2008. Jumlah siswa pada kelas XC adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 siswa. Dari jumlah tersebut, ada 2 orang siswa yang tidak hadir. Adapun metode pembelajaran kooperatif yang diterapkan adalah tipe jigsaw. Berikut ini dideskripsikan penerapan metode pada siklus ketiga: a. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Langkah-langkah perencanaan yang diterapkan pada siklus ketiga adalah sebagai berikut: 1 Peneliti dan guru membentuk kelompok kooperatif. Kelompok kooperatif ini terdiri atas kelompok asal dan kelompok para ahli. Kelompok asal dibentuk dengan cara siswa berhitung secara berurutan dari angka 1 sampai dengan 6 dimulai dari siswa yang duduk pada kursi paling belakang sampai dengan siswa yang duduk pada kursi paling depan. Setelah acara berhitung selesai, masing-masing siswa berkumpul sesuai dengan angka yang sama dalam satu kelompok. Siswa yang mendapat angka 1 berkumpul dengan siswa lain yang mendapat angka 1. Demikian seterusnya sampai dengan siswa yang mendapat angka 6. Kelompok ini selanjutnya disebut kelompok asal. Selanjutnya dalam kelompok asal, masing-masing anggota kelompok menomori dirinya dengan nomor kepala 1-6. Kemudian siswa yang mempunyai nomor kepala yang sama dengan anggota kelompok asal lain, berkumpul dan membentuk kelompok. Siswa yang mempunyai nomor kepala 1 berkumpul dengan siswa yang mempunyai nomor kepala 1 anggota kelompok asal lainnya. Demikian seterusnya sampai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan siswa yang mempunyai nomor kepala 6. Kelompok ini selanjutnya diberi nama kelompok ahli 1, kelompok ahli 2 sampai dengan kelompok ahli 6. 2 Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup rencana pelaksanaan pengajaran RPP, materi, lembar kerja siswa LKS, kuis, dan lembar jawab. a. Rencana Pelaksanaan Pengajaran RPP RPP dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode pembelajaran, langkah pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, serta evaluasi. Semua dibuat secara rinci dan sistematis lampiran 1c, hal: 157. b. Materi Materi ajar pada siklus ketiga adalah pelaku ekonomi. Peneliti dan guru mitra membuat handout. Handout berisi tentang materi pelaku ekonomi dan beberapa pertanyaan yang ditujukan kepada siswa untuk dijawab dan dibahas dalam diskusi. Handout ini selanjutnya diberikan kepada siswa setelah pembagian kelompok selesai lampiran 2c, hal: 166. d. Kuis dan lembar jawab Soal kuis pada siklus pertama terdiri dari 2 pertanyaan dalam bentuk essay. Dalam lembar kuis disediakan kolom jawaban yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI diharapkan memudahkan siswa menjawab soal-soal kuis lampiran 3c,hal: 170. 3. Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data meliputi: a Lembar observasi kegiatan guru di kelas. Cakupan isi lembar observasi kegiatan guru antara lain: penjelasan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pengorganisasian sub pokok bahasan dari yang bersifat umum ke khusus, interaksi guru dengan siswa, keterlibatan dalam pembelajaran kelompok, dan pengelolaan kelas lampiran 4, hal: 171. b Lembar observasi pengamatan kelas. Cakupan isi lembar pengamatan kelas antara lain: interaksi antar siswa, sumber belajar, kelengkapan atribut kelas, dan kedisiplinan lampiran 5, hal: 179. c Lembar penilaian proses belajar diskusi kelompok. Cakupan isi lembar penilaian proses diskusi kelompok antara lain: konsentrasi, keaktifan mendengar orang lain, menyatakan pendapat, pembagian tugas, menghargai saran dan pendapat teman lampiran 6, hal: 187. d Lembar observasi pengamatan terhadap siswa dalam pembahasan soal. Cakupan isi lembar obesrvasi keaktifan siswa dalam pembahasan soal antara lain: bertanya, menyatakan definisi, memberikan tanggapan jawaban, menarik kesimpulan dan menemukan konsep lampiran 7, hal: 191. b. Tindakan Pada tahap tindakan, peneliti mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana tindakan. Adapun langkah- langkah tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1 Penyampaian sekilas materi Sebelum bahan pelajaran mengenai pelaku ekonomi diberikan, guru memberikan pengantar. Hal tersebut dimaksudkan untuk menuntun siswa masuk ke dalam materi yang akan dipelajari pada hari itu. Guru melontarkan pertanyaan-pertanyaan sederhana seputar materi perilaku produsen kepada siswa. ± 5 menit. Berbeda dengan siklus II, suasana kelas kurang kondusif. Hal ini tampak dari beberapa siswa yang acuh tak acuh dan mengobrol dengan teman sekitarnya tanpa memperhatikan penjelasan guru. 2 Pembagian kelompok Sebelum pembagian kelompok, guru menjelaskan secara teknis mengenai metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang akan dilakukan selama jam pelajaran berlangsung. Situasi di kelas cukup terkendali. Siswa memperhatikan penjelasan guru, namun ada beberapa siswa yang acuh tak acuh. Selanjutnya guru membagi kelompok menjadi enam kelompok dengan cara siswa berhitung angka satu sampai dengan enam dari tempat duduk masing-masing. Siswa yang mendapat angka satu berkumpul dan membentuk kelompok, siswa yang mendapat angka dua berkumpul dan membentuk kelompok sampai dengan siswa yang mendapat angka enam. Kelompok tersebut diberi nama kelompok asal. Masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 orang. Selanjutnya dalam kelompok asal masing-masing anggota kelompok menomori dirinya sendiri sebagai orang pertama, orang kedua sampai dengan orang keenam. Selanjutnya orang pertama dari masing-masing kelompok asal berkumpul dan membentuk kelompok. Demikian juga orang kedua sampai dengan orang keenam. Kelompok- kelompok yang terbentuk ini diberi nama kelompok ahli 1, kelompok ahli 2, sampai dengan kelompok ahli 6. Hal ini sejalan dengan apa yang telah dirumuskan dalam tahap perencanaan. Suasana kelas cukup terkendali dan siswa turut aktif pada saat pembagian kelompok. Pada siklus III ini, sesi pembagian kelompok baik kelompok asal maupun kelompok ahli berjalan dengan cepat, tertib dan lancar dibanding siklus I dan II. Hal ini disebabkan karena siswa telah memahami prosedur pembagian kelompok yang telah dilakukan selama dua kali sebelumnya. 3 Diskusi Setelah pembagian kelompok ahli selesai, selanjutnya guru memberikan materi kepada masing-masing kelompok. Materi dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama materi berisi pokok bahasan pelaku ekonomi rumah tangga konsumen. Bagian kedua materi berisi pokok bahasan pelaku ekonomi rumah tangga produsen. Bagian ketiga materi berisi pokok bahasan pelaku ekonomi pemerintah. Bagian keempat materi berisi pokok bahasan pelaku ekonomi masyarakat luar negeri Bagian pertama materi diberikan kepada kelompok ahli 1dan 5. Bagian kedua materi diberikan kepada kelompok ahli 2 dan 6. Bagian ketiga materi diberikan kepada kelompok ahli 3. Bagian keempat materi diberikan kepada kelompok ahli 4. Setelah materi dibagikan, kemudian guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok siswa untuk membaca materi, mengerjakan soal yang tertera dalam materi dengan cara saling berdiskusi antar anggota dalam satu kelompok ahli.. Setelah kelompok ahli selesai membaca dan mengerjakan soal, selanjutnya masing-masing siswa kembali kepada kelompok asal. Selanjutnya di dalam kelompok asal, masing-masing siswa saling menginformasikan tentang apa yang telah mereka dapat di kelompok ahli. Dengan demikian masing-masing siswa saling memberi dan menerima informasi. Pada siklus III, diskusi berjalan lebih tenang, karena kelompok-kelompok ahli tidak semua berada di kelas. Guru memberi kesempatan kepada kelompok untuk berdiskusi di taman dan di pendopo dan meminta siswa untuk kembali ke kelas sesuai dengan batas waktu yang telah diberikan. 4 Pembahasan Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru bersama siswa membahas semua soal yang sebelumnya telah dikerjakan siswa dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI forum diskusi pada masing-masing kelompok ahli dan jawabannya telah disepakati dalam kelompok asal. Kemudian guru menunjuk salah satu anggota perwakilan kelompok untuk mempresentasikan jawaban. Kelompok yang ditunjuk dengan antusias dan senang hati mempresentasikan jawaban. Setiap kelompok diberikan kesempatan yang sama untuk mempresentasikan jawaban. Kemudian guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban temannya atau menyatakan pendapat yang lain. Sama dengan siklus II, pada siklus ketiga ini jumlah siswa yang terlibat pada sesi pembahasan sebanyak 6 orang. 5 Kuis Untuk mengukur sejauh mana siswa dapat mencerna pelajaran hari itu, guru mengadakan kuis selama 15 menit yang dilakukan setelah sesi pembahasan selesai. Guru membagikan lembar kuis yang terdiri dari 2 soal essay kepada setiap siswa. Kuis berlangsung tertib. Siswa mengerjakan soal sendiri-sendiri. c. Observasi Hasil pengamatan observasi pada siklus ketiga dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Pengamatan terhadap guru Pengamatan terhadap guru dilaksanakan oleh peneliti sejak awal guru membuka pelajaran sampai dengan guru menutup pelajaran. Aktivitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI guru di kelas selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.11 Aktivitas Guru Pada Siklus 1II No Deskriptor Ya Tidak 1 Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw √ 2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit √ 3 Guru membantu siswa dalam pembentukan kelompok jigsaw √ 4 Guru memotivasi siswa agar terlibat kegiatan diskusi dalam kelompok √ 5 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok √ 6 Guru mendorong siswa untuk bekerja sama dengan siswa lainnya dalam suasana persahabatan, untuk meningkatkan hasil kerja salah satu kelompok √ 7 Guru mendorong siswa untuk bekerja sama diantara mereka agar lebih baik dengan kelompok lainnya √ 8 Guru mengobservasi kegiatan kelompok, memberi motivasi untuk merangsang pemikiran kelompok dan mendorong semua kelompok bekerja dengan baik √ 9 Guru berinteraksi dengan setiap siswa, menumbuhkan semangat kerja, keterlibatan dalam kelompok untuk mencapai tujuan, dan menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara secara perorangan √ 10 Guru berinteraksi dengan sebagian siswa saja untuk memperjelas cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, kebersamaan, dan tujuan dari pembelajaran kelas yang sedang dilakukan . √ 11 Guru tidak berinteraksi dengan satu siswa pun. Guru hanya bekerja di belakang mejanya, keluar dari ruangan kelas dan mengawasi siswa dari luar kelas. √ 12 Guru berinteraksi dengan siswa dengan cara berdiri di muka kelas untuk memberikan √ penjelasan atau jawaban kepada siswa secara perorangan 13 Guru membiarkan siswa untuk berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lainnya sehingga kerja sama kelompok menjadi kacau √ 14 Guru dan siswa terlibat percakapan serius sehingga kelas menjadi gaduh dan mengganggu siswa lain √ 15 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana menjadi kaku √ lampiran 4c, hal: 177 Tabel 5.11 di atas menunjukkan bahwa secara umum guru mampu mengelola pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan sangat baik Hal ini terlihat dari guru menjelaskan pembelajaran kooperatif secara teknis dan siswa memperhatikan dengan seksama, kemudian guru mengorganisasikan pokok bahasan pelaku konsumen yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi, guru membantu siswa dalam pembentukkan kelompok asal maupun kelompok ahli, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok sehingga siswa dapat mengeksplorasi pemikiran dan pendapat untuk didiskusikan dalam kelompok, dan guru berinteraksi dengan setiap siswa untuk menumbuhkan semangat kerja keterlibatan dalam kelompok, tugas yang harus dikerjakan, kebersamaan, dan tujuan dari pembelajaran sehingga siswa mempunyai konsep yang jelas mengenai arah kegiatan pembelajaran, guru mendorong, memotivasi dan merangsang pemikiran siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI untuk bekerja lebih baik walaupun sebatas pada beberapa kelompok saja. Di tengah kesibukan guru dalam menyiapkan dan membagikan perangkat pembelajaran yaitu kartu nama selama proses diskusi berlangsung, guru menyempatkan diri untuk memberi motivasi, mengobservasi, memberi semangat kepada kelompok. Pada siklus III, guru lebih sering memantau kegiatan kelompok dibandingkan dengan siklus II. 2 Pengamatan terhadap kelas Pengamatan terhadap kelas dilakukan oleh peneliti mulai dari awal sampai dengan akhir pembelajaran. Aktivitas guru di kelas selama kegiatan belajar mengajar pada siklus III dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.12 Pengamatan Terhadap Kelas Siklus III No Aspek yang diamati Skor Pengamatan Nilai Kategori A Hubungankerjasama antar siswa : 1. pembauran 4 Baik 2. kepuasan 3 Baik 3. demokrasi 3 Baik 4. kepekaan 3 Baik 5. kepedulian 3 Baik 6. kekompakan 4 Amat Baik 7. persaingan 3 Baik 8. motivasi tinggi 3 Baik B Lingkungan kelas : 3 Baik 1. Perangkat pembelajaran tersedia lengkap 4 Amat Baik 2. Terorganisir dengan baik dan lengkap 3 Baik 3. Aktif dan produktif 3 Baik C Tata tertib : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. ada sanksiteguran 3 Baik 2.pembelajaran berjalan tertib 3 Baik Skor Rata-rata Siklus I 3,21 Nilai Kategori Amat Baik Sumber: lampiran 5c, hal: 185 Keterangan : Skor Nilai Mutu 3.1 – 4 Amat Baik 2.1 – 3 Baik 1.1 – 2 Cukup 0 - 1 Kurang Tabel 5.12 menunjukkan bahwa suasana di kelas XC sudah terkelola dengan sangat baik dan sangat mendukung kegiatan belajar mengajar. Hal ini ditunjukkan dari pencapaian skor rata-rata 3,21 pada kategori amat baik. Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil diskusi dengan guru mitra, pada aspek pembauran mendapat skor 4 dikarenakan pada setiap minggu denah tempat duduk siswa selalu berganti, sehingga siswa tidak hanya duduk dengan satu teman saja tetapi bergantian dengan teman yang lain. Oleh karena itu, siswa dapat mengenal lebih dekat dengan semua siswa di kelas dan hal ini berpengaruh positif terhadap hubungan antar siswa di kelas sehingga menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Aspek kepuasan diberi skor 3 karena dari hasil pengisian angket rata-rata siswa enjoy dengan kerja tim mereka. Aspek demokrasi diberi skor 3 karena masing-masing siswa hampir memberikan kontribusi dalam kegiatan diskusi. Aspek kepekaan diberi skor 3 karena hampir semua siswa berproses di setiap tahapan kegiatan. Aspek kepedulian diberi skor 3 karena siswa memiliki kepedulian dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI membantu temannya yang kesulitan dalam memahami materi. Aspek kekompakkan diberi skor 4 karena hubungan antar siswa baik dan tidak ketegangan maupun pengelompokan siswa secara ekslusif di dalam kelas. Aspek persaingan diberi skor 3 karena hampir semua siswa bersaing secara sehat dalam hal prestasi belajar. Aspek motivasi diberi skor 3 karena siswa rata-rata memiliki motivasi yang cukup tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Aspek lingkungan kelas masing-masing diberi skor 4 karena perangkat pembelajaran perangkat pembelajaran seperti papan tulis, kapur, meja, kursi, penggaris papan tulis, jangka papan tulis, denah tempat duduk dan lain sebagainya tersedia lengkap di kelas. Kelas terorganisir dengan baik walaupun ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan materi yang dilakukan oleh guru, namun guru dapat mengatasinya pendekatan secara personal kepada siswa. Suasana kelas cukup aktif dan produktif karena semua hampir siswa mengikuti tahap demi tahap kegiatan pembelajaran. Aspek tata tertib masing-masing diberi skor 3 karena ada sanksiteguran dari guru jika siswa mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan tertib. Pada siklus III, capaian skor pengamatan kelas mengalami peningkatan sebesar 0,5 dari siklus II. Hal ini disebabkan oleh guru mampu mengorganisir kelas dengan baik sehingga kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan tertib. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Pengamatan terhadap siswa Pengamatan terhadap siswa dilakukan oleh peneliti mulai dari awal sampai dengan akhir pembelajaran. Aktivitas siswa di kelas pada siklus III selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.13 Aktivitas Siswa Siklus III No Kode Bobot Jenis Keterlibatan Jumlah Siswa yang Terlibat frekuensi Total Skor frekuensi x bobot 1 A 1 Bertanya 1 1 2 B 2 Menyatakan definisi 5 10 3 C 3 Memberikan tanggapan jawaban - - 4 D 4 Menarik kesimpulan - - 5 E 5 Menemukan konsep 2 10 Jumlah siswa yang terlibat 6 Jumlah siswa yang hadir 32 Sumber: lampiran 7c, hal: 194 Tabel 5.13 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang terlibat sebanyak 6 orang. Dari jumlah tersebut, ada 4 orang siswa yang jenis keterlibatannya lebih dari satu kali. Dengan demikian tingkat keterlibatan siswa pada siklus III sebesar 18,75 diperoleh dari 6 : 32 x 100 dan berada pada kualifikasi sangat rendah. Jumlah skor yang paling banyak diperoleh ada pada jenis keterlibatan menyatakan definisi dan menemukan konsep. Hal ini disebabkan oleh materi pelaku konsumen menuntut siswa untuk membentuk definisi sendiri sehingga definisi siswa yang satu berbeda dengan siswa yang lain. Siswa juga sudah terlibat dalam hal menemukan konsep. Ada 2 orang siswa yang menemukan konsep. Menurut pendapat peneliti, hal ini disebabkan oleh siswa yang mencoba aktif dalam menggali materi, saling berdiskusi dan menemukan konsep. Jenis keterlibatan yang paling sedikit memperoleh skor adalah bertanya, menarik kesimpulan, dan memberikan tanggapan jawaban dan menemukan konsep. Berdasarkan hasil angket dan wawancara dengan siswa, hal ini disebabkan karena hampir semua siswa tidak menyukai materi pelaku konsumen. Oleh sebab itu, tidak ada siswa yang memberikan tanggapan atas jawaban temannya maupun menarik kesimpulan. Siswa cenderung untuk bertanya kepada teman kelompoknya daripada bertanya kepada guru. Bila dibandingkan dengan siklus II, maka tidak ada peningkatan persentase karena tingkat keterlibatan siswa pada siklus II sama dengan tingkat keterlibatan siswa pada siklus III yakni 18,75. Pada siklus III materi pelaku ekonomi kurang disukai oleh siswa. Hal ini membuat siswa enggan untuk mengembangkan pola pikir dan hanya mengandalkan handout yang diberikan oleh guru. d. Refleksi Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap partisipasi, motivasi dan prestasi belajar siswa. Refleksi dilakukan di akhir kegiatan belajar mengajar dan juga sebagai refleksi pada akhir siklus ketiga. Hasil refleksi siklus ketiga dapat dilihat seperti berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 Kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Tabel 5.14 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II Nama : Dra. R. Tuti Ratnaningsih Hari Tanggal : Rabu, 31 Oktober 2007 Materi : Pelaku Konsumen No Uraian Komentar 1 Penilaian guru terhadap komponen pembelajaran a. Materi Ajar b. Lembar Kerja Siswa LKS c. Soal Kuis d. Contoh RPP e. Kunci Soal f. Tes Hasil belajar g. Suasana Kelas h. Cara Kerja Siswa i. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan a. Baik b. Baik c. Baik d. Baik e. Cukup f. Cukup g. Cukup h. Baik i. Baik 2 Selama kerja kelompok siswa a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide-idenya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun a. Ya b. Ya c. Ya d. Ya e. Tidak f. Tidak 3 Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Siswa belajar dengan senang, kreatif dan aktif 4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan Waktu Terbatas 5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti KBM yang telah dilakukan dan KBM Ya berikutnya yang akan dilakukan Sumber: lampiran 8c, hal: 198 Tabel 5.14 menunjukkan kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 9 komponen pembelajaran, sebanyak 66,67 diperoleh dari 6 : 9 x 100 komponen terkategorikan baik dan 33,33 diperoleh dari 3 9 x 100 termasuk ke dalam kategori cukup baik. Siswa mendukung positif kegiatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal ini terlihat dengan cara siswa turut aktif dalam kerja kelompok, tidak mengacaukan kegiatan ataupun melamun. Di samping itu, siswa mendapatkan keuntungan yaitu siswa belajar dengan senang, kreatif dan aktif. Siswa juga berminat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar selanjutnya seperti yang telah dilakukan pada sikus kedua. Namun demikian, waktu yang terbatas menjadi hambatan dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsa w pada siklus III ini. Materi pelaku konsumen memerlukan banyak waktu agar siswa dapat memahami materi dengan sebaik-baiknya. Kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw 2 Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5.15 Kesan Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus III No Uraian SS S TS STS 1 Bagaimanakah mengenai komponen kegiatan belajar mengajar ini : a. Topik ekonomi yang dipelajari b. Materi Ajar c. Lembar Kerja Siswa LKS d. Suasana Kelas e. Penampilan Guru f. Keterampilan kooperatif yang dilatihkan 12,5 9,38 12,5 9,38 15,63 12,5 75 84,38 71,88 71,88 84,38 84,38 12,5 6,25 15,63 18,75 - 3,13 - - - - - - No Uraian Berminat Tidak Berminat 2 Apakah anda berminat untuk mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar KBM berikutnya seperti yang telah Anda ikuti? 