Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan
yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan
tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi penyediaan unsur
hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil produktivitas yang maksimal. Pemupukan pada tanaman
kelapa sawit bertujuan untuk menyediakan kebutuhan hara bagi Tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh baik dan mampu berproduksi maksimal dan
menghasilkan minyak berkualitas baik Adiwiganda dan Siahaan, 1994.
8.2.2. Produktifitas Kebun Suli inti dan Kebun Suni plasma tahun tanam 1987, 1988 dan 1989
Gambar 34 .Produktifitas kebun suli inti dan kebun suni plasma Produktifitas kebun inti jauh lebih tinggi dibandingkan plasma, tahun tanam 1987,
produksi plasma hilang sebesar 45 dan tahun tanam 1988 sebesar 41 serta tahuna tanam 1989 sebesar 8,9 Gambar 34. Menurut Dinas Perkebunan
2009, rendahnya tingkat produktivitas dan mutu hasil merupakan masalah utama dalam perkebunan. Hal ini disebabkan karena belum maksimalnya pengelolaan
usaha tani perkebunan dalam penerapan teknologi maju terutama penggunaan benih unggul yang bermutu, pupuk, pengendalian hama, penyakit dan gulma, serta
penanganan panen dan pasca panen. Di samping masih rendahnya tingkat kemampuan SDM lemahnya kelembagaan petani yang ada dan lemahnya posisi
rebut tawar bargaining position, sehingga petani pekebun belum dapat
17.281 17.864
16.006 11.089
10.288 14.596
6.192 7.576
1.410 -
2.000 4.000
6.000 8.000
10.000 12.000
14.000 16.000
18.000 20.000
1987 1987
1988 1988
1989 1989
1990
P ro
d u
kt iv
it as
kg kh
Tahun Tanam
Inti Suli Plasma Suni
Selisih I-P Kotor
menikmati nilai tambah yang memadai baik dari kegiatan produksi atau “on farm” maupun kegiatan pasca produksi atau “off fam”.
Berdasarkan pengamatan di lapangan tidak berjalannya kelembagaan petani, seperti kelompok tani dan KUD, disebabkan ketidakpercayaan petani terhadap
pengurus yang ada berdasarkan pengalaman awal pendirian kelembagaan tersebut, disamping hadirnya kelompok tani dan KUD dirasakan menambah beban biaya
bagi petani dan manfaatnya kurang dirasakan.
8.2.3. Analisis Dampak terhadap peningkatan kesejahteraan petani
Hasil keuntungan kotor rata-rata per hektar jika petani plasma mengikuti pola pemupukan inti adalah Rp 7.588.814,- jika dilakukan tambahan pemupukan
NPK sebanyak 155 kg hingga 207 kg setiap hektarnya, tergantung tahun tanam. Artinya diperlukan biaya tambahan pemupukan NPK sebesar Rp 119.516,-
hingga Rp 156.135,- setiap hektarnya. Hal ini akan tetap meningkatkan keuntungan hingga Rp 7.446.289,- setiap hektarnya. Hal ini bisa dipenuhi oleh
peningkatan keuntungan petani plasma jika memiliki minimum 2 ha lahan dengan pola pemupukan inti, atau keuntungan dari 2 ha lahan sebesar 2 x Rp
7.446.289,- = Rp 14.892.578,- Apabila dikaitkan dengan UMP Sumsel 2012 Rp. 1.195.220,- per bulan atau Rp.14.342.640,- per tahun, seperti terlihat pada
gambar 35.
Sumsel 2012
Rp 1.195.220,- per bulan atau Rp 14.
3 Gambar 35. Keuntungan petani plasma menggunakan pola pupuk inti
9.136.152 11.207.936
1.994.779 151.923
156.135 119.516
- 20.000
40.000 60.000
80.000 100.000
120.000 140.000
160.000 180.000
- 2.000.000
4.000.000 6.000.000
8.000.000 10.000.000
12.000.000
1986 1987
1988 1989
1990
B ia
y a
T a
mb a
h a
n R
p h
a
K e
u n
tu n
g a
n R
p h
a
Tahun Tanam
Selisih Keuntungan Bersih Rpha Biaya Tambahan Pupuk Rpha