satu faktor. Model linier aditif secara umum dari rancangan satu faktor dengan rancangan acak lengkap yang digunakan adalah model tetap.
Model tetap merupakan model di mana perlakuan-perlakuan yang digunakan dalam percobaan berasal dari populasi yang terbatas dan
pemilihan perlakuannya ditentukan secara langsung oleh peneliti. Bentuk umum dari model linier aditif adalah Matjik dan Sumertajaya, 2002 :
Y
ij
= µ + τ
i
+ ε
ij
atau Y
ij
= µ
i
+ ε
ij
di mana i = 1,2, ...., t dan j = 1,2,.... r Y
ij
= variabel respon pada penambahan jumlah air pemasakan ke-i dan ulangan ke-j
µ
i
= rataan umum τ
i
= pengaruh penambahan jumlah air pemasakan ke-i ε
ij
= pengaruh acak pada perlakuan ke-i ulangan ke-j
5. Pengukuran Waktu Proses Sheeting, Cooling, Rolling, dan
Transportasi ke Ruang Aging
Pengukuran waktu dimulai dari adonan turun dari steam cooker sebagai detik ke-0 sampai rol adonan terakhir dalam batch tersebut
diletakkan pada rak aging. Pengukuran dilakukan menggunakan stopwatch pada 2 mesin cooker yang memiliki kapasitas berbeda, yaitu mesin cooker
dengan kapasitas 50 dan 100 kg.
6. Pengujian Mutu Mikrobiologis Lembaran Adonan Selama Proses
Aging
Lembaran adonan yang telah digulung menjadi bentuk rol diletakkan dalam ruang aging untuk melalui proses aging. Sampel lembaran adonan
diambil pada waktu aging 0, 12, 20, 24 dan 26 jam dari 4 mesin cooker yang berbeda. Kemudian, dilakukan analisis mikrobiologi pada sampel
tersebut yang meliputi TPC Total Plate Count, total kapang dan khamir, total Enterobacter dan uji kualitatif bakteri patogen yaitu B. cereus, S.
aureus dan Salmonella.
Identifikasi pembagian fase pertumbuhan mikrobiologi berdasarkan analisis TPC mikrobiologi selama aging. Pada setiap fase dilakukan
perhitungan kecepatan pertumbuhan konstan k mikrobiologi untuk
menentukan titik kritis waktu aging yang aman. Menurut Fardiaz 2002, kecepatan pertumbuhan konstan k dapat dihitung berdasarkan persamaan
berikut :
keterangan : k = kecepatan pertumbuhan konstan generasiwaktu
Nt = jumlah sel setelah waktu t No = jumlah sel awal
t = waktu dari No ke Nt jam atau menit
7. Pengujian Pengaruh Kelembaban Udara RH Rak Aging terhadap
Proses Retrogradasi Pati Lembaran Adonan pada Proses Aging
Lembaran adonan yang telah digulung menjadi bentuk rol diaging pada 4 rak aging yang dipilih secara acak, yaitu rak aging no. 14, 52, 65
dan 78. Kemudian, dilakukan pengukuran suhu bola basah dan suhu bola kering pada setiap rak aging. Suhu bola basah dan bola kering diplotkan
pada kurva psikometrik untuk mendapatkan nilai kelembaban udara RH. Kemudian dilakukan pengukuran kadar air lembaran adonan pada waktu
aging 0 dan 8 jam. 8.
Pengujian Pengaruh Laju Perubahan Kadar Air terhadap Tekstur Lembaran Adonan Selama Aging
Sebanyak 3 rol lembaran adonan diaging dan tiap rol dibagi menjadi empat bagian. Pada setiap rol dilakukan pengukuran kadar air pada
lembaran yang terletak pada posisi paling luar, tengah dan dalam dari rol. Pengukuran dilakukan pada 4 titik jam aging yang berbeda. Kemudian
dilakukan uji kekerasan terhadap tekstur lembaran adonan pada posisi luar, tengah dan dalam setelah diaging selama 12 jam.
9. Kurva Sorpsi Isoterm Pelet First Dryer