96,88 3,12 No Uraian Ya Tidak 3 Selama kerja kelompok saya : a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide-ide saya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun 93.75 59,38 84,38 65,63 - - 6,25 40,62 15,62 34.37 100 100 No Uraian Komentar 4 Keuntungan yang saya peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Sebanyak 53,12 siswa mudah memahami materi, 15,62 siswa belajar bekerja sama, 12,5 siswa menghargai pendapat orang lain, 12,5 siswa merasa senang, 9,4 siswa belajar mengeluarkan pendapat, 3,12 siswa termotivasi. 5 Hambatan yang saya temui, selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan Sebanyak 25 siswa mengobrol, 12,5 siswa beda pendapat, 9,4 siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan kurang jelas dengan materi, sisanya merasa bosan, teman yang tidak mau bekerja, kelompok kurang kompak, tidak mengrti maksud soal serta tidak suka dengan materi Sumber: lampiran 9c, hal: 202 Tabel 5.15 menunjukkan sebanyak 12,5 siswa sangat senang, 75 siswa senang 12,5 siswa tidak senang terhadap topik ekonomi yang dipelajari. 9,38 siswa sangat senang, 84,38 siswa senang dan 6,25 siswa tidak senang terhadap materi yang diajarkan. 12,5 siswa sangat senang, 71,88 siswa senang, dan 15,63 siswa tidak senang terhadap lembar kerja siswa LKS. Sebesar 9,38 siswa sangat senang, 71,88 siswa senang, dan 18,75 siswa tidak senang dengan suasana kelas. 15,63 siswa sangat senang dan 84,38 siswa senang terhadap penampilan guru. Sebesar 12,5 siswa sangat senang, 84,38 siswa senang dan 3,13 siswa tidak senang terhadap keterampilan kooperatif yang dilatihkan. Dari keterangan diatas, terjadi peningkatan persentase siswa yang tidak suka dengan topik ekonomi yang dipelajari sebesar 12,5 siswa, tidak suka dengan materi ajar sebesar 6,25 siswa, tidak suka dengan lembar kerja siswa LKS sebesar 5,63 siswa, tidak suka dengan suasana kelas sebesar 2,08 dan siswa yang tidak suka dengan keterampilan kooperatif yang dilatihkan sebesar 3,13 siswa. Berdasarkan hasil wawancara, beberapa siswa tidak suka dengan topik dan materi yang diajarkan pada siklus ke III ini. Dalam diskusi kelompok, siswa juga merasa terganggu dengan teman-teman yang mengobrol sehingga siswa sulit untuk berkonsentrasi. Siswa merasa sedikit jenuh dengan keterampilan kooperatif yang dilatihkan karena metode tersebut dilakukan setiap minggu. Minat siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar pada pertemuan berikutnya mengalami kenaikan yang tidak begitu signifikan 0,21. Pada Tabel 5.30 tampak bahwa sebsesar 93,75 siswa mendengarkan orang lain, 59,38 siswa mengajukan pertanyaan 84,38 siswa mengorganisasikan ide, 65,63 siswa mengorganisasikan kegiatan dan tidak ada siswa yang mengacaukan kegiatan ataupun melamun. B. Analisis Tingkat Partisipasi, Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Sebagai Dampak Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran Ekonomi 1. Siklus I a. Partisipasi Belajar Siswa Partisipasi merupakan suatu proses belajar yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok orang yang terkait mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal tersebut. Partisipasi belajar juga merupakan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang dapat terjadi di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Yang dimaksud dengan partisipasi dalam penelitian ini adalah keterlibatan siswa selama proses diskusi dalam kelompok. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5.16 Penilaian Partisipasi Diskusi Kelompok Siklus I No Keterangan Skor Nilai Kategori 1 Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi 4 Amat Baik 2 Mengikuti kegiatan diskusi secara aktif 3 Baik 3 Mengambil giliran dan berbagi tugas dalam pengerjaan tugas 3 Baik 4 Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan 4 Amat Baik 5 Menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok 3 Baik Skor Rata-rata 3,4 Nilai Kategori Amat Baik Sumber: lampiran 6a, hal: 188 Keterangan : Skor Nilai Mutu 3.1 – 4 Amat Baik 2.1 – 3 Baik 1.1 – 2 Cukup 0 - 1 Kurang Tabel 5.16 diatas menunjukkan penilaian peneliti tentang partisipasi siswa dalam diskusi kelompok. Tampak pada tabel bahwa skor tertinggi terletak pada komponen seluruh perhatian siswa diarahkan pada materi diskusi dan menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan. Berdasarkan pengamatan peneliti, seluruh siswa memiliki fokus perhatian terhadap dengan materi perilaku ekonomi. Hal ini tampak dari siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama dari awal sampai dengan masuk ke materi diskusi. Pada sesi pembahasan, siswa dengan aktif dan antusias menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pertanyaan. Jawaban dari siswa sangat variatif. Pada komponen yang kedua, siswa mengikuti kegiatan diskusi secara aktif masuk pada kategori baik karena pada awalnya terdapat 2-3 orang siswa yang enggan bekerja dan hanya diam saja. Pada komponen yang ketiga, siswa mengambil giliran dan berbagi tugas dalam pengerjaan masuk ke dalam kategori baik karena siswa peka dengan tugas yang diberikan dan mendapat giliran yang sama. Pada komponen kelima, siswa menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok berada pada kategori baik. Walaupun masing-masing anggota kelompok mempunyai pendapat sendiri-sendiri, namun siswa dapat menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok. Meskipun ada beberapa anggota kelompok yang pasif namun mereka akhirnya mau mendengarkan dan menghargai saran dan pendapat temannya. b. Motivasi Belajar Siswa Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.terjadi pada diri siswa. Berikut ini disajikan tabel tentang hasil analisis angket motivasi siswa terhadap model pembelajaran tipe pada siklus I: Tabel 5.17 Hasil Analisis Angket Motivasi Siswa Terhadap Model Pembelajaran Tipe Siklus I No Skor Kategori 1. 66 BaikTinggi 2. 71 BaikTinggi 3. 74 BaikTinggi 4. 74 BaikTinggi 5. 74 BaikTinggi 6. 78 BaikTinggi 7. 77 BaikTinggi 8. 75 BaikTinggi 9. 71 BaikTinggi 10. 78 BaikTinggi 11. 66 BaikTinggi 12. 71 BaikTinggi 13. 76 BaikTinggi 14. 74 BaikTinggi 15. 63 Cukup 16. 62 Cukup 17. 85 BaikTinggi 18. 84 BaikTinggi 19. 70 BaikTinggi 20. 72 BaikTinggi 21. 70 BaikTinggi 22. 74 BaikTinggi 23. 86 BaikTinggi 24. 85 BaikTinggi 25. 69 BaikTinggi 26. 95 BaikTinggi 27. 79 BaikTinggi 28. 73 BaikTinggi 29. 78 BaikTinggi 30. 80 BaikTinggi 31. 79 BaikTinggi 32. 93 BaikTinggi 33. 66 BaikTinggi 34. 70 BaikTinggi 94,12 Motivasi tinggibaik 5,88 Motivasi Cukup Sumber: lampiran 10a, hal: 204 Penggolongan Kelas Interval Skor Kategori 81-100 66-80 Motivasi tinggi 56-79 Motivasi cukup 46-55 0-45 Motivasi kurang Tabel 5.17 menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Sebagian besar siswa 94,12 mempunyai motivasi yang tinggi dan 5,88 siswa mempunyai motivasi yang cukup. Siklus I merupakan awal perkenalan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Siswa antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar sehingga skor motivasi pada siklus I masuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil angket, hampir semua siswa mempunyai kesadaran dan ketertarikan untuk belajar, walaupun kesadaran itu berasal dari dalam maupun luar diri siswa. Siswa malu jika mendapat nilai jelek. Sementara siswa akan merasa aman jika mengikuti dan menguasai pelajaran. Siswa berusaha bertanya dan meminta bantuan teman atau guru jika mendapat kesulitan dalam pembelajaran. Sementara pada tabel berikut disajikan tentang hasil analisis angket minat siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw: Tabel 5.18 Hasil Analisis Angket Minat Siswa Terhadap Model Pembelajaran Tipe Jigsaw Siklus I No Skor Kategori 1 34 Berminat 2 37 Berminat 3 37 Berminat 4 25 Cukup Berminat 5 36 Berminat 6 46 Berminat 7 31 Berminat 8 40 Berminat 9 41 Berminat 10 39 Berminat 11 33 Berminat 12 42 Berminat 13 42 Berminat 14 40 Berminat 15 25 Cukup Berminat 16 25 Cukup Berminat 17 41 Berminat 18 45 Berminat 19 47 Berminat 20 38 Berminat 21 36 Berminat 22 38 Berminat 23 48 Berminat 24 45 Berminat 25 39 Berminat 26 50 Berminat 27 48 Berminat 28 38 Berminat 29 45 Berminat 30 40 Berminat 31 37 Berminat 32 50 Berminat 33 34 Berminat 34 48 Berminat Berminat : 91,18 Cukup Berminat : 8,82 lampiran 11a, hal: 211 Penggolongan Kelas Interval Skor Kategori 41-50 31-40 Berminat 21-30 Cukup berminat 11-20 0-10 Kurang berminat Motivasi belajar siswa yang secara umum dikategorikan baik sebagaimana tersaji pada tabel 5.17, didukung oleh hasil analisis minat siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagaimana tersaji pada tabel 5.18. Tabel 5.18 menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang tidak beminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal ini ditunjukkan dengan persentase yaitu sebanyak 91,18 siswa berminat dan 8,82 siswa cukup berminat dalam mengikuti pembelajaran koopertaif tipe jigsaw. Menurut pendapat peneliti, siswa berminat dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena metode ini baru diperkenalkan kepada siswa sehingga siswa sangat antusias dan senang mengikuti kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil angket, metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw membuat siswa merasa tertantang untuk berpikir, berani dan bersaing secara sehat dalam mengeluarkan pendapat sehingga menumbuhkan minat dalam diri siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw . c. Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar merupakan pemahaman pengetahuanketerampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Yang dimaksud dengan prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah hasil perolehan nilai siswa dalam mengerjakan kuis yang dilakukan setelah pembahasan selesai. Berikut ini disajikan tabel tentang hasil analisis ketuntasan belajar siswa pada siklus I: Tabel 5.19 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus I KelasSemester : XCI Mata Pelajaran : Ekonomi Standar Kompetensi : Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi, konsumen dan produsen. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan pola perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi Tanggal Evaluasi : 3 Oktober 2007 Ketuntasan Belajar No Nama Nilai Tuntas Belum Standar 1 Yuliana Sukmawati 9.7 √ ≥ 6,5 2 Andry Dyah P 9.7 √ ≥ 6,5 3 Bernadid Ukir R 9.7 √ ≥ 65 4 Cicilia Ika Evi W 8.3 √ ≥ 65 5 Elisabeth Novita S 9.7 √ ≥ 65 6 Emilisa Rosina W 9 √ ≥ 65 7 Diani Priscilia 7.3 √ ≥ 65 8 Fransisca Kusuma 7.3 √ ≥ 65 9 Gisela Ika Herdhani 8.7 √ ≥ 65 10 Helga Deo Yollenta 7.7 √ ≥ 65 11 Hotmauli Florensia 4.7 √ ≥ 65 12 Jeanne Maria P 7.7 √ ≥ 65 13 Kristina Mega Ayu P 9.7 √ ≥ 65 14 Lucia Ari W 7 √ ≥ 65 15 Lucia Sumarningsih 8.3 √ ≥ 65 16 Maria Aditya Dwi P 6.3 √ ≥ 65 17 Maria Yuliana Putri 8.7 √ ≥ 65 18 Mariana Esti 8.3 √ ≥ 65 19 Marlen Arisandy S 7.3 √ ≥ 65 20 Oktavia Terry Y 7.7 √ ≥ 65 21 Paulin Marcellina S 8.3 √ ≥ 65 22 Regina Ratih R 8.3 √ ≥ 65 23 Rezky Putriyanti M 9.7 √ ≥ 65 24 Rina Sugianto 9.7 √ ≥ 65 25 Riscky Ellya Y 7.3 √ ≥ 65 26 Rosi Susanti 6.7 √ ≥ 65 27 Sarah Milandi Putri 9.7 √ ≥ 65 28 Shafura Febriana 9.7 √ ≥ 65 29 Teresa Laura Kristi 9.7 √ ≥ 65 30 Tri Julian Dewi S 7.7 √ ≥ 65 31 Triana Puspita Sari 7 √ ≥ 65 32 Widya Fabiola C.R 9.3 √ ≥ 65 33 Yulia Fianti 9.7 √ ≥ 65 34 Yulia Yozephin M 8.7 √ ≥ 65 Jumlah Siswa 34 Jumlah siswa yang tuntas secara individu 32 Persentase ketuntasan kelas 94,12 Kriteria Ketuntasan Kelas Sudah Tuntas Sumber: lampiran 12, hal: 216 Sementara pada tabel berikut disajikan tentang hasil analisis indeks kesukaran soal pada siklus I: Tabel 5.20 Analisis Indeks Kesukaran Siklus I No No. Item 1 2 3 1 10 10 9 2 10 10 9 3 10 10 9 4 10 8 7 5 10 10 9 6 10 10 7 7 5 10 7 8 5 10 7 9 10 10 6 10 10 8 5 11 5 6 3 12 10 8 5 13 10 10 9 14 5 10 6 15 10 10 5 16 5 8 6 17 10 10 6 18 10 10 5 19 5 10 8 20 10 8 5 21 10 8 7 22 5 10 10 23 10 10 9 24 10 10 9 25 5 10 7 26 5 8 7 27 10 10 9 28 10 10 9 29 10 10 9 30 5 10 8 31 5 10 6 32 10 10 8 33 10 10 9 34 10 10 6 Total Skor 285 322 247 Jumlah siswa x 10 340 340 340 Indeks Kesukaran 0,8 0,9 0,7 Kategori Mudah Mudah Sedang Perhitungan : P = B JS Keterangan : P = Indeks Kesukaran B= Skor siswa yang menjawab benar JS = Jumlah siswa peserta tes Tabel 5.20 menunjukkan tingkat ketuntasan belajar siswa kelas XC dalam materi perilaku produsen pada siklus I adalah 94,12. Hal ini disebabkan oleh materi yang disajikan sangat mudah karena mengulang materi pada tingkat SMP, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal kuis dan nilai yang diperoleh siswa cukup baik. Fakta tersebut diperkuat dengan adanya analisis butir soal yang telah dilakukan peneliti. Pada tabel 5.18 tampak bahwa indeks kesukaran pada item soal nomor 1 sebesar 0,8 dan termasuk dalam kategori soal mudah, item soal nomor 2 sebesar 0,9 dan termasuk dalam kategori soal mudah, serta item soal nomor 3 sebesar 0,7 dan termasuk dalam kategori soal sedang. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 sebesar 32 orang 94.12 dan siswa yang memperoleh nilai ≤ 65 sebesar 2 orang 5.88. Secara umum dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus I berdampak pada pencapaian prestasi belajar siswa yang tuntas . ` 2. Siklus II a. Partisipasi Belajar Siswa Partisipasi merupakan suatu proses belajar yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok orang yang terkait mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal tersebut. Partisipasi belajar juga merupakan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang dapat terjadi di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Yang dimaksud dengan partisipasi dalam penelitian ini adalah keterlibatan siswa selama proses diskusi dalam kelompok. Tabel 5.21 Penilaian Partisipasi Diskusi Kelompok Siklus II No Keterangan Bobot Nilai Kategori 1 Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi 2 Cukup 2 Mengikuti kegiatan diskusi secara aktif 3 Baik 3 Mengambil giliran dan berbagi tugas dalam pengerjaan tugas 1 Kurang 4 Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan 4 Amat Baik 5 Menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok 3 Baik Total Skor 2,6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nilai Kategori Baik Sumber: lampiran 6b, hal: 189 Keterangan : Skor Nilai Mutu 3.1 – 4 Amat Baik 2.1 – 3 Baik 1.1 – 2 Cukup 0 - 1 Kurang Berdasarkan pengamatan peneliti, pada saat guru menjelaskan pokok bahasan circulair flow diagram, ada beberapa siswa yang mengobrol. Oleh karena itu, pada tabel 5.18 butir 1 di atas diberi bobot 2. Dalam diskusi kelompok, siswa turut aktif berperan di dalamnya. Walaupun ada siswa yang pasif, itu hanya 2-3 orang sehingga pada butir 2 diatas termasuk dalam kategori baik. Siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan dan termasuk dalam kategori amat baik Hal ini terlihat pada saat pembahasan, jawaban-jawaban yang dilontarkan siswa sudah sesuai dan mengarah maksud dan tujuan pertanyaan. Siswa menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok mereka dan masuk dalam kategori baik. Hal ini tampak dari siswa saling mendengarkan anggota dalam satu kelompok berbicara, mengungkapkan pendapat dan pemikiran mereka. Namun demikian, siswa tidak berbagi tugas dalam pengerjaan tugas. Masing-masing siswa mengerjakan soal yang sama yaitu menggambar grafik dan kurva sehingga menyita banyak waktu. Oleh karena itu siswa diberi skor 1 dengan kategori kurang baik. Total skor penilaian partisipasi dalam diskusi kelompok mencapai 2,6 dan masuk ke dalam kategori baik. Terjadi penurunan sebesar 0,8 dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI siklus I. Hal ini disebabkan karena pada poin nomor 3 yakni mengambil giliran dan berbagi tugas dalam pengerjaan tugas memperoleh skor 1, sehingga total skor yang diperoleh pada siklus II lebih rendah dibandingkan siklus I. b. Motivasi Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar terjadi pada diri siswa. Berikut ini disajikan tabel tentang motivasi belajar siswa pada siklus II: Tabel 5.22 Hasil Analisis Angket Motivasi Siswa Terhadap Model Pembelajaran Tipe Jigsaw Siklus II No Skor Kategori 1 61 Cukup 2 70 BaikTinggi 3 64 Cukup 4 82 BaikTinggi 5 72 BaikTinggi 6 77 BaikTinggi 7 68 BaikTinggi 8 79 BaikTinggi 9 68 BaikTinggi 10 78 BaikTinggi 11 66 BaikTinggi 12 70 BaikTinggi 13 68 BaikTinggi 14 72 BaikTinggi 15 83 BaikTinggi 16 - - 17 78 BaikTinggi 18 78 BaikTinggi 19 78 BaikTinggi 20 - - 21 77 BaikTinggi 22 72 BaikTinggi 23 80 BaikTinggi 24 90 BaikTinggi 25 68 BaikTinggi 26 78 BaikTinggi 27 - - 28 76 BaikTinggi 29 76 BaikTinggi 30 74 BaikTinggi 31 - - 32 92 BaikTinggi 33 66 BaikTinggi 34 79 BaikTinggi 93,33 Motivasi tinggibaik 1,67 Motivasi Cukup Sumber: lampiran 10b, hal: 206 Penggolongan Kelas Interval Skor Kategori 81-100 66-80 Motivasi tinggi 56-79 Motivasi cukup 46-55 0-45 Motivasi kurang Tabel 5.22 di atas menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang tidak mempunyai motivasi dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus kedua. Hal ini ditunjukkan dengan 93,33 siswa mempunyai motivasi yang tinggibaik dan 6,7 siswa memiliki motivasi yang cukup. Skor motivasi belajar siswa pada kategori motivasi tinggibaik mengalami penurunan sebesar 0,79 dari siklus I. Peneliti menduga bahwa penurunan ini disebabkan karena kurangnya konsentrasi siswa. Pada sesi diskusi suasana di dalam kelas cukup ramai, sehingga mengganggu konsentrasi belajar siswa yang menyebabkan motivasi siswa untuk belajar menjadi kurang. Tabel 5.23 Hasil Analisis Angket Minat Siswa Terhadap Model Pembelajaran Tipe Jigsaw Siklus II No Skor Kategori 1 32 Berminat 2 38 Berminat 3 34 Berminat 4 39 Berminat 5 37 Berminat 6 46 Berminat 7 32 Berminat 8 42 Berminat 9 39 Berminat 10 38 Berminat 11 35 Berminat 12 38 Berminat 13 40 Berminat 14 40 Berminat 15 39 Berminat 16 - - 17 46 Berminat 18 41 Berminat 19 49 Berminat 20 - - 21 34 Berminat 22 39 Berminat 23 43 Berminat 24 47 Berminat 25 40 Berminat 26 38 Berminat 27 - - 28 33 Berminat 29 45 Berminat 30 38 Berminat 31 - - 32 47 Berminat 33 36 Berminat 34 38 Berminat Jumlah Siswa : 30 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berminat : 100 lampiran 11b, hal: 213 Penggolongan Kelas Interval Skor Kategori 41-50 31-40 Berminat 21-30 Cukup berminat 11-20 0-10 Kurang berminat Motivasi belajar siswa yang secara umum dikategorikan baik sebagaimana tersaji pada tabel 5.22, didukung oleh hasil analisis minat siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagaimana tersaji pada tabel 5.23. Tabel 5.23 menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang tidak berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus kedua ini. Hal ini tampak bahwa sebesar 100 siswa berminat dalam pembelajaran kooperatfi tipe jigsaw pada siklus II ini. Terjadi peningkatan persentase minat sebesar 8,82 dari siklus I. Menurut pendapat peneliti, siswa semakin berminat mengikuti kegiatan belajar mengajar, karena metode ini baru dilakukan sekali sehingga siswa belum jenuh melakukan metode yang sama untuk kedua kalinya. Berdasarkan hasil angket, metode ini membuat siswa merasa tertantang untuk berpikir, berani dan bersaing secara sehat dalam mengeluarkan pendapat sehingga menumbuhkan minat dalam diri siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar merupakan pemahaman pengetahuanketerampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Yang dimaksud dengan prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah hasil perolehan nilai siswa dalam mengerjakan kuis yang dilakukan setelah pembahasan selesai. Berikut ini disajikan tabel tentang hasil analisis ketuntasan belajar siswa pada siklus II: Tabel 5.24 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Sikus II KelasSemester : XCI Mata Pelajaran : Ekonomi Standar Kompetensi : Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi, konsumen dan produsen. