Teknik Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN

Dari hasil perhitungan r 11 sebesar 0,82. Dengan demikian, koefiseien reliabilitas soal tergolong tinggi. Perhitungan reliabilitas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 18. 3. Tingkat Kesukaran Uji taraf kesukaran berfungsi untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang atau sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan rumus: 6 P = Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Jumlah skor siswa yang menjawab benar pada setiap item JS = Jumlah skor maksimum suatu item x jumlah peserta Tolak ukur untuk menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir soal digunakan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran Kisaran Indeks Kesukaran Keterangan 0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah 6 Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 208 . Berdasarkan perhitungan data hasil tes uji coba soal pada lampiran 17, diperoleh tingkat kesukaran tiap butir soal sebagai berikut: Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran No. Soal Nilai TK Interpretasi 1 0,46 Soal sedang 2 0.64 Soal sedang 3 0,52 Soal sedang 4 0,51 Soal sedang 5 0,47 Soal sedang 6 0,48 Soal sedang 7a 0,31 Soal sedang 7b 0,23 Soal sukar 8a 0,26 Soal sukar 8b 0,15 Soal sukar 8c 0.20 Soal sukar 4. Daya Pembeda Pengujian daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan sebuah soal dengan membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pandai berkemampuan rendah. Sebuah soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik jika siswa yang pandai dapat mengerjakan soal dengan baik dan siswa yang berkemampuan kurang tidak dapat mengerjakan dengan baik. Daya pembeda soal adalah kemampuan untuk membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menentukan daya pembeda soal digunakan rumus: 7 D = = - Keterangan: D = Daya pembeda 7 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 213. J = Jumlah peserta tes J A = Total keseluruhan nilai peserta kelompok atas J B = Total keseluruhan nilai peserta kelompok bawah B A = Total nilai peserta kelompok atas B B = Total nilai peserta kelompok bawah Tabel 3.7 Indeks Daya Pembeda Daya beda soal Keterangan 0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali Berdasarkan perhitungan data hasil tes uji coba soal pada lampiran 16, diperoleh daya pembeda tiap butir soal sebagai berikut: Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda No. Soal Nilai DP Interpretasi 1 0,36 Cukup 2 0,10 Jelek 3 0,37 Cukup 4 0,06 Jelek 5 0,24 Cukup 6 0,39 Cukup 7a 0,36 Cukup 7b 0,20 Jelek 8a 0,33 Cukup 8b 0,16 Jelek 8c 0,16 Jelek Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 11 butir soal valid diperoleh 5 butir soal dengan kriteria cukup, dan 6 butir soal dengan kriteria jelek. Berikut adalah rekapitulasi hasil uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Tabel 3. 9 Rekapitulasi Data Hasil Uji Instrumen No. soal Validitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda Keterangan 1 Valid Sedang Cukup Digunakan 2 Tidak Valid Sedang Jelek Tidak Digunakan 3 Valid Sedang Cukup Digunakan 4 Tidak valid Sedang Jelek Tidak Digunakan 5 Valid Sedang Cukup Digunakan 6 Valid Sedang Cukup Digunakan 7a Valid Sedang Cukup Digunakan 7b Tidak valid Sedang Jelek Tidak Digunakan 8a Valid Sukar Cukup Digunakan 8b Valid Sukar Jelek Digunakan 8c Valid Sukar Jelek Digunakan Derajat Reliabilitas 0,82

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini diperoleh data tes pemahaman konsep relasi dan fungsi siswa. Analisis data tersebut yaitu: Data pemahaman konsep relasi dan fungsi siswa diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah data diperoleh selanjutnya dilakukan analisis data, yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk mengungkapkan keadaan atau karakteristik data hasil tes yang berasal dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik statistik deskriptif yang meliputi: tabel distribusi frekuensi, grafik, ukuran pemusatan rata-rata, median dan modus dan ukuran penyebaran rentang, standar deviasi, koefisiens varians, kemiringanskewness, dan ketajamancurtosis sedangkan analisis inferensial dilakukan untuk menarik kesimpulan dan menggeneralisasikan populasi berdasarkan hasil pengujian hipotesis dari data tes. Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Uji Prasyarat

