Deskripsi Data HASIL PENELITIAN

Deskripsi data kemampuan pemahaman konsep matematik siswa kelas eksperimen berdasarkan masing-masing indikator disajikan pada Tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator Pemahaman Konsep No Indikator Pemahaman Konsep Nilai Rata-rata 1 Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep 80 2 Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu 65 3 Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis 75 4 Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah 52 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat 4 indikator kemampuan pemahaman konsep matematik siswa yang diukur yaitu indikator memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah. Pada kelas eksperimen, nilai tertinggi terdapat pada indikator memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep yaitu sebesar 80 dan nilai terendah terdapat pada indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah yaitu sebesar 52.

2. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa pada Kelas

Kontrol Hasil tes yang diberikan pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan jumlah siswa 31 orang memiliki nilai terendah 32 dan nilai tertinggi adalah 77. Untuk lebih jelasnya, data hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematik siswa kelompok kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut ini: Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Kelas Kontrol No. Interval Batas Bawah Batas Atas Frekuensi f i f 1 32-39 31.5 39.5 3 9.68 2 40-47 39.5 47.5 5 16.13 3 48-55 47.5 55.5 6 19.35 4 56-63 55.5 63.5 4 12.90 5 64-71 63.5 71.5 8 25.81 6 72-79 71.5 79.5 5 16.13 Jumlah 31 100 Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelas kontrol adalah 57,69. Adapun banyaknya siswa yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata kemampuan pemahaman konsep sebanyak 14 orang atau sebesar 45,16 sedangkan siswa yang mendapatkan nilai di atas rata-rata kemampuan pemahaman konsep sebanyak 17 orang atau dengan persentase 54,83. Hal ini menunjukkan bahwa hampir sebagian besar siswa kelompok kontrol mendapatkan nilai di atas rata-rata. Secara visual penyebaran data kemampuan pemahaman konsep matematik siswa kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional dapat dilihat pada histogram Gambar 4.2: Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Kumulatif Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Kelas Kontrol Pada gambar di atas menunjukkan bahwa modus yang diperoleh kelas kontrol adalah 68,07 sedangkan mean yang diperoleh sebesar 58,5. Selain itu terlihat juga bahwa sebagian besar siswa pada kelompok eksperimen memperoleh nilai diatas rata-rata 57,69. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 FRE K UE N S I 31.5 39.5 47.5 55.5 63.5 71.5 Tepi Kelas Deskripsi data kemampuan pemahaman konsep matematik siswa kelas kontrol berdasarkan masing-masing indikator disajikan pada Tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Pemahaman Konsep No Indikator Pemahaman Konsep Nilai Rata-rata 1 Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep 69 2 Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu 64 3 Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis 56 4 Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah 42 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat 4 indikator kemampuan pemahaman konsep matematik siswa yang diukur yaitu indikator memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah. Pada kelas kontrol, persentase tertinggi terdapat pada indikator memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep yaitu 69 dan persentase terendah terdapat pada indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah yaitu sebesar 42.

3. Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik

Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan uraian mengenai kemampuan pemahaman konsep matematik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat adanya perbedaan. Deskripsi data perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa antara kelas eksperimen yang diajarkan dengan strategi active knowledge sharing dan kelas kontrol yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.5 Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Statistik Deskriptif Kelompok Eksperimen Kontrol Jumlah Siswa 32 31 Maksimum 88 77 Minimum 41 32 Rata-rata 66,39 57,69 Median Me 69,07 58,50 Modus Mo 74,50

