menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka Trianto, 2007: 27.
Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan dan kerja sama antar individu sebelum fungsi mental
yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut. Ide penting Vygotsky yang lain adalah scaffolding yaitu pemberian bantuan kepada anak selama tahap-
tahap awal perkembangannya dan mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggungjawab yang semakin
besar setelah anak mampu melakukannya Trianto, 2007: 27. Dengan demikian, keterkaitan penelitian ini dengan pendekatan teori
Vygotsky adalah interaksi sosial dan hakikat sosial bahwa siswa melakukan pekerjaan diperkenankan untuk berkelompok kecil serta merangsang siswa untuk
aktif bertanya dan berdiskusi.
2.2 Pembelajaran Matematika
Matematika adalah suatu ilmu terstruktur yang berkenaan dengan ide-ide, hubungan-hubungan yang berkaitan dengan konsep-konsep abstrak yang
terorganisir secara sistematis dan logis. Dalam belajar matematika siswa dilatih
berpikir secara logis, kritis, serta inovatif.
Dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dituliskan bahwa pembelajaran adalah 1 proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar UU Sisdiknas dan 2 usaha sengaja, terarah dan bertujuan oleh seseorang atau sekelompok orang agar orang lain dapat memperoleh
pengalaman yang bermakna, usaha ini merupakan kegiatan yang berpusat pada kepentingan siswa.
Pembelajaran matematika merupakan proses komunikasi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir
agar siswa memiliki kemampuan, pengetahuan dan keterampilan matematis yang bertujuan mempersiapkan siswa menghadapi perubahan disekelilingnya yang
selalu berkembang Suherman 2003: 8. Dalam penelitian ini, tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh
Depdiknas, 2006: 388. Terkait dengan peran pembelajaran, Silver dan Smith sebagaimana dikutip
oleh Soedjoko 2009: 482 menyarankan bahwa dalam pembelajaran matematika, guru hendaknya: 1 melibatkan siswa dalam setiap tugas matematika, 2
mengatur aktivitas intelektual siswa dalam kelas seperti diskusi dan komunikasi, 3 membantu siswa memahami ide matematika dan memonitor pemahaman
mereka. Sullvian sebagaimana dikutip oleh Soedjoko 2009: 482, juga menyarankan sehubungan peran dan tugas guru, yaitu agar dalam pembelajaran
guru memberi kesempatan belajar semaksimal mungkin kepada siswa dengan jalan: 1 melibatkan siswa secara aktif dalam eksplorasi matematika; 2 memberi
kebebasan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan yang dipelajari berdasar pengalaman yang telah mereka miliki; 3 mendorong agar mampu
mengembangkan dan menggunakan berbagai strategi; 4 mendorong agar berani
tidak ragu-ragu dalam menyelesaikan tugas; dan 5 memberi kesempatan berkomunikasi untuk menjelaskan idenya dan mendengarkan ide temannya.
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif