Metode Analisis Data Membangun model pengelolaan perkebunan inti rakyat kelapa sawit berkelanjutan.

a. Mengembangkan model berdasarkan teori b. Membangun diagram lintas path diagram dari hubungan kausal c. Konversi diagram lintas ke persamaan dan model pengukuran d. Menentukan jenis matriks dan menduga model e. Mengidentifikasi model struktural f. Menetapkan kriteria kesesuaian model g. Interpretasi dan modifikasi model. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu 1 Analisis Indeks dan Status Keberlanjutan existing condition, 2 Analisis Prospektif, dan 3 Analisis Sistem Dinamis. Tahapan analisis penelitian secara lengkap disajikan pada Gambar 10 Gambar 10. Tahapan analisis penelitian dengan pendekatan sistem  Kajian Pustaka  Survey Lapangan  Hasil Analisis Data  Basis Pengetahuan  Kebijakan Pemerintah  Pendapat Pakar Analisis Keberlanjutan Rapfish Modified  Status Keberlanjutan  Faktor Sensitif yang Mempengaruhi Pengelolaan perkebunan kelapa sawit  Tujuan yang ingin dicapai  Tujuan Penelitian  Analisis Kebutuhan Stakeholders  Faktor Dominan Penilaian Pakar dan Berbasis Pengetahuan Faktor Dominan dari Stakeholders Analisis Prospektif Faktor Dominan dari Pakar dan Stakeholders Analisis Sistem Dinamis Submodel-submodel Dinamis Mendukung Pengelolaan perkebunan inti rakyat kelapa sawit Berkelanjutan Model Kebijakan Pengelolaan perkebunan inti rakyat kelapa sawit Berkelanjutan Tidak Implementasi Model Ya Validasi Model

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1. Kondisi Geografis

Secara geografis Kabupaten Muara Enim terletak antara 4 °- 6° Lintang Selatan dan antara 104 ° - 106° Bujur Timur. Dengan batas wilayah di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin dan Kotamadya Palembang, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu Ulu dan Kabupaten OKU Selatan, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Musirawas dan Kabupaten Lahat dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir OKI, Kabupaten Ogan Ilir dan Kotamadya Prabumulih. Kabupaten Muara Enim merupakan salah satu simpul dari pusat distribusi hasil perkebunan termasuk kelapa sawit. Jika dilihat dari letak geografisnya, Kabupaten Muara Enim memiliki nilai sangat strategis karena dikelilingi oleh delapan kabupaten yang masing-masing memiliki kebun dan pabrik kelapa sawit. Hal ini merupakan salah satu keunggulan komparatif yang dimiliki Kabupaten Muara Enim dalam menghadapi pasar produksi kelapa sawit.

4.2. Iklim

Kabupaten Muara Enim memiliki curah hujan yang bervariasi antara 88,36 7,09 mm sampai dengan 435,3619,27 mm sepanjang tahun 2009. Bulan Desember merupakan bulan dengan curah hujan paling banyak. Suhu udara rata- rata pada siang hari berkisar antara 23° C- 24º C. Informasi curah hujan dan hari hujan rata-rata bulanan dari 4 stasiun pengukuran iklim di sekitar lokasi penelitian disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Curah Hujan Rata-Rata Bulanan di 4 Stasiun Iklim di Wilayah Penelitian Bulan Muara Enim Ujan Mas Gunung Megang Rambang Dangku CH HH CH HH CH HH CH HH Januari 610 19 145 11 639 20 175 9 Februari 204 26 360 14 247 15 263 12 Maret 231 12 203 7 148 18 191 9 April 336 15 246 13 176 5 285 12 Mei 123 11 157 7 191 4 120 6 Juni 47 7 26 5 241 8 50 5 Juli 101 6 190 9 49 6 103 8 Agustus 42 6 31 7 43 7 78 6 September 134 7 168 6 153 3 43 2 Oktober 276 9 110 7 248 7 144 3 November 146 10 165 11 239 9 615 8 Desember 399 21 481 21 655 19 617 18 Keterangan: CH: curah hujan; HH: hari hujan Sumber : BPS 2010.

