43 Model pembelajaran dalam perkembangannya, berkembang
menjadi banyak. Terdapat model pembelajaran yang kurang baik dipakai dan diterapkan, namun ada model pembelajaran yang baik untuk diterapkan.
Ciri-ciri model pembelajaran yang baik adalah sebagai berikut Fathurrohman, 2015:31 :
1 adanya keterlibatan intelektual-emosional peserta didik melalui
kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap; 2
adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan model pembelajaran;
3 guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator, dan motivator
kegiatan belajar peserta didik; 4
penggunaan berbagai metode, alat, dan media pembelajaran. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah suatu prosedur yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas yang disesuaikan dengan materi
pembelajaran.
2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif
Slavin 2015:4 mengemukakan pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, siswa diharapkan
dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk
44 mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup
kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Selanjutnya, Rusman 2014:202 menjelaskan pembelajaran
kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, secara kolaboratif yang
anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pada hakikatnya, cooperative learning sama
dengan kerja kelompok. Walaupun tidak semua belajar kelompok dikatakan cooperative learning, seperti dijelaskan Abdulhak dalam Rusman,
2014:203 bahwa pembelajaran cooperative dilaksanakan melalaui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman
bersama diantara peserta belajar itu sendiri. Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi
yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan guru multi way traffic comunication. Untuk mencapai hasil yang
maksimal, Anita Lie 2008:31 menyebutkan terdapat lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan yaitu:
1 saling ketergantungan positif, yaitu keberhasilan dalam penyelesaian
tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok; 2
tanggung jawab perseorangan, yaitu setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam
kelompok;
45 3
tatap muka, yaitu memberikan kesempatan kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk
saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain; 4
komunikasi antaranggota, yaitu melatih siswa untuk berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran;
5 evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi
kelompok untuk mengevaluasi proses kerja dan hasil kerja sama mereka.
Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang mempunyai ciri-ciri: 1
memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat seperti fakta; keterampilan, nilai, konsep, dan cara hidup serasi dengan sesama; dan 2
pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai Suprijono 2012:58. Model pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Slavin 2015:4-5 mengemukakan ada
banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki jalur utama praktik pendidikan. Alasan-alasan tersebut adalah sebagai berikut :
1 penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pencapaian
prestasi siswa, dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antarkelompok, penerimaan terhadap teman
sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri;
46 2
tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berpikir, menyelesaikan masalah dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan
kemampuan dan pengetahuan mereka; 3
pembelajaran kooperatif dapat diaplikasikan untuk semua jenis kelas, termasuk kelas-kelas khusus untuk anak-anak berbakat, kelas
pendidikan khusus, dan bahkan untuk kelas dengan tingkat kecerdasan “rata-rata”, dan khususnya sangat diperlukan dalam kelas heterogen
dengan berbagai tingkat kemampuan; 4
mengembangkan hubungan antara siswa dari latar belakang etnik yang berbeda.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerja
sama kelompok dalam pembelajaran yang menekankan hubungan antarsiswa, terbentuknya sikap dan perilaku demokratis serta tumbuhnya
produktivitas kegiatan belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe, namun pada penelitian ini hanya difokuskan pada
model kooperatif tipe Group Investigation.
2.1.7 Model Kooperatif Tipe Group Investigation