68,07 Varian

181,71 169,43 Simpangan Baku S 13,48 13,02 Kemiringan -0,61 -0,797 Ketajaman 0, 265 0,219 Tabel 4.5 menunjukkan perbandingan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, yaitu perolehan nilai rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematik siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelas kontrol dengan selisih 8,7. Perbandingan varian, dan simpanganbaku pada kelas eksperimen lebih tinggi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 20 40 60 80 100 F re k uens i Nilai Tengah Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelompok eksperimen lebih heterogen daripada kelas kontrol. Dilihat dari tingkat kemiringannya, tingkat kemiringan pada kelas eksperimen -0,61 dan pada kelas kontrol tingkat kemiringannya adalah -0,797 yang berarti bahwa tingkat kemiringan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol bernilai negatif maka kecenderungan data dari kedua kelompok tersebut mengumpul di atas nilai rata-rata. Secara visual perbedaan penyebaran data dari kedua kelas yaitu eksperimen yang menggunakan strategi active knowledge sharing dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini: Gambar 4.3 Kurva Perbandingan Nilai Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Dilihat dari gambar 4.3, terlihat bahwa nilai tertinggi pada kelas eksperimen sebesar 88, sedangkan nilai terendah terdapat pada kelas kontrol sebesar 32, artinya bahwa kemampuan pemahaman konsep matematik siswa perorangan tertinggi diperoleh pada kelas eksperimen sedangkan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa terendah diperoleh kelas kontrol. Selain itu, berdasarkan nilai rata-rata yang didapat oleh kedua kelompok, kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelompok eksperimen cenderung melebihi nilai rata-rata kelompok kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelompok kontrol. Selain itu, berdasarkan indikator kemampuan pemahaman konsep matematik juga terlihat adanya perbedaan berdasarkan nilai rata-rata dan persentasenya. Untuk lebih memperjelas perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa berdasarkan indikator pemahaman konsep antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Pemahaman Konsep No Indikator Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai Rata-rata Nilai Rata-rata 1 Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep 80 69 2 Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu 65 64 3 Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis 75 56 4 Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah 52 42 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol skor rata-rata tertinggi terletak pada indikator pertama, sedangkan skor rata-rata terendah kedua kelas terletak pada indikator keempat yaitu mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah dengan masing-masing kelas eksperimen mendapatkan nilai sebesar 52, sedangkan kelas kontrol mendapatkan nilai sebesar 42. Berdasarkan nilai yang diperoleh kedua kelas, maka siswa pada kelas eksperimen mampu mancapai indikator pertama sebesar 80 dan kelas kontrol sebesar 69. Hal ini menunjukkan bahwa indikator memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Untuk indikator kedua, siswa pada kelas eksperimen mencapai nilai sebesar 65 dan pada kelas kontrol memperoleh nilai sebesar 64. Ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal pada indikator menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol tidak berbeda jauh. Hal ini dikarenakan kemampuan siswa pada memahami soal pada indikator ini cenderung sama. Nilai untuk indikator ketiga pada kelas eksperimen, mendapatkan nilai sebesar 75 dan pada kelas kontrol mendapatkan nilai sebesar 56. Hal ini menunjukkan bahwa indikator menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika siswa pada kelas eksperimen jauh lebih tinggi nilainya dibandingkan siswa pada kelas kontrol. Sedangkan untuk indikator keempat, siswa pada kelompok eksperimen memperoleh nilai sebesar 52 dan pada kelompok kontrol memperoleh nilai sebesar 42. Artinya bahwa pada indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan siswa pada kelas kontrol. Berdasarkan Tabel 4.6, skor persentase indikator pemahaman konsep matematik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disajikan dalam Gambar 4.4 berikut ini: Gambar 4.4 Perbandingan Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan uraian indikator dan hasil posttest di atas, terdapat perbedaan rata-rata hasil kemampuan pemahaman konsep matematik siswa antar kelas eksperimen dan kelas kontrol.