Uji prasyarat dilakukan untuk menentukan jenis statistik uji yang akan digunakan, uji tersebut meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data kemampuan pemahaman konsep matematik yang diperoleh dari kedua kelompok berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan uji Chi-square, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 8 1. Perumusan Hipotesis H o : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H 1 : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal 2. Menentukan rata-rata dan standar deviasi 3. Data dikelompokkan ke dalam distribusi frekuensi. Dengan membuat daftar frekuensi observasi fo dan frekuensi ekspektasi fe 4. Mengitung nilai  2 hitung dengan rumus:  2 = ∑ 5. Menentukan  2 tabel pada derajat bebas db = k – 3, dimana k banyaknya kelompok. Dengan taraf kepercayaan 95 atau taraf signifikan  = 5 6. Kriteria pengujian Jika  2 ≤  2 tabel maka H o diterima 8 Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta : PT. Rosemata Sampurna, 2011, h.111. Jika  2   2 tabel maka H o ditolak 7. Kesimpulan  2 ≤  2 tabel : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal  2   2 tabel : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari populasi yang sama homogen. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher. Langkah-langkah uji Fisher adalah sebagai berikut: 9 1. Perumusan Hipotesis Ho :  1 2 =  2 2 Kedua kelompok mempunyai varians yang sama Ha :  1 2   2 2 Kedua kelompok mempunyai varians yang tidak sama 2. Mengitung nilai F dengan rumus Fisher: F = Dimana: S 2 = ∑ ∑ Keterangan: F = Uji Fisher = varians terbesar = varians terkecil 3. Menentukan taraf signifikan  = 5 4. Menentukan F tabel pada derajat bebas db 1 = n 1 -1 untuk pembanding dan db 2 = n 2 – 1 untuk penyebut, dimana n adalah banyaknya anggota kelompok 5. Kriteria pengujian Jika F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima Jika F hitung  F tabel maka Ho ditolak 9 Ibid., h. 118. 6. Kesimpulan F hitung ≤ F tabel : varians kedua kelompok homogen F hitung  F tabel : varians kedua kelompok tidak homogen

2. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat dilakukan analisis data, data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan kesamaan dua rata-rata. Uji statistik yang digunakan adalah uji- t. a. Untuk sampel yang homogen, maka dapat dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t 10 t hitung = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ √ dengan s gab = √ dan dk = 2 2 1   n n Keterangan : 1 X = nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen 2 X = nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen 1 n = jumlah siswa kelompok eksperimen 2 n = jumlah siswa kelompok kontrol 2 1 S = varians kelompok eksperimen 2 2 S = varians kelompok kontrol H diterima jika t hitung t tabel H ditolak jika t hitung t tabel 10 Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005, h.239

Dokumen yang terkait

Efektifitas hukuman terhadap kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Daar El-Qolam

1 32 96

Pengaruh Strategi Pembelajaran Heuristik Vee Terhadap Pemahaman Konsep Matematik Siswa Di Smp Negeri 2 Tangerang Selatan

3 21 196

Penerapan model pembelajaran Modificationaction Process Object Schema (M-APOS ) untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa: penelitian kuasi eksperimen di Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kabupaten Tangerang.

7 40 173

Pengaruh Penggunaan Model Active Knowledge Sharing Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Dunia Hewan

2 33 289

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA MELALUI PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DISERTAI MODUL HASIL

0 1 129

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING (BERBAGI PENGETAHUAN SECARA AKTIF) UNTUK PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING (BERBAGI PENGETAHUAN SECARA AKTIF) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA P

0 0 14

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DENGAN MEDIA CHARTA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Penerapan Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing Dengan Media

0 2 15

PENGARUH METODE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Pengaruh Metode Active Knowledge Sharing Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Keaktifan Siswa.

0 1 16

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

3 8 59

EFEKTIFITAS STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOSAKATA.

1 3 52