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan pola perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi Tanggal Evaluasi : 24 Oktober 2007 Ketuntasan Belajar No Nama Nilai Tuntas Belum Standar 1 Yuliana Sukmawati 8,7 √ ≥ 6,5 2 Andry Dyah P 9 √ ≥ 6,5 3 Bernadid Ukir R 4,3 √ ≥ 65 4 Cicilia Ika Evi W 6,3 √ ≥ 65 5 Elisabeth Novita S 4,3 √ ≥ 65 6 Emilisa Rosina W 8,7 √ ≥ 65 7 Diani Priscilia 8,7 √ ≥ 65 8 Fransisca Kusuma 10 √ ≥ 65 9 Gisela Ika Herdhani 10 √ ≥ 65 10 Helga Deo Yollenta 8,7 √ ≥ 65 11 Hotmauli Florensia 7 √ ≥ 65 12 Jeanne Maria P 10 √ ≥ 65 13 Kristina Mega Ayu P 8,7 √ ≥ 65 14 Lucia Ari W 7,7 √ ≥ 65 15 Lucia Sumarningsih 4,3 √ ≥ 65 16 Maria Aditya Dwi P - - - 17 Maria Yuliana Putri 8,7 √ ≥ 65 18 Mariana Esti 7,7 √ ≥ 65 19 Marlen Arisandy S 7,7 √ ≥ 65 20 Oktavia Terry Y - - - 21 Paulin Marcellina S 10 √ ≥ 65 22 Regina Ratih R 8,7 √ ≥ 65 23 Rezky Putriyanti M 6,7 √ ≥ 65 24 Rina Sugianto 10 √ ≥ 65 25 Riscky Ellya Y 10 √ ≥ 65 26 Rosi Susanti 7,7 √ ≥ 65 27 Sarah Milandi Putri - - - 28 Shafura Febriana 6,7 √ ≥ 65 29 Teresa Laura Kristi 10 √ ≥ 65 30 Tri Julian Dewi S 10 √ ≥ 65 31 Triana Puspita Sari - - - 32 Widya Fabiola C.R 7,7 √ ≥ 65 33 Yulia Fianti 10 √ ≥ 65 34 Yulia Yozephin M 9 √ ≥ 65 Jumlah Siswa 30 Jumlah siswa yang tuntas secara individu 26 Persentase ketuntasan kelas 86,67 Kriteria Ketuntasan Kelas Sudah Tuntas Sumber: lampiran 12 hal: 216 Sementara pada tabel berikut disajikan mengenai analisis indeks kesukaran soal pada siklus II: Tabel 5.25 Analisis Indeks Kesukaran Soal Siklus II No No. Item 1 2 3 1 6 10 10 2 7 10 10 3 6 3 3 4 6 10 3 5 6 3 3 6 6 10 10 7 6 10 10 8 10 10 10 9 10 10 10 10 6 10 10 11 8 3 3 12 10 10 10 13 6 10 10 14 10 3 10 15 6 3 3 16 - - - 17 6 10 10 18 10 10 3 19 10 10 3 20 - - - 21 10 10 10 22 6 10 10 23 7 10 3 24 10 10 10 25 10 10 10 26 10 10 3 27 - - - 28 7 10 3 29 10 10 10 30 10 10 10 31 - - - 32 10 10 3 33 10 10 10 34 7 10 10 Total Skor 232 265 223 Jumlah siswa x 10 300 300 300 Indeks Kesukaran 0,7 0,8 0,7 Kategori Sedang Mudah Sedang Perhitungan : P = B JS Keterangan : P = Indeks Kesukaran B = Skor siswa yang menjawab benar JS = Jumlah siswa peserta tes Tabel 5.25 menunjukkan hasil prestasi belajar siswa yang dilaksanakan dalam bentuk kuis. Tampak pada tabel bahwa sebesar 86,67 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI siswa tuntas dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus II. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 sebesar 26 orang 86.67 dan siswa yang memperoleh nilai ≤ 65 sebesar 2 orang 13.33. Menurut pendapat peneliti, materi yang disajikan cukup mudah sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal kuis dan nilai yang diperoleh siswa cukup baik. Fakta tersebut didukung dengan adanya analisis butir soal yang tampak pada tabel 5,24. Tabel tersebut menunjukkan bahwa indeks kesukaran pada item soal nomor 1 sebesar 0,7 dan termasuk dalam kategori soal sedang, item soal nomor 2 sebesar 0,8 dan termasuk dalam kategori soal mudah, serta item soal nomor 3 sebesar 0,7 dan termasuk dalam kategori soal sedang. Skor yang diperoleh pada siklus II lebih rendah dibandingkan dengan siklus I. Bila di lihat dari perolehan skor siklus I, terdapat penurunan sebesar 7,45. Soal yang disajikan sebenarnya cukup mudah, hanya saja kekurangtelitian siswa dalam mencerna soal dan menggambar diagram menyebabkan 4 orang siswa mendapat nilai dibawah standar. Secara umum dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus II berdampak pada pencapaian prestasi belajar siswa yang tuntas. 3. Siklus III a. Partisipasi Partisipasi merupakan suatu proses belajar yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok orang yang terkait mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal tersebut. Partisipasi belajar juga merupakan keterlibatan siswa dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI proses pembelajaran yang dapat terjadi di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Yang dimaksud dengan partisipasi dalam penelitian ini adalah keterlibatan siswa selama proses diskusi dalam kelompok. Tabel 5.26 Penilaian Partisipasi Diskusi Kelompok Siklus III No Keterangan Skor Nilai Kategori 1 Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi 1 Kurang 2 Mengikuti kegiatan diskusi secara aktif 3 Baik 3 Mengambil giliran dan berbagi tugas dalam pengerjaan tugas 3 Baik 4 Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan 4 Amat Baik 5 Menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok 3 Baik Skor Rata-rata 2,8 Nilai Kategori Baik Sumber: lampiran 6c, hal: 190 Keterangan : Skor Nilai Mutu 3.1 – 4 Amat Baik 2.1 – 3 Baik 1.1 – 2 Cukup 0 - 1 Kurang Tabel 5.26 menunjukkan lima komponen yang dilatihkan dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Keterampilan yang memperoleh skor tertinggi terletak pada menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban-jawaban yang disajikan siswa sangat sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan. Pada komponen pertama seluruh perhatian siswa diarahkan pada materi diskusi diberi skor 1. Hal ini dikarenakan pada saat guru menjelaskan materi mengenai hubungan antar pelaku ekonomi, ada beberapa orang siswa yang tidak memperhatikan dan mengobrol dengan temannya. Disamping itu, siswa tidak menyukai materi pelaku ekonomi sehingga siswa acuh tak acuh mendengarkan penjelasan guru. Meskipun ada beberapa siswa yang pasif, namun pada saat diskusi siswa turut aktif berperan dalam berbicara, menyatakan pendapat dan pemikiran dalam diskusi sehingga tergolong dalam kategori baik. Komponen ketiga termasuk ke dalam kategori baik karena siswa turut mengambil giliran dan berbagi tugas secara merata. Komponen kelima tergolong ke dalam kategori baik. Meskipun siswa mempunyai jawaban beragam, tetapi siswa bisa menghargai dan mau mendengarkan pendapat teman kelompoknya. Skor yang diperoleh pada siklus III lebih tinggi dibandingkan dengan siklus II. Jika dibandingkan dengan siklus II, maka ada peningkatan sebesar 0,2. Peningkatan ini terletak pada aspek nomor 3 yakni siswa mengambil giliran dan berbagi tugas. Berbeda dengan siklus II dimana siswa tidak berbagi tugas dalam pengerjaan tugas, pada siklus III ini siswa sudah mengambil giliran dan berbagi tugas sehingga waktu yang digunakan lebih efisien. b. Motivasi Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.terjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pada diri siswa. Berikut ini disajikan tabel tentang hasil analisis angket motivasi belajar siswa pada siklus III: Tabel 5.27 Hasil Analisis Angket Motivasi Siswa Terhadap Model Pembelajaran Tipe Jigsaw Siklus III No Skor Kategori 1. 59 Cukup 2. - - 3. 65 Cukup 4. 88 BaikTinggi 5. 75 BaikTinggi 6. 85 BaikTinggi 7. 65 Cukup 8. 87 BaikTinggi 9. 67 BaikTinggi 10. 71 BaikTinggi 11. 67 BaikTinggi 12. 76 BaikTinggi 13. 67 BaikTinggi 14. 75 BaikTinggi 15. 73 BaikTInggi 16. 73 - 17. 80 BaikTinggi 18. 76 BaikTinggi 19. 84 BaikTinggi 20. 71 - 21. 79 BaikTinggi 22. 74 BaikTinggi 23. 84 BaikTinggi 24. 85 BaikTinggi 25. 70 BaikTinggi 26. 85 - 27. 85 BaikTinggi 28. 72 BaikTinggi 29. 80 BaikTinggi 30. 73 BaikTinggi 31. 74 BaikTinggi 32. - - 33. 58 Cukup 34. 74 BaikTinggi 87,5 Motivasi tinggibaik 12,5 Motivasi Cukup Sumber: lampiran 10c, hal: 208 Penggolongan Kelas Interval Skor Kategori 81-100 66-80 Motivasi tinggi 56-79 Motivasi cukup 46-55 0-45 Motivasi kurang Tabel 5.27 menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang tidak mempunyai motivasi dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw . Hal ini ditunjukkan dengan perolehan skor sebesar 94,12 siswa mempunyai motivasi yang tinggibaik dan 5,88 siswa memiliki motivasi yang cukup. Bila motivasi belajar siswa pada kategori baiktinggi siklus III dibandingkan dengan siklus II, maka terdapat penurunan sebesar 5,83. Peneliti menduga bahwa siswa mengalami sedikit kejenuhan dalam mengikuti proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di setiap pertemuan pembelajaran ekonomi. Oleh sebab itu, motivasi belajar siswa mengalami penurunan yang tidak signifikan di setiap siklusnya. Sementara berikut ini disajikan tabel tentang hasil analisis angket minat siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw: Tabel 5.28 Hasil Analisis Angket Minat Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus III No Skor Kategori 1 34 Berminat 2 - - 3 37 Berminat 4 40 Berminat 5 33 Berminat 6 46 Berminat 7 32 Berminat 8 42 Berminat 9 38 Berminat 10 40 Berminat 11 31 Berminat 12 40 Berminat 13 36 Berminat 14 39 Berminat 15 37 Berminat 16 36 Berminat 17 42 Berminat 18 40 Berminat 19 48 Berminat 20 40 Berminat 21 36 Berminat 22 36 Berminat 23 45 Berminat 24 46 Berminat 25 31 Berminat 26 50 Berminat 27 47 Berminat 28 39 Berminat 29 43 Berminat 30 35 Berminat 31 35 Berminat 32 - - 33 33 Berminat 34 33 Berminat Jumlah Siswa : 32 Berminat : 100 lampiran 11c, hal: 215 Penggolongan Kelas Interval Skor Kategori 41-50 Sangat Berminat 31-40 Berminat 21-30 Cukup Berminat 11-20 Kurang Berminat 0-10 Tidak Berminat Motivasi belajar siswa yang secara umum dikategorikan baik sebagaimana tersaji pada tabel 5.27, didukung oleh hasil analisis minat siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagaimana tersaji pada tabel 5.28. Tabel 5.28 menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang tidak berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus ketiga ini. Hal ini tampak bahwa sebesar 100 siswa berminat mengikuti pembelajaran kooperatfi tipe jigsaw . Walaupun siswa tidak menyukai materi pelaku konsumen pada siklus III , namun siswa masih mempunyai minat terhadap pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Berdasarkan hasil angket, metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw membuat siswa merasa tertantang untuk berpikir, berani dan bersaing secara sehat dalam mengeluarkan pendapat sehingga menumbuhkan minat dalam diri siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. c. Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar merupakan pemahaman pengetahuanketerampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Yang dimaksud dengan prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah hasil perolehan nilai siswa dalam mengerjakan kuis yang dilakukan setelah pembahasan selesai. Berikut ini disajikan tabel tentang hasil analisis ketuntasan belajar siswa pada siklus III: Tabel 5.29 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus III KelasSemester : XCI Mata Pelajaran : Ekonomi Standar Kompetensi : Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi, konsumen dan produsen. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan pola perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi Tanggal Evaluasi : 31 Oktober 2007 Ketuntasan Belajar No Nama Nilai Tuntas Belum Standar 1 Yuliana Sukmawati 4 √ ≥ 6,5 2 Andry Dyah P - - - - 3 Bernadid Ukir R 4,5 √ ≥ 65 4 Cicilia Ika Evi W 5 √ ≥ 65 5 Elisabeth Novita S 7,5 √ ≥ 65 6 Emilisa Rosina W 8,5 √ ≥ 65 7 Diani Priscilia 8,5 √ ≥ 65 8 Fransisca Kusuma 7,5 √ ≥ 65 9 Gisela Ika Herdhani 5 √ ≥ 65 10 Helga Deo Yollenta 4 √ ≥ 65 11 Hotmauli Florensia 3,5 √ ≥ 65 12 Jeanne Maria P 6,5 √ ≥ 65 13 Kristina Mega Ayu P 6,5 √ ≥ 65 14 Lucia Ari W 8,5 √ ≥ 65 15 Lucia Sumarningsih 5,5 √ ≥ 65 16 Maria Aditya Dwi P 5,5 √ ≥ 65 17 Maria Yuliana Putri 7,5 √ ≥ 65 18 Mariana Esti 6,5 √ ≥ 65 19 Marlen Arisandy S 9 √ ≥ 65 20 Oktavia Terry Y 7,5 √ ≥ 65 21 Paulin Marcellina S 5 √ ≥ 65 22 Regina Ratih R 9 √ ≥ 65 23 Rezky Putriyanti M 10 √ ≥ 65 24 Rina Sugianto 6,5 √ ≥ 65 25 Riscky Ellya Y 3,5 √ ≥ 65 26 Rosi Susanti 5 √ ≥ 65 27 Sarah Milandi Putri 10 √ ≥ 65 28 Shafura Febriana 10 √ ≥ 65 29 Teresa Laura Kristi 7,5 √ ≥ 65 30 Tri Julian Dewi S 4,5 √ ≥ 65 31 Triana Puspita Sari 7,5 √ ≥ 65 32 Widya Fabiola C.R - - - 33 Yulia Fianti 6,5 √ ≥ 65 34 Yulia Yozephin M 6,5 √ ≥ 65 Jumlah Siswa 32 Jumlah siswa yang tuntas secara individu 20 Persentase ketuntasan kelas 62,5 Kriteria Ketuntasan Kelas Belum Tuntas lampiran 12, hal : 216 Sementara pada tabel berikut disajikan temtang analisis indeks kesukaran soal pada siklus III: Tabel 5.30 Analisis Indeks Kesukaran No. Urut Siswa No. Item 1 2 1. 4 4 2. - - 3. 4 5 4. 6 4 5. 8 7 6. 8 9 7. 8 9 8. 8 7 9. 6 4 10. 4 4 11. 4 3 12. 8 5 13. 8 5 14. 8 9 15. 6 5 16. 6 5 17. 8 7 18. 8 5 19. 8 10 20. 8 7 21. 6 4 22. 8 10 23. 8 12 24. 8 5 25. 4 3 26. 6 4 27. 8 12 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. 8 12 29. 8 7 30. 4 5 31. 8 7 32. - - 33. 8 5 34. 8 5 Total Skor 220 205 Jumlah siswa x 10 320 320 Indeks Kesukaran 0,7 0,6 Kategori Sedang Sedang Perhitungan : P = B JS Keterangan : P = Indeks Kesukaran B = Skor siswa yang menjawab benar JS = Jumlah siswa peserta tes Tabel 5.29 menunjukkan hasil prestasi belajar siswa berdasarkan pada hasil analisis ketuntasan belajar siswa. Tampak pada tabel bahwa sebesar 62.5 siswa belum tuntas dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus III. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 sebesar 20 orang 32,5 dan siswa yang memperoleh nilai ≤ 65 sebesar 12 orang 37,5. Menurut pendapat peneliti, hal ini disebabkan oleh siswa kurang memperhatikan penjelasan materi oleh guru mengenai hubungan antar pelaku ekonomi di awal pembelajaran. Soal yang disajikan dalam kuis sebenarnya tidak sukar. Fakta ini diperkuat dengan adanya analisis butir soal yang tampak pada tabel 5.30. Tabel tersebut menunjukkan bahwa indeks kesukaran pada item soal nomor 1 sebesar 0,7 dan termasuk dalam kategori PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI soal sedang. Indeks kesukaran item soal nomor 2 sebesar 0,6 dan termasuk dalam kategori soal sedang. Peneliti menduga bahwa kurangnya perhatian siswa pada penjelasan materi yang dilakukan guru di awal pembelajaran menyebabkan 12 orang siswa mendapat nilai dibawah standar. Bila dibandingkan dengan siklus II, maka ada penurunan tingkat ketuntasan belajar sebesar 24,17. Peneliti menduga bahwa besarnya penurunan persentase ketuntasan belajar selain disebabkan oleh siswa yang tidak fokus terhadap penjelasan materi yang disampaikan oleh guru, penurunan tersebut juga disebabkan oleh ketidaktertarikan siswa terhadap materi pelaku ekonomi pada siklus III. Secara umum dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berdampak pada pencapaian prestasi belajar siswa yang belum tuntas. Berdasarkan hasil analisis pada masing-masing siklus di atas, maka secara ringkas analisis tingkat partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 5.31 Hasil Analisis Tingkat Partisipasi, Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Komponen Hasil Analisis Keterangan Siklus I Siklus II Siklus III Partisipasi 3,4 2,6 2,8 Partisipasi dalam diskusi kelompok Motivasi 94,12 93,33 87,55 Jumlah siswa yang mempunyai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI motivasi tinggibaik Prestasi 94,12 86,67 62,5 Persentase ketuntasan belajar Tabel 5.31 menunjukkan hasil analisis peningkatan partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa pada masing-masing siklus. Capaian skor tingkat partisipasi pada siklus I sebesar 3,4 pada kategori amat baik, siklus II 2,6 pada kategori baik, dan siklus III 2,8 pada kategori baik Berdasarkan perolehan skor, maka tingkat partisipasi mengalami penurunan di siklus ke II dan meningkat lagi pada siklus III. Siklus I merupakan awal diperkenalkannya metode kooperatif tipe jigsaw kepada siswa kelas XC. Oleh sebab itu, seluruh siswa sangat memperhatikan penjelasan guru dan antusias mengikuti tahap-tahap pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sehingga skor partispasi siswa dalam diskusi kelompok pada siklus I masuk ke dalam kategori amat baik. Berbeda dengan siklus I, pada siklus II tingkat partisipasi siswa mengalami penurunan sebesar 0,8. Pada saat diskusi kelompok, hampir semua siswa tidak membagi-bagi tugas dalam pengerjaan soal, sehingga waktu siswa tersita pada bagian soal mengambar dan membuat kurva. Hal ini merupakan sebab turunnya tingkat partisipasi siswa pada siklus II. Pada siklus III, tingkat partisipasi siswa mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan dari siklus II. Pada Siklus III, siswa kembali menerapkan pola pembagian giliran dan pembagian tugas seperti pada siklus I, sehingga capaian skor partisipasi siswa pada siklus III mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus II. Tingkat motivasi siswa berada pada kategori baik. Hal ini berdasarkan capaian skor pada siklus I sebesar 94,12, siklus II 93,33 , dan siklus III 87,55. Meskipun tingkat motivasi mengalami penurunan pada setiap siklusnya, namun tingkat motivasi tersebut masih berada dalam kategori baik. Berdasarkan hasil angket, bahwa masing-masing siswa memiliki motivasi tinggi untuk belajar. Capaian skor pada tingkat prestasi belajar siswa mengalami penurunan pada setiap siklus berturut-turut yaitu 94,12, 86,67, dan 62,5. Pada siklus I, materi dengan pokok bahasan perilaku produsen dianggap mudah karena mengulang materi tingkat SLTP. Pada siklus II, materi yang disajikan cukup mudah. Namun kekurangtelitian siswa dalam mengerjakan soal kuis menyebabkan beberapa siswa mendapat nilai dibawah standar. Pada siklus III, siswa kurang menyukai materi pelaku ekonomi sehingga pada saat guru menjelaskan materi di awal pembelajaran siswa acuh tak acuh dan mengobrol dengan temannya. Hal ini mengakibatkan 12 orang yang siswa memperoleh di bawah standar. Adapun tingkat keberhasilan partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran ekonomi berdasarkan pelaksanaan tindakan dapat disajikan dalam tabel berikut ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5.32 Indikator Keberhasilan Tindakan dalam Siklus pertama, Siklus Kedua, dan Siklus Ketiga Komponen Indikator Keberhasilan Tindakan Deskriptor Instrumen Siklus I Siklus II Siklus III Partisipasi siswa dalam diskusi kelompok 3,4 2,6 2,8 Jumlah perolehan skor dibagi jumlah komponen yang dilatihkan Lembar pengamatan partisipasi siswa dalam diskusi kelompok Motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran 94,12 93,33 87,55 Jumlah siswa yang memiliki motivasi dibagi jumlah siswa Angket pengamatan terhadap siswa Prestasi belajar siswa dalam mengerjakan kuis 94,12 86,67 62,5 Jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas 65 dibagi jumlah seluruh siswa Lembar pengamatan terhadap tingkat daya serap siswa Tabel 5.32 menunjukkan indikator keberhasilan tingkat partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa melalui penerapan proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berdasarkan pelaksanaan tindakan. Kriteria keberhasilan PTK dapat diterapkan antara lain dengan menggunakan prinsip belajar tuntas yaitu 75. Apabila tingkat perbaikan yang diharapkan dalam hal ini partisipasi mencapai skor minimal 2,1 dan motivasi serta prestasi belajar siswa tercapai minimal 75, maka pencapaian itu dapat dikatakan memenuhi kriteria. Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa tingkat partisipasi siswa dalam diskusi kelompok masing-masing siklus berturut-turut memperoleh skor 3,4, 2,6, dan 2,8 dan masuk ke dalam kategori amat baik, baik, dan baik. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi siswa dalam diskusi kelompok sudah memenuhi kriteria keberhasilan PTK. Jika dilihat dari perolehan skor yang dicapai di setiap siklusnya, maka dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada tingkat partisipasi belajar siswa dalam penelitian ini berfluktuasi. Motivasi belajar siswa pada siklus I adalah 94,12, siklus II 93,33, dan siklus III 87,55. Berdasarkan capaian skor yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa sudah memenuhi dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw belum meningkatkan motivasi belajar siswa. Tingkat prestasi belajar siswa pada siklus I mencapai skor 94,12, siklus II sebesar 86,67, dan siklus III sebesar 62,5. Berdasarkan capaian skor, prestasi belajar siswa sudah memenuhi kriteria belajar tuntas pada siklus I dan II. Namun pada siklus III, prestasi belajar belum tuntas karena memperoleh skor dibawah standar. siswa. Penurunan prestasi belajar siswa diduga disebabkan oleh faktor siswa itu sendiri. Materi bukan merupakan faktor yang dominan penyebab turunnya prestasi belajar siswa. Materi perilaku produsen pada siklus I memang cukup mudah karena materi tersebut sudah pernah diperoleh siswa sebelumnya sewaktu berada di bangku SLTP. Materi pada siklus II dan III juga bukan merupakan materi yang sulit. Hal ini tampak dari hasil analisis indeks kesukaran soal yang menyatakan bahwa tidak ada soal yang sukar. Ketidakfokusan siswa terhadap penjelasan guru, kekurangtelitian siswa dalam mengerjakan soal kuis serta ketidaktertarikan siswa terhadap materi yang diajarkan merupakan penyebab turunnya prestasi belajar siswa. Dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran ekonomi belum dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat partisipasi siswa dalam kelompok pada siklus I 3,4, siklus II 2,6, dan siklus III 2,8. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam mata pelajaran ekonomi pada tingkat partisipasi belajar siswa berfluktuasi. 2. Tingkat motivasi pada siklus I sebesar 94,12 tinggi, siklus II 93,33 dan siklus III sebesar 87,55 tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran ekonomi dalam penelitian ini belum dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 3. Tingkat prestasi belajar siswa pada siklus I sebesar 94,12 tuntas, siklus II 86,67 tuntas dan siklus III sebesar 62,5 belum tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran ekonomi belum dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 140 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Saran

