12
pembelajaran dengan model tersebut mencapai ketuntasan klasikal yaitu minimal dari banyaknya siswa dalam satu kelas mencapai ketuntasan individual.
1.5.2 Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Eggen dan Kauchak dalam Trianto 2007: 42, disebutkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah strategi pembelajaran yang
melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil
yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa,
memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk
berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.
1.5.3 Think-Talk-Write TTW
Strategi pembelajaran Think-Talk-Write TTW diperkenalkan oleh Huinker Laughlin yang pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis
Yamin, 2012: 84. Strategi pembelajaran TTW ini mempunyai kelebihan yaitu pada tahap pembelajaran dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir
bagaimana siswa memikirkan penyelesaian suatu masalah atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca masalah, selanjutnya berbicara
bagaimana mengkomunikasikan hasil pemikirannya dalam diskusi dan membagi ide sharing dengan temannya sebelum menulis.
13
1.5.4 Small-Group Work
Small-Group Work adalah strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dengan membahas materi pelajaran dalam diskusi kecil yang terdiri dari 3-5 orang
dalam satu kelompok yang heterogen sehingga secara tidak langsung memunculkan pembelajaran dengan pendekatan tutor sebaya. Guru dalam hal ini
hanya sebagai fasilitator Kartikasari, 2010: 6.
1.5.5 Kartu Soal
Kartu soal merupakan media pembelajaran atau perlengkapan yang termasuk dalam media grafis atau visual. Ide-ide matematika dapat dipelajari
siswa melalui instruksi-instruksi, pertanyaan-pertanyaan, dan latihan yang ditulis pada kartu soal. Melalui kartu soal, siswa akan menyelesaikan masalah-masalah
Hudojo, 2003: 106.
1.5.6 Kemampuan Pemecahan Masalah
Kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini diartikan sebagai kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi dimensi tiga
melalui pemodelan matematika. Langkah-langkah pemodelan matematika adalah Chotim, 2009: 139:
1 Identifikasi besaran yang terlibat dalam masalah itu;
2 Memberi lambang untuk setiap besaran yang teridentifikasi;
3 Memberikan satuan untuk setiap besaran yang teridentifikasi;
4 Memilah-milah dari setiap lambang itu, mana yang konstanta mana yang
variabel; 5
Mencari hukum yang mengendalikan pada masalah itu;
14
6 Hukum yang mengendalikan menentukan hubungan antara setiap variabel
dan konstantanya yang berupa model matematika; 7
Menentukan solusi model matematika; 8
Menginterpretasi solusi model yang berupa solusi masalah.
1.5.7 Dimensi Tiga