B. Analisis Data

Analisis data hasil penelitian yang berupa tes pemahaman konsep matematik siswa dilakukan untuk membuktikan hipotesis penelitian yang telah diajukan, yaitu rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematik siswa yang diajar dengan menggunakan strategi Active Knowledge Sharing berbagi ilmu pengetahuan lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematik siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang berupa uji normalitas dan 1 2 3 4 column 1 2 3 4 kelas eksperimen 80 65 75 52 kelas kontrol 69 64 56 42 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Per sen tase Perbandingan Indikator Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol homogenitas. Hasil uji prasyarat analisis hingga pengujian hipotesis akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi square . Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika memenuhi kriteria diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hipotesis yang diajukan dan akan diuji dalam uji normalitas ini sebagai berikut: H : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H 1 : data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. 1 Uji Normalitas Kelas Eksperimen Dari hasil perhitungan uji normalitas pada kelas eksperimen diperoleh bahwa = 4,86 dengan jumlah sampel 32 siswa, taraf signifikansi dan dengan derajat kebebasan = 3, sehingga diperoleh = 7,82 dengan demikian maka 4,86 maka H diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelas eksperimen berdistribusi normal. 2 Uji Normalitas Kelas Kontrol Dari hasil perhitungan uji normalitas pada kelas kontrol diperoleh bahwa = 4,78 dengan jumlah sampel 31 siswa, taraf signifikansi dan dengan derajat kebebasan = 3, sehingga diperoleh = 7,82 dengan demikian maka 4,78 maka H diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelas kontrol berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelompok N Kesimpulan Eksperimen 32 4,86 7,82 Berdistribusi Normal Kontrol 31 4,78 7,82 Berdistribusi Normal

b. Uji Homogenitas

Setelah kedua kelompok sampel yang digunakan pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal, kemudian dilakukan uji homogenitas varians kedua kelas tersebut dengan menggunakan uji Fisher. Uji Fisher ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Pasangan hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut: H : = : varians distribusi populasi kedua kelompok homogen H 1 : : varians distribusi populasi kedua kelompok tidak homogen Hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat dari Tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol VarianS 2 181.71 169.43 F Hitung 1.07 F tabel 0.05;31;30 1.83 Kesimpulan Terima H Hasil perhitungan diperoleh nilai dan pada taraf signifikansi dengan derajat kebebasan pembilang 31 dan derajat kebebasan penyebut 30. Berdasarkan hasil tersebut, karena lebih kecil dari 1,07 maka H diterima, artinya varians data hasil penelitian dari kelas eksperimen dan kelas kontrol ini homogen.

2. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan uji prasyarat analisis ternyata data kemampuan pemahaman konsep matematik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya untuk menguji perbedaan rata- rata antara kedua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol maka dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji-t. Hipotesis statistic yang diajukan dan akan diuji dalam pengujian hipotesis ini sebagai berikut: H = rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelompok eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelompok kontrol. H 1 = rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematik siswa pada kelompok eksperimen lebih besar dari rata-rata pemahaman konsep matematik siswa pada kelompok kontrol. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu jika , maka H diterima H 1 ditolak, sedangkan jika , maka H ditolak H 1 diterima. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t untuk sampel yang homogen, maka diperoleh = 2,60 sedangkan dengan menggunakan tabel distribusi t pada taraf signifikan 5 atau dan derajat kebebasan db = 59, diperoleh harga = 1,67.

Dokumen yang terkait

Efektifitas hukuman terhadap kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Daar El-Qolam

1 32 96

Pengaruh Strategi Pembelajaran Heuristik Vee Terhadap Pemahaman Konsep Matematik Siswa Di Smp Negeri 2 Tangerang Selatan

3 21 196

Penerapan model pembelajaran Modificationaction Process Object Schema (M-APOS ) untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa: penelitian kuasi eksperimen di Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kabupaten Tangerang.

7 40 173

Pengaruh Penggunaan Model Active Knowledge Sharing Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Dunia Hewan

2 33 289

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA MELALUI PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DISERTAI MODUL HASIL

0 1 129

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING (BERBAGI PENGETAHUAN SECARA AKTIF) UNTUK PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING (BERBAGI PENGETAHUAN SECARA AKTIF) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA P

0 0 14

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DENGAN MEDIA CHARTA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Penerapan Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing Dengan Media

0 2 15

PENGARUH METODE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Pengaruh Metode Active Knowledge Sharing Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Keaktifan Siswa.

0 1 16

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

3 8 59

EFEKTIFITAS STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOSAKATA.

1 3 52