Adapun saran bagi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta khususnya dan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian berikutnya pada umumnya adalah sebagai berikut: 1. Perlu persiapan yang lebih baik dalam hal perangkat pembelajaran yang digunakan dan skenario pembelajaran yang akan diterapkan. Hal ini untuk menghindari missed understanding antara peneliti dengan guru mitra 2. Materi yang disajikan sebaiknya tidak terlalu banyak. Hal ini dilakukan agar siswa dapat memahami materi dengan baik. 3. Pentingnya menyusun alokasi waktu yang efektif dan efisien di setiap tahap pembelajaran. Pengaturan waktu sebaiknya disesuaikan dengan perkiraan waktu yang dibutuhkan di setiap tahap pembelajaran. Hal ini dilakukan agar pembelajaran kooperatif dapat berjalan tertib dan lancar sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. 4. Pentingnya penjelasan yang sistematis dari guru kepada siswa di awal perkenalan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang merupakan metode baru bagi siswa. Guru menjelaskan tentang arti, maksud dan tujuan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, memaparkan prosedur mulai dari pembentukkan kelompok asal dan kelompok ahli, pembagian materi, pembahasan sampai dengan pelaksanaan kuis di akhir pembelajaran. Hal ini dilakukan agar siswa tidak mengalami kebingungan pada saat metode diterapkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Peneliti perlu melakukan observasi beberapa kali. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat menemukan permasalahan yang sesungguhnya terjadi di dalam kelas. 6. Ketepatan dalam memilih metode pembelajaran kooperatif. Peneliti perlu memilih metode pembelajaran yang tepat agar permasalahan yang ada di kelas dapat teratasi.

