Jika probabilitas signifikansi 0.05, maka Ho ditolak
c. Statistika Deskriptif SPSS
Analisis dilakukan menggunakan aplikasi SPSS. Menu yang digunakan adalah descriptive statistics dan submenu frequencies dan
descriptives .
Untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel, digunakan standard error of mean pada tingkat kepercayaan
95, sehingga rata-rata jumlah waste menjadi = rata-rata ± t hitung x Standard error of mean
. Karena jumlah sampel di bawah 30, maka yang digunakan adalah angka t tabel, jika sampel lebih dari 30 maka yang
digunakan z sampel. Selain itu, digunakan rasio skewness untuk menentukan apakah data berdistribusi normal. Rasio skewness diperoleh
dari nilai skewness dibagi standard error skewness. Jika rasio skewness berada di antara -2 sampai +2 maka distribusi data normal Santoso,
2006.
d. Analisis Ragam
Analisis ragam dilakukan menggunakan aplikasi SPSS. Menu yang digunakan adalah ANOVA one-way. Analisis hasil pengujian adalah
sebagai berikut Santoso, 2006 :
a. Hipotesis :
Ho : kelima rata-rata populasi adalah identik H1 : kelima rata-rata populasi adalah tidak identik
b. Penentuan kesimpulan
Jika probabilitas signifikansi 0.05, maka Ho diterima Jika probabilitas signifikansi 0.05, maka Ho ditolak
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan jumlah waste yang nyata pada setiap mesin pengering kedua dilakukan analisis ragam ANOVA one-
way. Jika sampel tidak mempunyai varians yang sama, maka dilakukan
transformasi data dan diperoleh nilai signifikansi dari test of homogeneity of variances
. Jika nilai probabilitas 0.05, maka berarti kelima varians
populasi adalah identik Santoso, 2006. Dengan demikian, kesamaan varians yang merupakan salah satu syarat uji ANOVA telah terpenuhi.
Setelah kelima varians terbukti sama, baru dilakukan uji ANOVA untuk menguji apakah kelima mesin mempunyai rata-rata yang sama
berdasarkan nilai probabilitas. Untuk mengetahui mesin mana saja yang berbeda dan yang tidak berbeda dilakukan post hoc menggunakan analisis
Bonferroni dan Tukey. Hasil uji signifikansi dengan mudah bisa dilihat pada hasil analisis dengan ada atau tidaknya tanda pada kolom mean
difference . Jika terdapat tanda , maka perbedaan tersebut nyata atau
signifikan. Selain itu bisa dipergunakan homogenous subset untuk menyatakan subset mana saja yang mempunyai perbedaan rata-rata tidak
signifikan Santoso, 2006.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A.
KARAKTERISTIK MUTU BAHAN BAKU
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan snack Taro net adalah terigu, tapioka, gula, garam, baking powder, minyak nabati dan flavor. Untuk
mendapatkan produk yang baik, bahan baku yang dipergunakan harus berkualitas baik. Parameter utama untuk menentukan kualitas bahan baku
adalah kadar air yang mempengaruhi karakteristik produk, baik mutu fisikokimia, organoleptik dan biologis. Berikut ini adalah ambang batas
maksimum kadar air dari masing-masing bahan baku yang dipergunakan di
PT. Rasa Mutu Utama Tabel 9. Tabel 9. Ambang batas maksimum kadar air bahan baku
Bahan Baku Kadar air maksimum
Tepung terigu 14.00
1
Tapioka 15.00
2
Gula 0.04 Garam 0.08
Baking powder 7.00
Perisa 6.00 – 7.00
Minyak nabati 0.30
3
Sumber :
1
SNI 01-3751-1995,
2
SNI 01-3451-1994,
3
SNI 01-3741-1995
1. Mutu Biologis Bahan Baku
Kadar air dapat digunakan untuk memperkirakan kualitas keamanan bahan dari kontaminasi mikroorganisme. Bahan pangan yang memiliki
kadar air tinggi cenderung lebih mudah ditumbuhi mikroorganisme dan serangga. Karakteristik hidratasi yang sering digunakan dalam penentuan
mikrobiologis adalah a
w
. Flora mikroorganisme pada terigu, dan produk sejenis biasanya
bersumber dari tanah, lingkungan penyimpanan, dan selama proses. Produk-produk ini kaya akan protein dan karbohidrat, namun a
w
yang rendah dapat menekan pertumbuhan semua mikroorganisme jika disimpan
dengan benar. Jumlah mikroorganisme dalam tepung relatif sedikit dan penambahan pemutih dapat mengurangi jumlah mikroorganisme. Ketika
terjadi kenaikan a
w
, bakteri dari genus Bacillus dan kapang dari beberapa