Alat dan Jenis Penilaian Kerja Standar Instrumen Penilaian Kerja Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan

hal lain yang ada kaitannya melalui komunikasi dan dialog sehingga tecipta hubungan yang baik antara atasan dan bawahan.

2.3.8. Alat dan Jenis Penilaian Kerja

Berbagai macam alat ukur telah digunakan dalam pelaksanaan kerja keperawatan. Agar efektif, alat evaluasi sebaiknya dirancang untuk mengurangi bias, meningkatkan objektivitas, serta menjamin keabsahan dan ketahanan. Objektivitas yaitu kemampuan untuk mengalihkan diri sendiri secara emosional dari suatu keadaan untuk mempertimbangkan fakta, tanpa adanya penyimpangan oleh perasaan pribadi. Keabsahan diartikan sebagai tingkatan alat mengukur pokok isi, serta apa yang harus diukur. Alat pengukur yang digunakan dalam menilai pelaksanaan kerja dan tugas-tugas yang ada dalam deskripsi kerja dari kepala perawat, perlu dirinci satu-satu dan dilaksanakan secara akurat. Menurut Nursalam, 2001, jenis alat penilaian pelaksanaan kerja perawat yang umum digunakan ada lima yaitu: laporan bebas, pengukuran yang sederhana, checklist pelaksanaan kerja. 1. Laporan Tanggapan Bebas. Pemimpin atau atasan diminta memberikan komentar tentang kualitas pelaksanaan kerja bawahan dalam jangka waktu tertentu. Karena tidak adanya petunjuk yang harus dievaluasi, sehingga penilaian cenderung menjadi tidak sah. Alat ini kurang objektif karena mengabaikan satu atau lebih aspek penting, dimana penilaian hanya berfokus pada salah satu aspek. Universitas Sumatera Utara 2. Checklist Pelaksanaan Kerja Checklist terdiri atas daftar kriteria pelaksanaan kerja untuk tugas yang paling penting dalam deskripsi kerja karyawan, dengan lampiran formulir di mana penilai dapat menyatakan apakah bawahan dapat memperlihatkan tingkah laku yang diinginkan atau tidak.

2.3.9. Standar Instrumen Penilaian Kerja Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan

Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada klien, digunakan standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Standar praktik keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI 2000 yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan, yang meliputi: pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Standar I: Pengkajian Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Kriteria pengkajian keperawatan yang baik meliputi: a pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis, observasi, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang, b sumber data adalah klien, keluarga atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis dan catatan lain, c data yang dikumpulkan difokuskan untuk mengevaluasi: status kesehatan masa lalu, saat ini, bio-psiko-sosio dan spiritual, respon, harapan dan risiko-risiko tinggi Universitas Sumatera Utara masalah, d kelengkapan data dasar mengandung unsur LARB lengkap, akurat, relevan dan baru. Standar II: Diagnosis Keperawatan Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosa keperawatan. Kriteria proses meliputi: a proses diagnosa terdiri atas analisa, interpretasi data, identifikasi masalah klien dan perumusan diagnosis keperawatan, b diagnosis keperawatan terdiri dari: Problem P, Etiologi E, dan Sign S, atau terdiri dari Problem dan Etiologi tergantung jenis diagnosa keperawatan, c bekerjasama dengan klien, dan petugas kesehatan lainnya untuk memvalidasi diagnosa keperawatan, d melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data terbaru. Standar III: Perencanaan Keperawatan Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan klien. Kriteria proses ini meliputi: a perencanaan terdiri atas penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana tindakan keperawatan, b bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan, c perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien, d mendokumentasikan rencana keperawatan. Standar IV: Implementasi Keperawatan Perawat mengimplementasikan tindakan yang tela diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan. Kriteria implementasi keperawatan meliputi:a bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, b Universitas Sumatera Utara kolaborasi dengan tim kesehatan lain, c melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasai masalah klien, d memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep, ketrampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan yang digunakan, e mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respona klien. Standar V: Evaluasi Keperawatan Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam pencapaian tujuan, dan merevisi data dasar dan perencanaan. Proses ini meliputi: a menyususun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu, dan terus menerus, b menggunakan data dasar dan respons klien dalam mengukur perkembangan ke arah pencapaian tujuan, c memvalidasi dan menganalisis data baru dengan teman sejawat, d bekerjasama dengan klien, keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan, dan e mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan. Dengan standar asuhan keperawatan tersebut, maka pelayanan keperawatan menjadi lebih terarah sehingga mutu pelayanan keperawatan dapat ditingkatkan. 2.4. Proses Keperawatan. 2.4.1. Pengertian