Manajemen Program Jamkesda Premi Jamkesda

1. Mengelola kepesertaan yang meliputi pendaftaran, pemberian nomor identitas jaminan kesehatan sosial, mutasi, penghentian misalnya meninggal atau pindah permanen keluar daerah. 2. Melakukan pembayaran manfaat kepada peserta dan atau pembayaran kepada pihak pemberi pelayanan kesehatan. 3. Menghimpun iuran dari peserta langsung dan tidak langsung. 4. Mengelola dana yang dititipkan oleh peserta guna memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada peserta. 5. Membuat laporan kegiatan dan laporan keuangan secara transparan kepada seluruh stakeholder. 6. Melakukan pengembangan Jamkesda untuk meningkatkan kinerja Jamkesda.

2.3.5 Manajemen Program Jamkesda

Menurut Hendrartini 2009, secara umum manajemen program jaminan kesehatan daerah meliputi: 1. Aspek perencanaan Bapel jamkesda harus memiliki rencana pengelolaan program Jamkesda yang meliputi perencanaan pengembangan SDM, SIM, pengembangan kepesertaan, sistem verifikasi, sistem pembayaran PPK dan manajemen lainnya untuk menunjang operasional bapel yang efektif dan efisien. 2. Aspek pengorganisasian Dalam menjalankan program jamkesda, sebaiknya ada jalur struktur organisasi jamkesda yang jelas untuk membagi peran, tugas dan wewenang Universitas Sumatera Utara dalam program tersebut, termasuk hubungan bapel dengan dinkes setempat, pemda dan PPK. 3. Aspek pengendalian dan pengawasan Dalam struktur organisasi bapel harus ada badan yang melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaaan jamkesda. Badan pembina atau wali amanah merupakan salah satu badan yang dapat menjadi pengawas kebijakan penyelenggaraan dan pengelolaan dana jamkesda. 4. Aspek administrasi dan verifikasi klaim Penyelenggaraan sistem jamkesda menuntut administrasi keuangan dan pencatatan yang akurat. Bapel jamkesda harus mempunyai beberapa tenaga verifikator untuk melakukan verifikasi klaim yang meliputi verifikasi administratif kepesertaan, prosedur rujukan, dll dan verifikasi medis tindakan, diagnosis dan obat. 5. Aspek sistem informasi kesehatan Bapel jamkesda perlu mengembangkan sistem kepesertaan dan pelayanan kesehatan yang mampu mendukung implementasi program jamkesda. Mekanisme pelaporan juga harus diatur dari PPK maupun bapel ataupun bapim.

2.3.6 Premi Jamkesda

Premi adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan secara berkala oleh seseorang setelah mendaftarkan dirikeluarganya sebagai peserta yang jumlah dan waktu pengumpulannya ditetapkan atas dasar kesepakatan antara peserta dan badan penyelenggara. Perhitungan premi dilakukan untuk menentukan biaya yang akan Universitas Sumatera Utara dibebankan kepada masyarakat untuk melaksanakan program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat yang bersangkutan Hendrartini, 2009 Penentuan premi yang harus dibayarkan masyarakat harus ditetapkan dengan pertimbangan Hendrartini, 2009: 1. Asas kecukupan Untuk menjaga posisi keuangan yang aman, badan penyelenggara harus menetapkan premi yang cukup untuk menutupi semua biaya penyelenggaraan program, termasuk biaya pemeliharaan kesehatan dan biaya penyelenggaraan. Disamping itu, premi pun harus dapat memenuhi tujuan badan penyelenggara yaitu surplus yang nantinya dikembalikan untuk peningkatan pelayanan kesehatan. 2. Asas kewajaran Keseimbangan antara kualitas tingkat pelayanan dan kewajaran tingkat premi merupakan hal yang harus senantiasa dijaga. Premi yang terlalu tinggi akan mendorong penolakan masyarakat atas program jaminan kesehatan. Tingkat pelayanan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: fleksibilitas pelayanan kesehatan dan administrasi, efektifitas dan efisiensi penanganan pelayanan kesehatan, pengelolaan dan kendali biaya dan komunikasi dengan peserta dalam rangka penerapan prinsip-prinsip jaminan kesehatan. 3. Asas keadilan. Badan penyelenggara program jaminan kesehatan harus membebankan premi kepada peserta sesuai dengan perkiraan biaya yang diperlukan untuk menyelenggarakan program bagi peserta yang bersangkutan. Karena peserta Universitas Sumatera Utara pada dasarnya memiliki karakteristik resiko yang berbeda-beda, maka premi dapat berbeda sesuai dengan risiko.

2.3.7 Kepesertaan Jamkesda

Dokumen yang terkait

Hubungan Karateristik Dan Persepsi Masyarakat Tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Terhadap Keikusertaan Menjadi Peserta JKN Di Kota Medan Tahun 2014

4 51 157

hubungan karateristik dan persepsi masyarakat tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhadap keikusertaan menjadi peserta JKN di Kota Medan tahun 2014

19 72 157

Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) dengan Perilaku Merokok di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2015

7 64 124

Analisis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

20 192 114

Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dengan Perilaku Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotanopan Tahun 2014.

1 58 114

Analisis Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Umum (PJKU) Madani Kota Tanjung Balai

5 113 118

Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Oleh Puskesmas Batu VI Kecamatan Siantar

5 75 84

Respon Masyarakat Kota Sidikalang Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Oleh Rumah Sakit Umum

2 45 120

Pengaruh Persepsi Provider Swasta tentang Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Keikutsertaan Sebagai Provider Pratama BPJS Kesehatan di Kota Medan Tahun 2014

9 125 141

PELAKSANAAN PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN SLEMAN

0 4 88