Landasan Teoritis TINJAUAN KEPUSTAKAAN

sangat penting dan luas dalam praktek keperawatan dan terdiri dari beberapa aspek yakni: hukum, jaminan mutukualitas pelayanan, komunikasi, keuangan, pendidikan, penelitian dan akreditasi.

2.5. Landasan Teoritis

Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan merupakan pelayanan esensial dan sentral dari pelayanan rumah sakit dan kelangsungannya sangat di tentukan oleh kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi keperawatan sehingga pelayanan keperawatan dapat menjadi faktor penentu dalam keberhasilan suatu rumah sakit jika penataan sistem dan pengelolaannya dilakukan secara profesional, DepkesR.I, 2001. Menurut Miner dalam As’ad, 2004 mengartikan kinerja sebagai tingkat keberhasilan individu dalam melaksanakan pekerjaan. Ada beberapa variabel yang digunakan untuk menilai perilaku karyawan yang ditunjukkan dengan skor total, yaitu: 1 kualitas pekerjaan, 2 kuantitas pekerjaan, 3 ketepatan waktu kerja, 4 kerjasama dengan rekan sekerja. Kinerja juga merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika. Demikian juga terbentuknya budaya organisasi yang baik diharapkan dapat menunjang dan meningkatkan kinerja yang maksimal. Universitas Sumatera Utara Organisasi merupakan suatu kesatuan yang kompleks dan berusaha mengalokasikan sumber daya secara penuh demi tercapainya tujuan. Apabila suatu organisasi mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif. Salah satu tujuan organisasi adalah peningkatan budaya organisasi pegawai. Budaya organisasi merupakan kepribadian yang ada pada organisasi, pada banyak organisasi peran budaya organisasi sangat menonjol, karena membentuk karakter organisasi, cara anggota organisasi melakukan pekerjaannya, Widjaja, 2001. Menurut Robbins dalam Tampubolon, 2008, bahwa budaya organisasi juga merupakan perekat sosial bagi anggota-anggota organisasi secara bersama bersama-sama melalui nilai serta norma standar yang jelas tentang apa yang dapat dilakukan oleh anggotanya. Budaya organisasi menentukan kepribadian organisasi secara keseluruhan dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku organisasinya, dengan perilaku anggota yang kuat maka anggota bertindak sesuai dengan pemahaman yang mendukung pencapaian tujuan-tujuan penting organisasi. Ini adalah hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Dalam rangka mewujudkan budaya organisasi yang cocok diterapkan pada sebuah organisasi, maka diperlukan adanya dukungan dan partisipasi dari semua anggota yang ada dalam lingkup organisasi tersebut. Para karyawan membentuk persepsi keseluruhan berdasarkan karakteristik budaya organisasi yang antara lain meliputi inovasi, kemantapan, kepedulian, orientasi hasil, perilaku pemimpin, Universitas Sumatera Utara orientasi tim. Persepsi karyawan mengenai kenyataan terhadap budaya organisasi menjadi dasar karyawan berperilaku. Persepsi akan memunculkan suatu tanggapan berupa dukungan pada karakteristik organisasi yang selanjutnya mempengaruhi kinerja karyawan, Robbins, 1996. Bagi perawat profesional standard penilaian kinerja didasarkan pada kemampuan seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode pemberian asuhan berdasarkan proses keperawatan. Pelaksanaan proses keperawatan bertujuan untuk menghasilkan asuhan keperawatan yang berkualitas sehingga masalah pasien dapat diatasi dengan baik, Alimul, 2004.

2.6. Kerangka Konsep