Aspek Ekonomi TINJAUAN PUSTAKA

persen.Lenyapnya hutan di Pulau Sumaterajuga sangat mencemaskan, khususnya di Provinsi Riau yang mempunyai hutan gambut dataran rendah paling luas di Indonesia. Penilaian penebangan hutan dan degradasi hutan dari tahun 1982 sampai dengan tahun 2007 Uryu et al. 2008 menunjukkan kehilangan 65 persen hutan selama masa 25 tahun, atau hilangnya sekitar 4,2 juta hektar hutan. Disamping itu juga adanya kekhawatiran tentang perubahan iklim akibat pemanasan global yang sebagian besar berasal dari kegiatan pembakaran bahan bakar fosil untuk industri dan transportasi. Diperkirakan bahwa penebangan hutan memberikan kontribusi sekitar 18 persen dari emisi gas rumah kaca global Stern 2006. Sumber signifikan gas rumah kaca lainnya berkenaan dengan industri kelapa sawit adalah kegiatan pembakaran lahan untuk penyiapan lahan yang mengemisikan gas CO 2 carbon dyoxide dan kegiatan kolam perawatan limbah pabrik minyak kelapa sawit yang mengemisikan gas CH 4 Kegiatan pembangunan dan kelestarian lingkungan hidup adalah dua bagian yang satu dengan yang lainnya saling mendukung dan tidak dapat dipisahkan. Tidak akan terjadi sebuah pembangunan dalam kehidupan manusia jika tidak ada lingkungan yang mendukung kearah terwujudnya pembangunan tersebut. Interaksi antara pembangunan dan lingkungan hidup membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem.Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Kegiatan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akanmeningkatkan permintaan atas sumber daya alam, sehingga timbul tekanan terhadap sumber daya alam.Faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan ialah: methane. 1. Terpeliharanya proses ekologi yang esensial. 2. Tersedianya sumber daya alam yang cukup. 3. Lingkungan sosial-budaya dan ekonomi yang sesuai. Pembangunan yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya alam, menjadi sarana untuk mencapai keberlanjutan pembangunan dan menjadi jaminan bagi kesejateraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Oleh karena itu, lingkungan hidup Indonesia harus dikelola dengan prinsip melestarikan fungsi lingkungan hidup yang serasi, selaras dan seimbang untuk menunjang pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup bagi peningkatan kesejahteraan dan mutu generasi masa kini dan generasi masa depan. Berkaitan dengan perkebunan kelapa sawit, pengelolaan kebun merupakan upaya pemanfaatan semua komponen perkebunan kelapa sawit seperti sumberdaya alam, sumberdaya manusia, teknologi dan modal secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yaitu perkebunan kelapa sawit berkelanjutan Lubis 1994. Sesuai dengan perkembangan teknologi dan kondisi di lapangan, pengelolaan perkebunan inti rakyat kelapa sawit berkelanjutan seyogyanya mengacu pada faktor-faktor kunci yaitu aspek sumberdaya lahan, aspek sumberdaya manusia, aspek modal, aspeksarana produksi, aspek teknologi dan aspek legalitas Pahan 2006. Mempertimbangkan peranan kelapa sawit bagi pembangunan perekonomian nasional, baik saat ini maupun saat mendatang, pengelolaan kelapa sawit yang tepat sesuai dengan kondisi biofisik, ekonomi dan sosial yang spesifik lokasi menjadi semakin penting agar komoditas sawit tetap menjadi komoditas strategis. Pemerintah Indonesia secara konsisten telah, sedang dan akan tetap mendukung pengembangan komoditas sawit berkaitan dengan peranannya dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional. Dukungan tersebut tercermin dari luasnya penyediaan lahan untuk pengembangan sawit sekitar 9,8 juta hektar, tersebar terutama di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Sumberdaya manusia juga relatif tersedia di lokasi-lokasiyang dijadikan sentra pengembangan sawit, walaupun masih tetap memerlukan peningkatan kapasitas capacity bulding agar mempunyai skill sesuai dengan yang dibutuhkan dalam pengelolaan sawit Poeloengan2002. Demikian juga dengan kondisi infrastruktur yang umumnya masih memerlukan perbaikan agar proses produksi dan pengolahan pasca panen sawit lancar dan efisien. Untuk itu, diperlukan strategi pengelolaan yang tepat dalam pengembangan kelapa sawit mulai dari perencanaan sampai ke jaringan pemasaran. Poeloengan 2002, menganjurkan strategi pengelolaan perkebunan inti rakyat kelapa sawit berbasis pada : 1. Memperbaiki proses produksi antara lain kesesuaian lahan, kualitas bibit, pemeliharaan yang tepat.

Dokumen yang terkait

Analisis Kehilangan Crude Palm Oil pada Pabrik Kelapa Sawit Bah Jambi PT. Perkebunan Nusantara IV

34 131 131

Language Disorder In Schizophrenia Patient: A Case Study Of Five Schizophrenia Paranoid Patients In Simeulue District Hospital

1 32 102

Local resource based model of peatland management on agroecology of oil palm plantations a case study on agroecology of smallholder oil palm plantations in the Regency of Bengkalis Meranti, Riau Province

1 32 201

Water resource conservation model on sustainable palm oil (Case study Sub watershed Lalindu, North Konawe, South East Sulawesi province )

1 51 197

Local resource-based model of peatland management on agroecology of oil palm plantations: a case study on agroecology of smallholder oil palm plantations in the Regency of Bengkalis-Meranti, Riau Province

0 21 387

SPATIAL PATTERN OF PALM OIL DEVELOPMENT IN NORT SUMATRA AND SOUTH KALIMANTAN A CASE STUDY OF ACTUAL UTILIZATION AND LAND HOLDING STATUS

0 3 15

Diversity and Dispersal of Amphibian in Palm Oil Agriculture Landscape Elements: Case Study PT. Kencana Sawit Indonesia (KSI), Solok Selatan District, West Sumatra

2 20 273

Model Of Sustainable Fishing Management In South Sulawesi

1 6 294

Sustainable agriculture management for palm oil productivity enhancement : a case study at Felda Wilayah Mempaga.

0 2 24

Assessment of Smallholders’ Barriers to Adopt Sustainable Practices: Case Study on Oil Palm (Elaeis Guineensis) Smallholders’ Certification in North Sumatra, Indonesia

0 0 29