Pengertian Belajar Hasil Belajar

12 BAB II DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Ada beberapa pendapat tentang pengertian belajar yang pertama menurut James O. Whittaker, belajar adalah “proses perubahan tingkah laku melalui latihan atau pengalaman. ” 1 John Dewey seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran Behavioral Approach, belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang melalui penguatan reinforcement, sehingga terjadi perubahan yang bersifat permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman Learning is a change of behaviour as a result of experience. Definisi belajar menurut Lee J. Croubach adalah “belajar itu tampak oleh perubahan tingkah laku sebagai akibat d ari pengalaman.” 2 Pengertian belajar yang lain adalah menurut Slameto yang mengemukakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh 1 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1990 , h. 99 2 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, h. 212 suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. ” 3 Dalam definisi ini dapat dipahami bahwa belajar harus menunjukan adanya perubahan perilaku yang disebabkan karena interaksi dengan lingkungan. Menurut Slameto, belajar merupakan “suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. ” 4 Sedangkan menurut Winkel belajar adalah “suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan yang terjadi tersebut bersifat secara relatif konstant. ” 5 Hamalik mendefinisikan belajar adalah suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru yang disebabkan pengalaman dan latihan. Menurut Hamalik pengertian belajar “merupakan proses suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan.” 6 Sedangkan pengertian belajar menurut Ahmad Sabri adalah “ perilaku berkat pengalaman dan latihan.” 7 Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang perubahan tersebut berupa perubahan pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, dan nilai sikap, perubahan-perubahan tersebut merupakan hasil pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungan pengalaman dan latihan, perubahan-perubahan tersebut bersifat tetap. Dari berbagai pendapat tersebut ada elemen-elemen penting yang menjadi ciri seseorang disebut belajar. Elemen-elemen tersebut adalah perubahan tingkah laku, adanya interaksi dengan lingkungan, dan adanya perubahan yang relatif tetap. 3 Ridwan, Kegiatan Belajar dan prestasi, artikel diakses dari http:ridwan202.wordpress.com20080423kegiatan-belajar-dan-prestasi, Pada 16 Juni 2010. 4 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta, Bina Aksara, 1998 , h. 2 5 Pengertian Belajar Menurut Ahli. Artikel diakses pada 15 Juni 2011 dari http:belajarpsikologi.compengertian-belajar-menurut-ahli 6 Pengertian Belajar Mengajar, artikel diakses dari http:www.scribd.comdoc5661756520Pengertian-Belajar-Mengajar, pada 03 Juni 2011. 7 Ahmad Sabri, Strategi Belajar MengajarMicro Teaching, Jakarta, PT Ciputat Press, 2010, h. 19 Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, mengarah kepada kesempurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan cognitive domain, aspek afektif afektive domain maupun aspek psikomotorik psychomotoric domain. Ada empat pilar belajar yang dikemukakan oleh UNESCO, yaitu sebagai berikut: 1. Learning to Know, yaitu suatu proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik menguasai tehnik menemukan pengetahuan dan tidak hanya memperoleh pengetahuan. 2. Learning to do adalah pembelajaran untuk mencapai kemampuan untuk melaksanakan Controlling, Monitoring, Maintening, Designing, Organizing. Belajar dengan melakukan sesuatu dalam potensi yang nyata tidak hanya terbatas pada kemampuan mekanistis, melainkan juga meliputi kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dengan orang lain serta mengelola dan mengatasi konflik. 3. Learning to live together adalah membekali kemampuan untuk hidup bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, saling pengertian dan tanpa prasangka. 4. Learning to be adalah individu diharuskan untuk mengembangkan aspek pribadinya secara optimal dan seimbang, untuk menghadapi tantangan kehidupan yang berkembang cepat dan sangat kompleks. Tuntutan perkembangan kehidupan global, tidak hanya menuntut berkembangnya manusia secara menyeluruh dan utuh, tetapi juga manusia yang utuh dan unggul. Keunggulan tersebut diperkuat dengan moral yang kuat. 8 Keberhasilan pembelajaran yang untuk mencapai tingkatan ini diperlukan dukungan keberhasilan dari pilar pertama, kedua, ketiga dan keempat. Empat pilar tersebut di atas akan membentuk peserta didik yang mampu mencari informasi dan menemukan ilmu pengetahuan yang mampu menyelesaikan masalah, bekerjasama, bertenggang rasa, dan toleransi terhadap perbedaan yang ada di masyarakat. Keempat pilar tersebut yakni learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik sehingga menjadi manusia yang mampu mengenal dirinya, berkepribadian mantap dan mandiri, memiliki kemantapan emosional dan intelektual, serta sosial. 8 Agus Suhani, Empat Pilar Belajar Menurut UNESCO, artikel diakses pada 04 April 2011 dari http:agussambeng.blogspot.com201010empat-pilar-belajar-menurut-unesco.html

b. Prinsip-Prinsip Belajar

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran think talk write (TTW) dan numbered head togher (NHT) di SMP Islamiyah Ciputat

0 5 176

Perbedaan Hasil Belajar IPS Terpadu Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Make A-Match Dan Metode Team Quiz Di SMP Swasta Se-Kecamatan Pamulang

0 6 30

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Penerapan Metode Pembelajaran make a Match Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata pelajaran Fiqh di MTs. Nasyatulkhair Depok

0 6 150

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh Penerapan Metode Quiz Team Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Mts Darul Ma'arif Jakarta Selatan

2 18 139

Pendekatan pembelajaran cooperative learning type make a match di kelas V MI Nurul Jihad Kota Tangerang : penelitian tindakan kelas di MI Nurul Jihad Tangerang

0 5 125

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SEMESTER I SMP MUHAMMADIYAH 2 SUR

0 5 11