C. KETERBATASAN PENELITIAN

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah: Pengukuran partisipasi hanya dilakukan pada saat diskusi kelompok ahli. Akibatnya dalam penelitian ini tidak ada penilaian tentang bagaimana cara siswa menyampaikan informasi yang diperoleh dari kelompok ahli ke dalam kelompok asal. Apakah informasi yang disampaikan sudah benar dan sesuai dengan apa yang diperoleh dari kelompok ahli serta berguna bagi si penerima informasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara Dimyati, Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Fajar, A. 2005. Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di ruang-ruang kelas . Jakarta: PT. Grasindo Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research 2 nd ed.. Buckingham: Open University Press. Kornelis. 2007. 26 Januari. Natboho. Pembelajaran Guru. Kompas, hlm. 12. Mikkelsen, B. 2003. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan. Jakarta: Yayasan Obor. Pranowo, dkk. 1996. Teknik Menulis Makalah Seminar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Slavin, R. E. 1995. Cooperative Learning: Theory Research, and Practice 2 nd . Ed. Boston: Allyn and Bacon. Solihatin, Etin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS . Jakarta: PT. Bumi Aksara. Susento. 2007. “Konsep Penelitian Tindakan Kelas”. Makalah disajikan dalam Seminar Pendidikan. Program Studi Pendidikan Akuntansi, FKIP, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 16 Mei 2007 Tantra, D. K. 2006. Konsep Dasar dan Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas. Bahan Pelatihan Dosen LPTK. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, Diknas. Waluyo, G.B. “Penelitian Tindakan Kelas Untuk Memperbaiki Kinerja Guru”. Majalah Educare No.12III Edisi Maret 2007. Jakarta Winkel, W.S. 1989. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta Wiriaatmaja, R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 TRUNUH Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Trunuh Kec

0 1 15

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 5 31

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XF SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

1 9 273

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dalam pembelajaran ekonomi untuk meningkatkan prestasi belajar belajar siswa : studi kasus pada siswa kelas X SMA Stella Duce I Yogyakarta.

0 4 195

Peningkatan pemahaman siswa melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD pada mata pelajaran akuntansi SMA : studi kasus siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2.

1 4 188

Peningkatan partisipasi dan motivasi siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dalam mata pelajaran ekonomi : studi kasus siswa kelas XC SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

0 0 241

PENINGKATAN PARTISIPASI, MOTIVASI, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Studi Kasus Siswa Kelas XC SMA Stella Duce 2 Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mempe

0 3 241

Peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta pada pokok bahasan zat dan wujudnya melalui pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Jigsaw II - USD Repository

0 0 287

Peningkatan partisipasi dan motivasi siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dalam mata pelajaran ekonomi : studi kasus siswa kelas XC SMA Stella Duce 2 Yogyakarta - USD Repository

0 0 239

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XF SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI

0 0 271