Hasil perhitungan uji hipotesis hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada
tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji-t
Statistik Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol Rata-rata
66.39 57.69
VarianS
2
181.71 169.43
S
Gabungan
13.25 t
Hitung
2.60 t
Tabel
1,67
Kesimpulan Tolak H
o
Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa t
Hitung
lebih besar dari t
Tabel
2,60 1,67 dengan taraf signifikansi 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa H
o
ditolak dan H
1
diterima. Berikut sketsa kurvanya:
Gambar 4.5 Kurva Uji Perbedaan Data Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Pada Gambar 4.5, dapat dilihat bahwa t
hitung
= 2,60 lebih besar dari t
tabel
= 1,67 yang artinya t
hitung
berada pada daerah penolakan H
o
. hal ini berarti
bahwa rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematik siswa yang
1,67 2,60
Daerah Penolakan H
diajarkan dengan menggunakan strategi Active Knowledge Sharing lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematik siswa
yang diajar dengan strategi pembelajaran konvensional.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen 66,39 sedangkan kelas kontrol 57,69. Hasil dari pengujian
hipotesis diperoleh bahwa H ditolak dan H
1
diterima yang menyatakan bahwa rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematik siswa yang diajarkan
dengan strategi Active Knowledge Sharing lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.
Selain itu, dari hasil pengamatan selama penelitian dalam pembelajaran yang menggunakan strategi Active Knowledge Sharing yang
diterapkan pada kelas eksperimen menjadikan siswa memiliki aktivitas memahami konsep lebih baik. Hal ini dapat terlihat dari bagaimana mereka
menyelesaikan daftar pertanyaan, memberikan informasi pada kartu indeks, dan menyelesaikan soal-soal yang ada pada LKS. Selain itu, siswa juga dapat
saling berbagi pengetahuan melalui jawaban dari daftar pertanyaan masing- masing kelompok individu siswa yang diberikan. Hal ini juga memudahkan
guru untuk mengecek sejauh mana siswa dalam memahami suatu konsep matematika dan penguasaan materi siswa.
Sebaliknya, dalam kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional menjadikan siswa kurang aktif, sehingga siswa kurang mampu
dalam memahami konsep matematika dan dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Sehingga dapat dilihat perbedaan cara menjawab pertanyaan siswa
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk setiap indikator dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Indikator 1: Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep
Pada indikator ini, diwakili oleh 2 soal yaitu soal nomor 1 dan soal nomor 3. Nilai yang diperoleh pada indikator ini di kelas eksperimen adalah