4.3. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya

4.3.1. Kependudukan

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Muara Enim, jumlah penduduk Kabupaten Muara Enim pada Oktober tahun 2000 BPS 2000 berjumlah 598.678 jiwa. Sepuluh tahun sebelumnya, wilayah yang sama dihuni oleh 489.295 jiwa. Dengan demikian selama kurun waktu 1990-2000 terjadi pertumbuhan sebesar 2,04 persen per tahun. Laju pertumbuhan penduduk itu ternyata jauh lebih lambat dibandingkan kurun waktu 1980-1990 yang melaju dengan 3,14 persen per tahun. Jumlah penduduk itu terus bertambah hingga berjumlah 668.341 jiwa pada tahun 2009 atau naik 1,12 persen dibanding tahun 2008 yang berjumlah 660.906 jiwa. Pertumbuhan penduduk ternyata tidak berdampak pada pemerataan penyebaran penduduk. Sebagian besar penduduk cenderung terpusat di sekitar ibu kota kecamatan seperti Kecamatan Muara Enim, Lawang Kidul dan Tanah Abang. Ketiga kecamatan ini ditempati oleh sekitar 21,23 persen penduduk, sementara luas wilayahnya hanya 8,11 persen dari luas kabupaten. Sebaliknya, Kecamatan Lubai, Gunung Megang, dan Talang Ubi yang merupakan kecamatan dengan wilayah terluas 25,16 persen dari luas kabupaten hanya ditempati sekitar 23,06 persen penduduk. Jumlah penduduk di wilayah penelitian disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Jumlah Penduduk Kecamatan Muara Enim, Gunung Megang, Ujan Mas dan Kecamatan Rambang Dangku Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009. No Kecamatan Ratio jenis kelamin Laki-Laki jiwa Perempuan jiwa Jumlah jiwa 1 Muara Enim 103,88 27.745 26.708 54.453 2 Gunung Megang 105,07 26.903 25.604 52.507 3 Ujan Mas 104,86 12.116 11.554 23.670 4 Rambang Dangku 103,13 24.442 23.700 48.142 Jumlah 109,14 91.206 83.566 178.772 Sumber : BPS 2010

4.3.2. Jumlah angkatan kerja

Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Muara Enim pada tahun 2009 sebanyak 319.269 jiwa. Dari jumlah tersebut sebanyak 94,59 persen adalah mereka yang bekerja dan 5,41 persen adalah mereka yang tergolong sebagai kelompok pengangguran terbuka. Sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian 71,42 persen, disusul sektor jasa kemasyarakatan sebesar 9,51 persen. Selebihnya bekerja pada sektor industri, perdagangan dan sektor-sektor lainnya. Tahun 2009 jumlah pencari kerja yang terdaftar di dinas tenaga kerja dan transmigrasi sebanyak 19.282 orang atau naik 19,67 persen dibanding tahun 2008. Sebagian besar dari pencari kerja berpendidikan SLTA ke atas. Adapun jumlah pencari kerja yang sudah ditempatkan sebanyak 1.855 orang atau 9,62 persen dari total jumlah pencari kerja tahun 2009 BPS 2010. Rincian jumlah penduduk dengan mata pencahariannya disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 . Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas yang Bekerja Selama Seminggu Menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Kabupaten Muara Enim Tahun 2009 No Mata Pencaharian Jumlah Perse ntase 1 Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 215.667 71,42 2 Industri Pengolahan 7.338 2,43 3 Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan Hotel 25.124 8,32 4 Jasa Kemasyarakatan 28.717 9,51 5 Lainnya Pertambangan dan Penggalian; Listrik, Gas,dan Air; Bangunan; Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi; Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah, dan Jasa Perusahaan 25.124 8,32 4.3.3.Tingkat Pendidikan Penduduk Jumlah sarana pendidikan di Kabupaten Muara Enim pada semua jenjang pendidikan mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 jumlah sekolah TK sebanyak 89 atau bertambah 9,88 persen dibanding tahun 2008. Jumlah sekolah dasar dan MI sebanyak 497 atau bertambah 0,4 persen. Pada tingkat SLTPMTs terdapat 136 sekolah atau meningkat 3,68 persen. Sedangkan Sekolah SMUSMKMA pada tahun ini menjadi 74 atau naik 1,37 persen. Jumlah tenaga pengajar juga mengalami peningkatan pada semua jenjang pendidikan. Jumlah guru TK pada tahun 2009 sebanyak 407 orang, meningkat 8,6 persen dari tahun 2008. Guru SDMI sebanyak 4.607 meningkat 22 persen. Untuk tingkat SLTPMTs jumlah guru sebanyak 1.958 orang atau naik 0,82 persen dari tahun 2008. Sedangkan pada sekolah SMUSMKMA terdapat 1.396 guru, meningkat 1,31 persen. Partisipasi sekolah penduduk juga meningkat. Pada tahun 2009 jumlah murid TK sebanyak 4.166 orang, menurun 6,2 persen. Murid SDMI sebanyak 100.213 orang, menurun 0,69 persen Pada tingkat SLTPMTS jumlah murid sebanyak 34.492 orang, meningkat 5,11 persen. Sedangkan pada tingkat SMUSMKMA terdapat 22.637 siswa atau meningkat 2,66 persen dibanding tahun 2008. Peningkatan jumlah murid lebih besar dibandingkan peningkatan jumlah sekolah, yang ditunjukkan dengan angka rasio murid sekolah yang semakin besar angkanya pada semua jenjang pendidikan kecuali pada tingkat SD dan SLTP. Adapun penambahan jumlah guru sudah cukup baik, yaitu dengan semakin turunnya angka rasio murid-guru pada semua jenjang pendidikan, kecuali pada tingkat SLTP, MTs, dan MA yang angka rasio murid-gurunya mengalami kenaikan dibanding tahun 2008.

