Hipotesis Ketiga Pembahasan Hasil Analisis Data Prestasi Kognitif

commit to user 140 dan bias menjawab ketidaktahuannya. Sehingga anak yang keingintahuannya tinggi akan lebih banyak dan lebih dulu tahu daripada anak yang keingintahuannya rendah. Hal ini berarti siswa yang tingkat keingintahuannya tinggi memiliki motivasi belajar dan berprestasi lebih kuat daripada yang tingkat keingintahuannya rendah. Menurut Oemar Hamalik, siswa yang memiliki keingintahuan yang tinggi akan sangat sensitive terhadap rangsangan yang mengenainya, sehingga sangat mudah diberi pelajaran atau pengetahuan baru, dan akan tahu lebih banyak daripada siswa yang keingintahuannya rendah.

c. Hipotesis Ketiga

H : tidak ada pengaruh gaya berpikir linier dan non linier acak terhadap prestasi belajar siswa. H 1 : ada pengaruh gaya berpikir linier dan non linier acak terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis pengaruh gaya berpikir terhadap prestasi belajar fisika menunjukkan F obs = 0,6803 Fα atau P-value gaya berpikir 0,412 0,05, maka Ho tidak ada pengaruh prestasi belajar antara siswa yang mempunyai gaya berfikir linier dan gaya berfikir acak diterima P 0,05 ditolak berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai gaya berfikir linier dan gaya berpikir acak. Data penelitian juga menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar fisika siswa yang memiliki gaya commit to user 141 berpikir acak 73 lebih baik jika dibandingkan dengan rata-rata nilai siswa yang memiliki gaya berpikir linier 70. Dari hipotesis ketiga, disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara pembelajaran model Team Game and Tournament menggunakan permainan wordsquare dan permainan crossword terhadap prestasi belajar kognitif siswa. Hal ini berarti penggunaan model pembelajaran team game and tournament menggunakan permainan wordsquare dan permainan crossword tidak berpengaruh meningkatkan prestasi belajar fisika pada materi pokok alat-alat optik. Meskipun berdasarkan hipotesis pertama dan kedua, media permainan wordsquare dan permainan crossword dan keingintahuan siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar fisika. Siswa yang memiliki gaya berpikir linier dan gaya berpikir acak, apapun media pembelajaran yang digunakan, baik permainan wordsquare dan permainan crossword, dan siswa yang memiliki keingintahuan tinggi tetap akan memperoleh nilai prestasi belajar fisika lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki keingintahuan rendah. Dengan catatan siswa yang menggunakan permainan wordsquare lebih baik daripada siswa yang diberi permainan crossword, meskipun gaya berpikirnya tidak mempengaruhi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi interaksi antara media pembelajaran dengan gaya berpikir siswa. Hal ini dimungkinkan karena banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar siswa, baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar diri siswa, selain faktor media pembelajaran dan gaya berpikir siswa yang digunakan dalam penelitian ini. Selain commit to user 142 itu, masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini sehingga peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor tersebut di luar kegiatan pembelajaran. Kesimpulan bahwa cara otak menyerap dan memproses informasi sesuai dengan gaya berpikir seseorang, pada penelitian ini tidak terjadi. Jadi pengetahuan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran akan diserap dan diproses oleh otak sesuai gaya berpikir siswa tersebut, tetapi gaya berpikir tidak berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Kemungkinan ada vaktor lain yang mempengaruhi gaya berpikir siswa. Hasil uji statistik anava menunjukkan bahwa ada perbedaan mean rerata prestasi kognitif antara dua kelompok, yakni kelompok gaya berpikir linier lebih baik dibandingkan dengan gaya berfikir acak jika diberikan permainan crossword, hal ini dikarenakan siswa pemikir linier dapat belajar dan lebih bisa memproses hasil belajar secara teratur, linier dan skuensial, meskipun bentuk permainannya sangat acak.

d. Hipotesis Keempat