Prinsip-prinsip Pemberian Kredit Berdasarkan Jaminan Kredit

14 perusahaan besar dan kuat. Dalam kredit unsecured loans, jaminan kredit yang dimaksud bukanlah jaminan fisik melainkan jaminan bonafiditas dan prospek usaha debitur. Jenis kredit secured loans adalah kredit yang menggunakan jaminan. Jenis kredit inilah yang lazim digunakan di Indonesia sesuai dengan larangan bank Indonesia tentang pemberian kredit tanpa jaminan. Pada kegiatan pemberian kredit bergulir dari PNPM M andiri Perkotaaan ini termasuk pada jenis kredit produktif, karena kredit bergulir hanya diberikan kepada masyarakat miskin yang memiliki usaha kecilmikro. M asyarakat hanya mempergunakan pemberian kredit bergulir dari PNPM M andiri Perkotaan untuk modal, yang nantinya dipergunaknan untuk mengembangkan usaha yang dimiliki dan menurut jangka waktunya pemberian kredit bergulir termasuk kredit jangka pendek, karena maxsimal jangka waktu pelunasan kredit bergulir yaitu 1 tahun.

f. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Pada prinsipnya pihak kreditur, khususnya bank perlu keyakinan akan kemampuan debitur untuk mengembalikan pinjaman beserta bunganya sesuai waktu yang telah disepakati. Untuk itu pihak bank akan melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan debitur untuk menjalankan kewajibannya. Hal tersebut dilakukan oleh seorang analis kredit. Dalam dunia perbankan ada 6 faktor internal dan eksternal perusahaan yang sering disebut 6 C yang dapat dijadikan fokus bagi seorang analis kredit dalam melakukan tugasnya. Faktor-faktor tersebut adalah: 1. Character atau Watak 2. Capacity to create source of funding 3. Capital 4. Collateral 5. Condition on economy and sector of business 6. Constraint 15 Watak character yang dimaksud adalah watak debitur. Watak sangat penting untuk menjadi pertimbangan dalam pemberian kredit, karena watak akan menentukan itikad debitur untuk memenuhi kewajibannya membayar hutang pada saat yang disepakati. Ruddy Tri Santoso 1996: 17 menyatakan bahwa: “Karakter lebih banyak menyangkut tanggung-jawab moral calon debitur dalam upaya untuk membayar kembali jumlah pokok pinjamannya. Kemauan identik dengan aspek psikologis moral nasabah dan itikad baik nasabah serta komitmennya untuk pengakuan hutang berikut upaya pelunasannya”. Capacity to create of funding adalah kemampuan debitur dalam menciptakan sumber dana yang dapat digunakan untuk membayar kewajiban. Sumber dana yang dimaksud disini adalah kegiatan usaha yang menghasilkan dana atau keuntungan yang dibiayai dengan kredit dari bank. Capital adalah faktor modal atau harta perusahaan. Jadi analisis kredit akan menilai kondisi modal atau perusahaan yang digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Ruddy Tri Santoso 1996: 18 menyatakan bahw a, “Modal adalah modal yang dipergunakan dalam menjalankan usaha. M odal berarti kemampuan dari nasabah secara nyata, memiliki unit pengukur yaitu uang serta berwujud”. Collateral adalah jaminan. Seorang analis kredit akan menganalisis jaminan yang diberikan oleh debitur kepada kreditur bank. M enurut Ruddy Tri Santoso 1996: 19, ”Collateral adalah jaminan dalam bentuk barang bergerak atau tidak bergerak yang digunakan untuk jaminan kredit”. Condition on economiy and sector of business merupakan faktor eksternal perusahaan, menyangkut keadaan ekonomi dan iklim usaha yang berlangsung secara umum. Jadi tidak hanya keadaan ekonomi perusahaan yang bersangkutan semata. Constraint merupakan permasalahan geografis dan sosial di tempat dimana seorang pengusaha mendirikan usahanya. Terkadang seorang pengusaha tidak dapat meneruskan usahanya di suatu tempat tertentu karena adanya norma dan peraturan dari tempat berdirinya perusahaan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang dapat menjadi kendala bagi perusahaan. M engenai dampak dan resiko jika perusahaan telah didirikan di tempat tersebut. 16

g. Prosedur Umum Kredit

Dokumen yang terkait

Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Kasus Kerajinan Sapu Moro Bondo di Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

2 62 130

Pemberdayaan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Masyarakat Desa Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

2 85 78

Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)Masyarakat Desa Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)Mandiri (Studi kasus di Desa Jorlang Huluan Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun)

7 132 78

Partisipasi Petani Dalam Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

5 34 118

Partisipasi Masyarakat Melalui Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)( Studi kasus: Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang )

6 66 117

Pengaruh Pemberdayaan Usaha Kecil Dan Menengah Terhadap Pembangunan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Karo (Studi pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karo)

39 304 119

Peran Disperindag Dalam Memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah di Kecamatan Medan Denai

13 177 85

Analisis Pengembangan UKM (Usaha Kecil Menengah) dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat (Studi Kasus : UKM Kecamatan Medan Tembung)

0 35 85

Analisa Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Dan Menengah: Studi Kasus PT. BPR Laksana Abadi Sunggal Medan

0 29 86

Upaya Pengembangan Usaha Kecil Bordir Dan Sulaman Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat (Studi Kasus : Kotamadya Bukittinggi )

0 28 93