4.4. Kondisi tanah dan topografi

Sebagian terbesar, yaitu sekitar 42,23 persen dari luas wilayah Kabupaten Muara Enim adalah berupa padzolik merah–kuning, diikuti Alluvial sekitar 26,03 persen dari luas wilayah. Tanah Podzolik merah-kuning dan Alluvial terutama tersebar disekitar Kecamatan TanjungAgung, MuaraEnim, TalangUbi, dan Gelumbang. Jenis Tanah lain yang cukup besar peranannya dalam komposisistruktur tanah adalah latosol 7,64 persen, Asosiasi Podzolik coklat kekuning-kuningan dan hidromorf kelabu 7,59 persen, Asosiasigley 6,79 persen, danAndosol 5,54persen. Kondisi topografi daerah cukup beragam. Daerah dataran tinggi di bagian barat daya, merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan. Daerah ini meliputi Kecamatan Semende Darat Laut, Semende Darat Ulu, Semende Darat Tengah dan Kecamatan Tanjung Agung. Daerah dataran rendah kecamatan Gunung Megang, Rambang Dangku dan Muara Enim BPS, 2010

Dokumen yang terkait

Analisis Kehilangan Crude Palm Oil pada Pabrik Kelapa Sawit Bah Jambi PT. Perkebunan Nusantara IV

34 131 131

Language Disorder In Schizophrenia Patient: A Case Study Of Five Schizophrenia Paranoid Patients In Simeulue District Hospital

1 32 102

Local resource based model of peatland management on agroecology of oil palm plantations a case study on agroecology of smallholder oil palm plantations in the Regency of Bengkalis Meranti, Riau Province

1 32 201

Water resource conservation model on sustainable palm oil (Case study Sub watershed Lalindu, North Konawe, South East Sulawesi province )

1 51 197

Local resource-based model of peatland management on agroecology of oil palm plantations: a case study on agroecology of smallholder oil palm plantations in the Regency of Bengkalis-Meranti, Riau Province

0 21 387

SPATIAL PATTERN OF PALM OIL DEVELOPMENT IN NORT SUMATRA AND SOUTH KALIMANTAN A CASE STUDY OF ACTUAL UTILIZATION AND LAND HOLDING STATUS

0 3 15

Diversity and Dispersal of Amphibian in Palm Oil Agriculture Landscape Elements: Case Study PT. Kencana Sawit Indonesia (KSI), Solok Selatan District, West Sumatra

2 20 273

Model Of Sustainable Fishing Management In South Sulawesi

1 6 294

Sustainable agriculture management for palm oil productivity enhancement : a case study at Felda Wilayah Mempaga.

0 2 24

Assessment of Smallholders’ Barriers to Adopt Sustainable Practices: Case Study on Oil Palm (Elaeis Guineensis) Smallholders’ Certification in North Sumatra, Indonesia

0 0 29