Small-Group Work
http:cte.udel.edupublicationshandbook-graduate- assistantssmall-group-work.html
adalah sebagai berikut : 1
Planning Perencanaan, yang meliputi: a
Place students in appropriate groups. Guru menempatkan siswa ke dalam kelompok yang tepat
b Use assignments that require group interaction.
Penggunaan tugas yang memerlukan interaksi group c
Explain the purpose of the group work. Guru menjelaskan tujuan dari Small-Group Work
d Explain the assignment clearly and provide a handout.
Guru menjelaskan penugasan dan menyediakan handout e
State a time limit for the group work. Menentukan batas waktu untuk kerja kelompok
f Assign roles within the groups to encourage equal participation.
Memberikan peran dalam kelompok untuk mendorong partisipasi siswa
2 Implementation Implementasi, yang meliputi:
a Circulate among the groups to check on student progress.
Guru berkeliling antar kelompok untuk melihat kemajuan siswa b
Sit in on group discussions. Guru membimbing diskusi kelompok
c Remind students of the time remaining to complete the task.
Ingatkan siswa dari sisa waktu untuk menyelesaikan tugas 3
Report and Reflection Laporan dan Refleksi, yang meliputi: a
Bring the class together and ask groups to share their work. Guru membawa kelompok diskusi ke kelas dan siswa
mempresentasikan hasil kerja kelompok. b
Reflect on the group work and student learning and incorporate what you have learned into your planning for the next class.
Guru merefleksi kerja kelompok dan pembelajaran siswa dan memasukkan apa yang telah dipelajari ke perencanaan anda untuk
kelas berikutnya.
2.5 Kartu Soal
Pada hakekatnya pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Jika sekelompok siswa menjadi komunikator terhadap siswa lainnya
dan guru sebagai fasilitator, maka akan terjadi proses interaksi dengan pembelajaran yang aktif. Seorang guru perlu menyadari bahwa proses
komunikasi tidak selalu dapat berjalan dengan lancar, bahkan proses komunikasi dapat menimbulkan kebingungan, salah pengertian, atau bahkan
salah konsep. Kesalahan komunikasi bagi seorang guru akan dirasakan oleh siswanya sebagai penghambat pembelajaran. Untuk menghindari atau
mengurangi kemungkinan-kemungkinan terjadinya salah komunikasi, maka diperlukan alat bantu sarana yang dapat membantu proses komunikasi.
Sarana tersebut disebut media pembelajaran. Media adalah suatu perangkat yang dapat menyalurkan informasi dari sumber ke penerima informasi Yamin,
2012: 148. Pengertian kartu menurut Sugono 2008: 644 adalah kertas tebal yang
tidak berapa besar, berbentuk persegi panjang untuk berbagai keperluan. Kartu soal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu kartu yang
didalamnya termuat soal-soal yang berhubungan dengan materi matematika khususnya materi pokok sudut pada bangun ruang.
Kartu soal merupakan media pembelajaran atau perlengkapan yang termasuk dalam media grafis atau visual. Ide-ide matematika dapat dipelajari
siswa melalui instruksi-instruksi, pertanyaan-pertanyaan, dan latihan yang ditulis pada kartu soal. Melalui kartu soal, siswa akan menyelesaikan masalah-masalah
Hudojo, 2003: 106. Menurut Hudojo 2003: 106 cara menyusun kartu soal harus memenuhi
kriteria berikut: 1
Konsep matematikageneralisasi merupakan tujuan, 2
Materi harus diarahkan ke menemukan konsepgeneralisasi, 3
Materi harus menarik, 4
Petunjuk yang ditulis dikartu harus jelas,
5 Tampilan kartu harus menarik, mengutamakan bentuk dan warna.
2.6 Kemampuan Pemecahan Masalah
Menurut Standar Isi Mata pelajaran Matematika Depdiknas, 2006: 388 salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa memiliki
kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh. Menurut Holmes, sebagaimana dikutip oleh Wardhani, 2010: 7 orang yang terampil memecahkan masalah akan mampu berpacu dengan
kebutuhan hidupnya, menjadi pekerja yang lebih produktif, dan memahami isu-isu kompleks yang berkaitan dengan masyarakat global. Pemecahan masalah
merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh
pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin Ahmad,
2009: 21. Dalam konteks proses belajar matematika, masalah matematika adalah
masalah yang dikaitkan dengan materi belajar atau materi penugasan matematika, bukan masalah yang dikaitkan dengan kendala belajar atau hambatan hasil belajar
matematika. Menurut Lenchner, dalam Wardhani 2008: 14 setiap penugasan dalam belajar matematika untuk siswa dapat digolongkan menjadi dua hal yaitu
exercise atau latihan dan problem atau masalah. Exercise latihan merupakan tugas yang langkah penyelesaiannya sudah diketahui siswa. Pada umumnya suatu
latihan dapat diselesaikan dengan menerapkan secara langsung satu atau lebih
algoritma. Sedangkan problem lebih kompleks daripada latihan karena strategi untuk menyelesaikannya tidak langsung tampak. Dalam menyelesaikan problem
siswa dituntut kreativitasnya. Menurut Sujadi dalam Ahmad 2009: 21, mengungkapkan bahwa suatu
pertanyaan dikatakan sebagai masalah, jika memenuhi kriteria berikut: 1 Pertanyaan tersebut dimengerti oleh siswa dan merupakan tantangan bagi yang
bersangkutan untuk diselesaikan dan 2 Pertanyaan tersebut tidak dapat segera dijawab dengan prosedur rutin algoritma yang telah diketahui siswa.
Berdasarkan pernyataan tersebut, nampak bahwa masalah dalam pengajaran matematika bersifat relatif, pertanyaan atau soal latihan tertentu bagi seseorang
akan merupakan masalah, tetapi belum tentu merupakan masalah bagi orang lain. Masalah harus disadari siswa dan menantang untuk diselesaikan, dengan demikian
akan memotivasi siswa mencari jalan penyelesaian. Wardhani 2008: 18 mengungkapkan bahwa siswa dikatakan mampu
memecahkan masalah bila ia memiliki kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi
yang diperoleh. Dalam kaitan itu pada penjelasan teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506CKepPP2004 tanggal 11 November 2004
tentang rapor pernah diuraikan bahwa indikator siswa memiliki kemampuan dalam pemecahan masalah adalah mampu:
1 menunjukkan pemahaman masalah;
2 mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam
pemecahan masalah; 3
menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk; 4
memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat; 5
mengembangkan strategi pemecahan masalah;
6 membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah;
dan 7
menyelesaikan masalah yang tidak rutin.
2.7 Pemodelan Matematika